Tidak Terpengaruh Kekeringan, Petani Cabai di Cianjur dan Sukabumi Mampu Pasok Jakarta 10 Ton Per Hari

TN, trustnews.id
Selasa, 23 Juli 2019 | 15:51 WIB


Tidak Terpengaruh Kekeringan, Petani Cabai di Cianjur dan Sukabumi Mampu Pasok Jakarta 10 Ton Per Hari
Dirjen Hortikultura, Suwandi saat melakukan kunjungan ke lahan pertanian di Cianjur
Pasokan cabai dari Cianjur ke Jakarta dipastikan aman.‎ Para petani di wilayah Cianjur ini tetap mampu berproduksi tinggi kendati mengalami kekeringan.


Kabid Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, Hasan mengatakan produksi cabai di Cianjur saat ini tetap surplus kendati terjadi kekeringan. "Produksi cabai kita masih surplus bahkan kita masih mampu pasok ke Jakarta diatas 10 ton per hari," kata Abah Hasan, di Cianjur, kemarin.

Memang, harga cabai saat ini masih tinggi. Untuk cabai keriting saja harga masih berkisar Rp 45 ribu hingga Rp 47 ribu per kilogram. Namun menurutnya, harga tersebut masih terbilang wajar karena memang permintaan dari pasaran saat ini cukup tinggi. "Biasanya karena hukum suplai demand saja. Selain itu memang konsumsi masyarakat tinggi karena biasanya di bulan-bulan ini juga banyak hajatan. Mulai dari Bulan Syawal (Lebaran) sampai Muharram ini banyak hajatan di masyakat tinggi sehingga konsumsi meningkat. Tapi bukan karena kekeringan," tambah dia.

‎Ketua Kelompok Tani Gede Harapan Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur Udin Suherlan mengatakan kunci pertanian di Cianjur saat ini sehingga petani cabai bisa tetap berproduksi sepanjang tahun karena ada irigasi yang baik. "Tapi agar lebih maksimal, produksi lebih meningkat, ada bantuan untuk program pipanisasi karena sumber air disini ada. Jadi kurang maksimal karena terkendala air," katanya.

Udin menuturkan, petani di wilayahnya memproduksi beraneka sayuran dan cabai. Selain cabai keriting, salah satu komoditas yang menjadi unggulan di Rekbrong adalah Cabai Paprika. ‎"Jadi peluang usaha disini bagus," katanya.


Menurut Udin, salah satu kunci kesuksesan petani di wilayahnya adalah efisiensi produksi. Salah satu upaya menekan biaya produksi para petani adalah dengan menggunakan pestisida alami. "Kalau dulu biasanya per hektar Rp 90 hingga 100 juta, sekarang dengan pestisida alami bisa pangkas 25 persen menjadi Rp 70 hingga 75 juta," tambah dia.

Di tempat yang sama, Dirjen Hortikultura Suwandi mengatakan, selain Cianjur, petani cabai di Sukabumi juga masih mampu memasok cabai diatas 10 ton perhari. Kepastian tersebut diperoleh setelah pihaknya menggelar  koordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian Sukabumi,  dan pelaku usaha cabai di Sukabumi.

"‎Saya kan hitungnya secara makro. Kalau di Jakarta  sudah masuk 25 truk (cabai) ya berarti pasokan aman. Kalau kurang dari 25 truk berarti harga akan naik," kata Suwandi.

Namun demikian, dia berharap kenaikan harga cabai ini bisa disikapi dengan baik. Toh, petani juga saat ini bisa menikmati harga cabai yang ada saat ini. "Petani kita ini kan tahan banting, kuat. Tapi masih ada tugas lain buat efisien biaya dan bersatu naik kelas dari kelompoktani menjadi koperasi bahkan korporasi. Klo masuk ke Jakarta 25 truk aman...harga turun mulai panen. Klo kurang 20 truk harga naik itu. Petani kuat, pantang mrnyerah,  tidak mengeluh, cemas, seluruhnya disikapi baik. Tapi masih ada tugas lain untuk buat pertanian lebih efisien lagi dah hasil lebih bagus. Kalau bagus manfaatnya kan buat petani juga. Jangan sampai kalah, tekan biaya produksi yang serendah-rendahnya dengan hasil (produksi) setinggi-tingginya," tambah dia.