PT Djakarta Lloyd (Persero) Terima Dua Penghargaan Marketeers Omni Brand of The Year 2020
Jumat, 11 September 2020 | 16:52 WIB
Foto: istimewa
“Digitalisasi bisnis kami terapkan di berbagai macam aspek, mulai dari pengelolaan keuangan, pemasaran, pengelolaan sumber daya, dan operasional bisnis. Kami ingin mengintegrasikan semua ini,” ujar Sutoyo, Direktur Utama PT Djakarta Lloyd (Persero).
Salah satu aspek yang menggunakan teknologi digital adalah sistem keuangan yang terintegrasi antardivisi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan serta keterbukaan informasi keuangan perusahaan. Perusahaan juga membenahi sistem sumber daya manusia (SDM) yang terintegrasi. Termasuk implementasi sistem operasional kapal berupa Seafarers with Designated Security Duties (SDSD) untuk memonitor keadaan armada kapal yang dijalankan oleh divisi operasional dari kantor pusat.
Suyoto menambahkan, digitalisasi yang terintegrasi membuat analisis data menjadi lebih mudah dan cepat. Selain itu, pendokumentasian data menjadi lebih baik. “Proses analisis data dan kejadian yang cepat dari mana dan kapan saja membantu perusahaan mengambil keputusan dengan cepat. Muaranya adalah untuk kepuasaan konsumen,” tambahnya.
Djakarta Lloyd juga telah mengembangkan sistem e-procurement yang dapat membantu divisi pengadaan memenuhi kebutuhan barang dan jasa untuk menunjang operasional, seperti penyediaan suku cadang, bahan bakar, hingga servis kapal lain. Sistem ini pun mendukung perusahaan untuk mengedepankan konsep keterbukaan, transparasi, dan keakuratan data.
Data e-procurement juga terus ditambah. Hanya para vendor yang telah melalui proses verifikasi yang bisa menjadi rekan perusahaan. Jadi, ketika ada tender atau lelang Djakarta Lloyd akan mengambil dari daftar e-procurement terlebih dahulu.
Djakarta Lloyd juga sedang menyiapkan platform marketplace. Sistem ini akan mempertemukan para pemilik kargo dan pemilik kapal. Sistem ini juga dikembangkan untuk mengoptimalkan pemasaran kapal milik perusahaan. “Namanya Go-Ship. Nama ini mudah diingat dan terasa familier,” kata Suyoto.
Perusahaan milik negara ini juga membuat aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) untuk mengintegrasikan seluruh proses bisnis. Pada tahap awal, akan dilakukan pengembangan Modul Finance & Human Capital Management (HCM). Sebuah sistem untuk kemudahan pengelolaan data-data keuangan, data produksi, pengadaan, sumber daya manusia, pengelolaan proyek, maupun aspek bisnis lainnya yang dimiliki perusahaan.
Sistem ini akan memudahkan manajemen mengambil keputusan dari sisi keuangan, produksi, pengadaan, pengembangan sumber daya manusia, maupun aspek lainnya. “Data tersebut akan diintegrasikan, sehingga menghasilkan informasi yang memadai bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan penting,” ungkapnya.
Semua inovasi ini terus diukur keberhasilannya. Misalnya, customer advocacy yang menjadi tolok ukur keberhasilan proyek digitalisasi ini. Melalui advokasi konsumen, perusahaan mendapatkan gambaran mengenai peningkatan atau penurunan layanan kepada pelanggan itu sendiri.
Perusahaan juga mengukur tingkat kapitalisasi data dan operasi bisnis. Kapitalisasi data memberikan gambaran serta analisis untuk memetakan kebutuhan pasar dan menentukan kebijakan perusahaan. “Harapannya, inovasi ini memberikan manfaat positif terhadap perusahaan dan memudahkan konsumen dalam menjalankan kerja sama bisnis dengan kami,” lanjut Suyoto.
Penerapan omni juga dilakukan oleh perusahaan ketika menggelar program CSR. Dalam hal ini, perusahaan mengampanyekan CSR mereka agar mampu menjangkau lebih banyak orang dan membangun awareness.
Soal CSR, perusahaan telah melakukan beberapa program, khususnya untuk menjawab persoalan pandemi COVID-19. Mulai dari melakukan SWAB Test secara rutin untuk para karyawan hingga menyumbang berbagai alat kesehatan dan perlengkapan medis ke 16 Puskesmas di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Suyoto optimis mampu membawa Djakarta Lloyd meraih kembali kejayaannya. Hal tersebut tentu dengan dukungan semua pihak melalui sinergi antarBUMN.
BACA JUGA