Membangun Industrialisasi Ala NTB
Jumat, 26 Mei 2023 | 04:41 WIB
Boleh dibilang, proses menuju industrialisasi secara tidak langsung, bertemu dalam momentum pandemi Covid-19, saat pemerintah mengeluarkan ragam kebijakan pembatasan ruang gerak masyarakat di area publik atau lebih dikenal social distancing. Kebijakan ini ditujukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus.
Kebijakan "mengkarantina" rakyat ini, disertai dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat selama berdiam di rumah, Pemprov NTB memberikan bantuan sosial (bansos) Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang terdiri dari beras 10 kg, telur 20 butir, minyak kelapa/goreng, 1 paket parcel berupa susu kedelai, teh kelor, minyak kayu putih/cengkeh, sabun cair/batang, serta masker non medis.
Uniknya bansos yang diberikan berupa hasil produk IKM dan UKM lokal. adapun langkah-langkah yang tak biasa atau extraordinary ini diambil untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi masyarakat di NTB.
"Kami tidak memberikan bansos berupa uang, tapi kita membagikan produk lokal senilai besaran uang itu. Sehingga dari berasnya, garam beryodium, gula semut, ikan hingga masker non medis hasil masyarakat ini yang kita beli terus dibagikan ke masyarakat," ujar Nuryanti, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB menjawab TrustNews.
Kebijakan dengan sistem 'dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat' ini, rupanya memberikan dampak bagi perputaran roda ekonomi masyarakat NTB secara signifikan.
"Pasca pandemi kita tidak memulai dari nol. Kita sudah punya pondasi yang terbentuk pada saat pandemi itu tinggal kita standarisasi produknya, perbaiki pengemasannya dan masuklah kami ke pasar digital," ucapnya.
"Kita juga punya pasar digital namanya NTB Mall dan masyarakat bisa membelinya baik secara offline maupun online. Untuk online masyarakat cukup mendownload Mall NTB di handphone android dan tinggal pilih barang yang mau dibeli, karena Mall NTB menyediakan semua produk lokal NTB. Ekspedisinya sudah terfasilitasi pengantarannya ke luar daerah sudah ada dan pengiriman ke seluruh Indonesia sudah ada," paparnya.
Bak "tumbu ketemu tutup" upaya yang hilirisasi yang dilakukan Pemprov NTB selaras dengan arah kebijakan pemerintah terkait Kebijakan Industri Nasional 2022-2024 yang turunannya berupa Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) NTB.
"Ada enam sektor industri prioritas yang kami selaraskan dengan sepuluh prioritas nasional," ujarnya.
Kenam sektor prioritas tersebut, yakni industri pangan, industri hulu agro, industri permesinan alat transportasi, industri hasil pertambangan, Industri Kosmetik, Farmasi Herbal dan Kimia dan industri kreatif.
Untuk Industri pangan, menurutnya, pada 2020 lalu telah menorehkan sejumlah capaian, dimulai dari kegiatan standardisasi dan sertifikasi olahan pangan lokal (halal, merek, BPOM PIRT, dan Uji Laboratorium produk lainnya). Kemudian pelibatan IKM NTB dalam penyediaan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) “Gemilang” mengurangi dampak Covid-19.
Selain itu, ada Bimtek dan pendampingan bersama BPOM untuk pangan lokal dalam kemasan/kaleng ayam Rarang, ayam Taliwang, sate Rembiga, sate pusut serta olahan hasil pertanian/ perkebunan. Perikanan/kelautan dan peternakan juga hasil hutan bukan kayu lainnya.
Untuk industri hulu agro, juga mulai menampakkan capaiannya. Misalnya Industrialisasi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti minyak atsiri, minyak cengkeh, minyak kayu putih dan lain-lain. Capaian yang kalah pentingnya dalam industri Agro ini, adalah Pembangunan pabrik pakan terbesar di NTB (Feedmill) berlokasi di STIPark Banyumulek.
Sedangkan industri permesinan alat transportasi, telah mencatatkan sejumlah hasil karya putra putri NTB. Diantaranya pengembangan kendaraan listrik Le-Bui, Matric – B, dan ngebUTS. Berkembangnya aneka mesin-mesin teknologi sederhana dari IKM untuk IKM.
Termasuk prototype dan bimtek pembuatan mesin-mesin untuk mendukung program zero waste, kampung unggas (mesin pakan, penetas telur dan lain-lain), mesin-mesin untuk pakan ternak (pencacah rumput dan lain-lain untuk pakan), dan mesin olahan makanan maupun penyulingan essens oil.
"Untuk kendaraan listrik seperti sepeda listrik, itu ada uji kelayakan jalan dari Kementerian PU, termasuk konversi kendaraan dari motor biasa ke motor listrik. Ini sedang kita lakukan pendampingan. On proses," ungkapnya.
Adapun industri hasil oertambangan. Fokus dalam menyiapkan segala sumber daya untuk program industri turunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat.
Sementara industri kosmetik, farmasi herbal dan kimia, lebih pada pengembangan industri kosmetik dan farmasi herbal (organik Lombok dan teh kelor). Pendampingan pembuatan APD (Alat Pelindung Diri) buatan IKM, standarisasi produk dan bantuan peralatan bagi IKM kosmetik, farmasi herbal dan alat kesehatan (APD).
Sedangkan industri kreatif, sudah mulai menggeliat dan melibatkan kaum milinial sebagai motor penggeraknya. Di dalamnya terdapat Moslem Fashion Industry, pelatihan pewarna alam untuk kain tenun.
"Tugas kita mendampingi dan memberikan pelatihan secara menyeluruh kepada enak sektor industri yang menjadi prioritas yang sejalan dengan RIppin
Itulah Pembinaan yang kami lakukan secara menyeluruh kepada enam sektor industri. SO, enam sub sektor industri prioritas yang sejalan dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)," pungkasnya.
BACA JUGA