Hadapi Krisis Pangan BBPP Ketindan Siapkan P2L
Senin, 20 November 2023 | 23:10 WIB
Dok, Istimewa
Tahun 2023 ini BBPP Ketindan telah melaksanakan pelatihan Perkarangan Pangan Lestari (P2L) 1 angkatan dengan jumlah peserta 30 orang, Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian 1 angkatan dengan jumlah peserta 30 orang, dan Pelatihan Tanaman Obat sebagai Pestisida Nabati 1 angkatan dengan jumlah peserta 30 orang.
Pelatihan P2L merupakan bentuk ketahanan pangan berbasis rumah tangga dengan kegiatan penganekaragaman pangan di pekarangan masyarakat untuk membentuk pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman.
Sedangkan pelatihan pengolahan hasil pertanian bertujuan untuk memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian yang dihasilkan petani.
Adapun Pelatihan tanaman obat sebagai pestisida nabati merupakan salah satu upaya dalam menyukseskan program genta organik yang digaungkan oleh Kementerian Pertanian. Pestisida nabati bisa mengurangi residu kimia dan penggunaan pestisida kimia yang berlebihan. Kementerian Pertanian saat ini juga berupaya untuk mencegah krisis pangan salah satunya dengan pertanian ramah lingkungan. Adapun tujuan pertanian ramah lingkungan lainnya adalah untuk membantu petani lebih efisien dalam mengeluarkan biaya produksi serta hasil produktivitas pertaniannya juga bisa meningkat.
Menurut Sumardi Noor, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Indonesia dan negara-negara di dunia sedang menghadapi tantangan berat di 2023 berupa fenomena El Nino yang membuat curah hujan lebih rendah daripada periode sebelumnya sehingga pasokan air berkurang atau kekeringan. Peristiwa ini berdampak pada beberapa hal, seperti kesehatan, ekonomi, bahkan pangan.
"Menghadapi tantangan tersebut tentunya diperlukan perubahan perilaku petani salah satunya beralih ke teknologi pertanian ramah lingkungan," ujar Sumardi Noor kepada TrustNews.
"Namun merubah perilaku petani membutuhkan waktu yang tidak sebentar, harus terus-menerus dibina dan dikawal. Hal ini juga dimaksudkan agar krisis pangan tidak sampai terjadi di Indonesia. Kedaulatan pangan akan terjaga jika semua pihak bersinergi membangun pertanian yang maju, mandiri, dan modern," tegasnya.
Untuk merubah perilaku petani, lanjutnya, bisa dilakukan dengan memperbanyak petani milenial. Ini mengingat secara usia, para petani di Indonesia sudah berusia lanjut. Data menunjukkan, petani di rentang usia 45- 54 tahun, yakni 9,19 juta jiwa.
Adapun, petani dari kelompok usia 55-64 tahun dan di atas 65 tahun masing-masing sebanyak 6,95 juta jiwa dan 4,19 juta jiwa. Adapun strategi untuk memperbanyak petani milenial yang diterapkan BBPP Ketindan melalui dua cara. Pertama, pelatihan kewirausahaan. Pada tahun 2023 sebanyak 150 orang petani muda dilatih melalui pelatihan kewirausahaan.
Selain itu BBPP Ketindan juga bekerjasama dengan berbagai pihak dalam menumbuhkan petani muda diberbagai wilayah kerja BBPP Ketindan. Antara lain bekerjasama dengan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S), Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA).
Kedua, melalui BPPSDMP, menjalin kerjasama dengan pemerintah Korea Selatan, Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS KOREA).
Kerja sama itu meliputi Project on Enhancing Millenial Farmer’s Income by Adopting K-Smart Farm technologies in Indonesia. Proyek ini akan menjadikan petani milenial sebagai sasaran dalam penerapan teknologi Smart Farming yang di Korea dikenal sebagai K-SMART FARM technology.
"Saat ini BBPP Ketindan melaksanakan long terms yang diikuti oleh 20 orang peserta terdiri dari mahasiswa jurusan pertanian, siswa SMK PP jurusan agribisnis pertanian dan petani muda yang bergerak di bidang smart farming," ungkapnya.
Di luar dua strategi tersebut, lanjutnya, BBPP Ketindan jugamendorong lahirnya sumber daya manusia di tengah masyarakat urban. Dengan melakukan pelatihan kewirausahaan bagi pemuda tani dan melaksanakan kerjasama Pelatihan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) bersama Kabupaten Tuban dengan peserta penyuluh pertanian.
"Tujuan akhir dari pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani melalui semua penyuluh yang telah mengikuti Pelatihan P2L," pungkasnya.
BACA JUGA