Pesonna Indonesia Jaya Tak Sekedar Kelola Aset Pegadaian
Minggu, 14 Januari 2024 | 12:19 WIB
Dok, Istimewa
Hal ini selaras dengan keinginan pemerintah yang merencanakan untuk melakukan pengelolaan serta pemanfaatan dan pengembangan aset milik BUMN yang tidak digunakan dengan cara mengoptimalkan aset yang dimiliki perusahaan.
Muhammad Nurkasan, Direktur Utama PT Pesonna Indonesia Jaya (PIJ), mengatakan, dari 5 lini bisnis yang dikelola, saat ini PIJ mengelola 4 lini bisnis yaitu construction property, building management, kafe dan travel manajemen.
Adapun hotel yang semula dikelola PIJ dilepas setelah Kementerian BUMN membentuk holding hotel BUMN. Upaya perampingan BUMN sebagai institusi bisnis dan global player, menjalankan dan mendukung program pemerintah di bidang pariwisata, serta meningkatkan daya saing dan penciptaan nilai dari konsolidasi bisnis hotel BUMN.
"Awalnya PIJ mengelola 9 hotel di Surabaya (Ampel), Makassar, Pekanbaru, Semarang, Gresik, Tegal, Pekalongan, serta Yogyakarta. Namun karena ada kebijakan Kementerian BUMN membentuk holding hotel BUMN, maka PIJ melepas lini hotel dan kemudian membentuk Pesona Kitchen," ujar Muhammad Nurkasan kepada TrustNews.
Diakuinya, di usia ke 8 tahun PIJ, ke semua lini bisnis yang dikelola memiliki risiko strategis dalam memenangkan persaingan dunia usaha. Lini konstruksi, misalnya. Ketatnya persaingan dalam memperoleh proyek, tentu memberikan tekanan. Mengingat perkembangan sektor konstruksi sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi nasional.
"Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup signifikan karena sejumlah proyek ditunda atau bahkan dibatalkan akibat adanya refocusing," ujarnya.
"Dunia konstruksi baru kembali menggeliat pasca pandemi di tengah ancaman resesi global dan tahun politik, kondisi ini tentu membuat persaingan menjadi ketat. Ini menjadi tantangan bagi PIJ untuk memperbaiki bagaimana tim PIJ bisa memberikan output yang baik buat klien," tambahnya.
Dia melanjutkan, kondisi yang tak jauh berbeda dialami lini Travel Management yang tidak saja terfokus pada penjualan tiket untuk corporate, tapi juga melayani tour and travel juga menghadapi persaingan yang ketat.
"Persaingannya sangat ketat ditambah lagi adanya aplikasi-aplikasi layanan yang memudahkan konsumen dan itu tantangan yang masih lumayan berat yang haru kami hadapi. Tapi kami yakin bisa kita hadapi dan sudah memiliki aplikasi tapi untuk sementara kita pakai corporate. Kedepannya baru bisa untuk retail perorangan sehingga dapat mengikuti persaingan," tegasnya.
Seiring meredanya pandemi, bisnis pengelolaan gedung memiliki potensi besar karena bisnis mulai kembali menggeliat. Selain itu, pemain dalam bisnis pengelolaan gedung tidak terlalu banyak, kondisi ini membuka peluang PIJ untuk memperoleh cuan.
"Building Manajemen sendiri memiliki potensi yang sangat besar, karena kita lihat sendiri gedung perkantoran sangat banyak sekali. Ini merupakan peluang sebenarnya bagi kami karena dapat memperluas market bagi PIJ, karena gedung perkantoran pasti membutuhkan jasa ini," ungkapnya.
Adapun bisnis kedai kopi, The Gade Coffee & Gold, menurutnya, PIJ hanya sebagai operator karena keberadaannya menempel dengan kantor-kantor Pegadaian. Alasan kedai kopi ini dibangun, salah satunya agar menjadi tools untuk Pegadaian dalam memajukan bisnis. Hal ini didorong langkah pemerintah yang membuka bisnis gadai untuk swasta sehingga persaingan di industri ini semakin ketat.
"Kalau kedai kopi itu milik Pegadaian, sedangkan PIJ ditunjuk sebagai operatornya. Kami menyediakan sumber daya manusia dan kami yang jualan, karena gedungnya milik Pegadaian. Tujuannya untuk mensupport program Pegadaian," pungkasnya.
BACA JUGA