Transformasi Hijau Asmin Bara Bronang Di Tengah Tantangan Energi Global
Kamis, 12 Desember 2024 | 09:27 WIB
Dok, Istimewa
Meski begitu, batubara terus menyuplai sebagian besar kebutuhan listrik Indonesia. Namun, di tengah kenyataan yang kompleks ini, salah satu perusahaan pertambangan sedang diam-diam membentuk kembali operasionalnya dan memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam praktik pertambangan yang berkelanjutan.
PT Asmin Bara Bronang (PT ABB), raksasa pertambangan batu bara yang terletak di Kalimantan Tengah, sedang membentuk jalan menuju keseimbangan antara produksi energi dan pengelolaan lingkungan.
Sulit untuk dipungkiri dengan lebih dari 60% listrik Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil, terutama batu bara, PT ABB berada di persimpangan jalan antara lanskap energi yang terus berkembang.
Perusahaan yang memegang izin Perjanjian Kerja Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi 3 ini dijadwalkan untuk terus memproduksi batu bara hingga 2027. Namun, PT ABB bertekad untuk melakukannya dengan cara yang meminimalkan dampak lingkungan dan memaksimalkan kontribusinya terhadap jaringan energi nasional.
"Meski dunia beralih ke energi terbarukan, masih ada kebutuhan untuk batu bara kalori tinggi di banyak bagian dunia, terutama di industri yang sangat bergantung pada energi," ujar Erdhani Febrianto, Kepala Teknik Tambang PT ABB kepada TrustNews.
"Misi kami adalah untuk memenuhi permintaan itu dengan cara yang bertanggung jawab, memastikan kami menjadi bagian dari solusi, bukan hanya masalah," tambahnya.
Diuraikannya, strategi perusahaan berfokus pada satu prinsip utama yakni mengoptimalkan operasional tanpa mengorbankan keberlanjutan. Dengan fokus pada produksi batu bara berkualitas tinggi, PT ABB berkomitmen untuk menghasilkan batu bara dengan nilai kalor lebih dari 6.000, yang dapat memenuhi pasar domestik dan internasional. D
itegaskannya, komitmen ini tidak hanya berdasarkan angka. ABB dengan jelas menyatakan bahwa mereka tidak hanya akan melanjutkan operasional, tetapi juga melakukannya dengan cara yang seimbang antara kebutuhan batu bara dan tuntutan akan tanggung jawab lingkungan yang semakin meningkat. Sebagaimana diketahui, sektor pertambangan telah lama menjadi sumber kontroversi lingkungan, terutama saat komunitas global mempercepat upaya untuk memerangi perubahan iklim.
Pada tahun 2024, PT ABB membuat kemajuan signifikan menuju menjadi model bagi praktik pertambangan yang berkelanjutan. Perusahaan ini muncul sebagai calon kuat penerima penghargaan PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.
"Penghargaan ini menegaskan komitmen PT ABB dalam pengelolaan lingkungan dan upayanya untuk meminimalkan dampak lingkungan dari operasi pertambangan mereka," tegasnya.
"Kami memahami bahwa masa depan pertambangan bukan hanya tentang mengekstraksi sumber daya, tetapi tentang melakukannya dengan cara yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Itulah sebabnya kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan praktik kami," paparnya.
Inisiatif lingkungan unggulan PT ABB, dijelaskannya, Asmin Tropical Rain Forest (ATRF), merupakan contoh pendekatan mereka terhadap konservasi. Terletak di jantung Kalimantan, ATRF adalah kawasan yang didedikasikan untuk pelestarian flora dan fauna unik daerah tersebut, termasuk beberapa spesies endemik. Hutan ini menjadi bukti komitmen PT ABB terhadap pelestarian biodiversitas di tengah aktivitas pertambangan.
Selain ATRF, PT ABB dalam beberapa tahun terakhir adalah fokus mereka pada akses air bersih bagi masyarakat lokal. Melalui pengembangan sistem pengelolaan air yang berkelanjutan, perusahaan ini mampu menyediakan air bersih yang dapat dikonsumsi bagi desa-desa sekitar, meningkatkan kualitas hidup ribuan orang yang tinggal di wilayah tersebut.
"Keberlanjutan adalah tentang menemukan solusi yang bermanfaat bagi semua pihak, bukan hanya untuk perusahaan," pungkasnya.
BACA JUGA