ID FOOD Fokus Perbaiki Fundamental Perusahaan

Hasan, trustnews.id
Senin, 11 September 2023 | 23:44 WIB


ID FOOD Fokus Perbaiki Fundamental Perusahaan
TRUSTNEWS.ID,. - Usianya memang terbilang masih kinyis-kinyis, tepatnya satu tahun delapan bulan. Namun dalam urusan kinerja tak perlu diragukan kehandalannya. Holding BUMN Pangan atau dikenal dengan ID FOOD ini merupakan hasil penggabungan sejumlah BUMN plat merah, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI, PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Perikanan Indonesia (Persero) atau Perindo, PT Berdikari (Persero) dan PT Garam (Persero). Dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sebagai induk holding.

Frans Marganda Tambunan, Direktur Utama ID FOOD, mengatakan, ID FOOD merupakan sebuah ekosistem pangan yang terintegrasi dengan ragam jenis usaha, mulai dari pertanian, peternakan, garam, perikanan, gula, teh, manufaktur, sawit, serta perdagangan dan logistik.

"Visi besarnya tidak saja menjadi perusahaan produsen pangan terbesar di tanah air. Tapi ID FOOD menjadi perusahaan kelas dunia," ujar Frans Marganda Tambunan menjawab TrustNews.

Menurut Frans, untuk mewujudkan visi besar tersebut ID FOOD terus melakukan konsolidasi internal hingga membentuk identitas dan budaya kerja yang benar-benar baru. Ini dilakukan melihat latar belakang BUMN yang bergabung memiliki budaya kerja dan pola rekrutmen sumber daya manusia (SDM) yang berbeda-beda.

"Pada saat jadi holding karena kebetulan titik startnya tidak sama. Jadi memang pekerjaan rumah kita untuk mensinkronisasinya. Di dua tahun pertama ini, kita memang sangat fokus untuk perbaikan fundamental operasional dari semua anak-anak perusahaannya. Mulai dari struktur kewenangan, model bisnisnya kemudian human capitalnya," ungkapnya.

"Tanpa fundamental, maka mustahil kita bicara tentang competitiveness di era global dan sebagainya. Jadi basic-basic kita benarin dulu. Infrastruktur, pabrik kita benarin lagi. Dan yang paling signifikan beberapa anak perusahaan adalah memperbaiki restriksi keuangannya. Karena ada beberapa anak perusahaan yang tidak bankable," paparnya.

Menurut Frans, dalam upaya memperbaiki restriksi keuangan anak perusahaan, induk holding harus mengatur ulang jadwal pembayaran utang anak perusahaan tersebut. Tujuannya agar struktur keuangan perusahaan bisa lebih baik.

"Kita upayakan jadi bankable agar tahun depan sudah bisa mendapat permodalan. Karena kalau kita berpikir model bisnis tapi tidak ada permodalan, sama saja nggak bisa jalan," ujarnya.

Selain itu, menurut Frans, perbaikan fundamental menjadi prioritas karena ID FOOD telah memancang target pendapatan di tahun 2023 sebesar Rp17,23 triliun. Nilai ini meningkat dari pendapatan tahun 2022 yang sebesar Rp15,7 triliun. Laba kotor juga ditargetkan sebesar Rp2,66 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,82 triliun. Demikian juga target EBITDA tahun 2023 juga naik menjadi Rp1,05 triliun dari EBITDA tahun 2022 yang sebesar Rp375 miliar.

Frans mengatakan, beberapa program yang akan dilakukan ID FOOD untuk mencetak target-target tersebut. Pertama adalah melakukan restrukturisasi keuangan, mengingat anggota BUMN Pangan saat ini masih memiliki postur keuangan yang belum baik. Harapannya, restrukturisasi keuangan dapat berdampak dalam berbagai hal.

Program selanjutnya adalah program penagihan piutang yang juga menjadi program prioritas ID FOOD. Selain itu, program Makmur 2023 sebagai program closed loop pertanian yang bersinergi dengan BUMN lainnya.

“Untuk program Makmur di tahun ini, kami telah merealisasikan tanam sebesar 145.689 hektare, panen 77.840 hektare dengan keterlibatan petani sebanyak 64.896 orang,” kata Frans.

Program ini juga menargetkan luas tanam beberapa komoditas padi dengan luas lahan 47.369 hektar, jagung dengan 20.000 hektar, tebu 112.631 hektar, sawit 65.000 hektar, dan kopi 5.000 hektar.

Program lainnya ialah melakukan penataan struktur portofolio pada anak atau cucu perusahaan melalui divestasi untuk refocussing bisnis ID FOOD. Ada pula rencana pengembangan bisnis bekerjasama dengan mitra strategis, dan melakukan investasi untuk mengoptimalkan produksi.

Ditambahkan Frans, program lainnya adalah penguatan fungsi holding berbasis teknologi dan digitalisasi sistem. Swakelola dan agroforestry untuk meningkatkan ketersediaan pangan melalui pengembangan lahan produksi, melakukan optimalisasi dan penciptaan nilai aset, dan optimalisasi SDM.