Mandiri Pangan Bersama Agro Banten Mandiri

Hasan, trustnews.id
Kamis, 09 Maret 2023 | 08:57 WIB


Mandiri Pangan Bersama Agro Banten Mandiri
Dok, Istimewa
TRUSTNEWS.ID - PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Banten, berkomitmen membantu pemerintah dalam upaya penguatan ketahanan pangan dengan memperkuat produksi komoditas pangan, rantai pasok dan distribusi pangan di Banten dan Indonesia. 

"ABM berkomitmen menyiapkan instrumen pengendalian inflasi dengan rantai pasok pangan berupa Wanten (Warung Banten) dan kerjasama antar daerah dan intra daerah untuk pasokan sesuai dengan neraca pangan Banten dengan 12 komoditas," ujar Ilham Mustofa, Direktur Operasional ABM menjawab TrustNews.

Dirinya melihat, potensi wilayah Banten sangat besar di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Namun, potensi-potensi itu belum dikembangkan dengan optimal. 

"Sudah waktunya Banten menjadi produsen pertanian, peternakan, dan perikanan yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan menjadi pemasok komoditas ke ibukota Jakarta dan beragam daerah lainnya," tegasnya. 

Diungkapnya, saat ini Banten menempati 10 besar produsen beras nasional sesuai dengan data BPS Produksi padi di Provinsi Banten sepanjang Januari hingga Desember 2021 mencapai sekitar 1,60 juta ton gabah kering giling (GKG), atau mengalami penurunan sekitar 51,92 ribu ton GKG (3,14 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 1,66 juta ton GKG. 

Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 446,93 ribu ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 28,91 ribu ton GKG. 

ABM harus aktif melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, organisasi, dan korporasi dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengantisipasi krisis dengan swasembada pangan, minimal terpenuhinya ketahanan pangan per kepala keluarga khususnya masyarakat Banten.

"Untuk itu, kita diharuskan memiliki terobosan yang baru dan inovatif, agar perusahaan lebih produktif dan mampu memberikan kontribusi dalam mendukung peningkatan pendapatan daerah," ujarnya. 

Dia pun membeberkan sejumlah hasil inovasi yang menjadi produk unggulan ABM, yakni AgroBanten Hub, Bela pengadaan Plaza Banten dan Wanten (Warung Banten). Dalam perkembangannya, ketiganya menciptakan ekosistem bisnis agro di Banten melalui 5 Agro Industri yakni AgroBanten Rice Mill Industri, AgroBanten Dairy Industri, AgroBanten Poultry Industri, Agro Banten Plantation Industri dan AgroBanten Fishery Industri. 

"Kelima agro industri ini memiliki produk dengan brand lokal untuk dipasarkan di Banten dan menjadi instrumen mengendalikan harga pangan di Banten," ujarnya. 

Di lain sisi, diungkapnya, ABM juga fokus dalam penguatan SDM dengan terus memperbaharui management strategic framework dalam Balance Score Card (BSC), Key performance indicator (KPI) dan 4 Discipline Execution (4DX) dalam HRIS Sistem dan Training need Analysis. 

"Ini sudah menjadi komitmen kami untuk menyiapkan SDM yang handal dan teruji serta siap menjalankan Amanah dengan sebaik-baiknya," ujarnya. 

"Untuk membangun profesionalitas dan integritas ABM membangun sistem teknologi digital internal perusahaan untuk keuangan, HRD, produksi dan sales agar terpantau dalam satu dashboard menjadikan sistem perusahaan yang terintegrasi dan mempercepat proses keputusan yang dibuat," paparnya. 

Adapun kedepannya, standart operation prosedur (SOP) yang selama ini menjadi pedoman ABM akan ditingkatkan menjadi aspek legal formal guna memperkuat inovasi yang dilakukan. Kemudian pengadaan terintegrasi dengan sistem e-commerce untuk UMKM Banten melalui Plaza Banten, self assessment dalam Good Corporate Governance dan aplikasi Cek KPK serta menyiapkan Kerjasama sebagai mitra bersama perguruan tinggi untuk platform kedaireka. 

Hanya saja diingatkannya, meski berstatus Perseroda, ABM tidak bisa sepenuhnya murni bisnis. Ini dikarenakan, ABM juga memiliki tanggung jawab sosial yakni mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan, meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani, melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan, mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan. 

"Keduanya harus jalan berbarengan, tidak bisa mengejar bisnis dan menomorduakan pemberdayan petani dan UMKM atau sebaliknya. Untuk itu harus ada kolaborasi dalam menghadirkan ekosistem agribisnis di Banten dengan para shareholder," pungkasnya.