Metamorfosis Agrinas Menyemai Lumbung Nusantara
Kamis, 19 Juni 2025 | 13:18 WIB

Dok, Istimewa
Ini bukan sekadar reposisi bisnis, melainkan strategi geopangan jangka panjang dengan ambisi besar: membangun ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
Sejumlah pertanyaan pun berkejaran. Mengapa Yodya Karya? Dan mengapa menjadi Agrinas Pangan Nusantara?
Menurut Joao Angelo De Sousa Mota, Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero), perubahan ini bukan karena desakan krisis, melainkan karena potensi besar yang belum digarap secara terstruktur.
“Ini bukan soal urgensi, ini soal kekuatan. Saya justru bersyukur mendapat mandat memimpin Agrinas Pangan Nusantara dengan Yodya Karya sebagai rumahnya,” Joao Angelo De Sousa Mota kepada TrustNews.
“Latar belakang konstruksi kami justru menjadi modal besar, karena pertanian tidak bisa lepas dari infrastruktur yakni tanah, irigasi, jalan, gudang. Kami tahu membangunnya,” tambahnya.
Dengan menjadikan Yodya Karya sebagai anak usaha, lanjutnya, Agrinas Pangan Nusantara mengintegrasikan perencanaan pembangunan dengan pengembangan pertanian secara langsung. Ini memungkinkan terciptanya sistem produksi pangan dari hulu ke hilir yang lebih efisien dan presisi. Bukan hanya membangun bendungan, tetapi juga menghubungkannya langsung ke sistem irigasi lahan sawah yang menjadi target produksi padi.
Joao melihat peran teknologi sebagai pengungkit transformasi sektor pertanian. Agrinas Pangan Nusantara menggandeng Universitas Gadjah Mada untuk membangun pusat riset dan pengembangan (R&D Center) yang dilengkapi sistem pemantauan berbasis drone, sensor tanah, dan pemrosesan data real-time.
“Kita bisa tahu lahan mana yang kekurangan nitrogen, kalium, atau fosfat. Solusinya bisa langsung diberikan. Ini pertanian yang berbasis data, bukan insting,” jelasnya.
Transformasi ini menyasar aspek paling lemah dalam sistem pangan Indonesia: produktivitas petani kecil. Joao menyebut bahwa sebagian besar petani di Indonesia hanya mampu mengolah lahan 1.000–5.000 m².
“Dengan mekanisasi, yang dulunya butuh satu minggu mencangkul lahan, kini cukup satu jam. Bayangkan dampaknya bagi produktivitas dan waktu mereka,” ungkapnya.
“Agrinas Pangan Nusantara juga menyiapkan program pendampingan, dari olah tanah, tanam, hingga panen. Bahkan, jika petani mau menjual ke Agrinas Pangan Nusantara, akan ada kepastian pembelian,” tegasnya.
Menurut Joao, targetnya jelas yakni pangan dan pakan. Agrinas Pangan Nusantara menempatkan beras dan pakan ternak sebagai dua produk utama.
“Kami tidak mau ada sisa yang terbuang. Menir dan dedak dari pengolahan beras akan kami manfaatkan jadi bahan baku pakan,” terang Joao.
Dengan pendekatan ini, lanjutnya, Agrinas Pangan Nusantara berharap dapat memproduksi pakan murah, hanya Rp4.000/kg.
“Dengan harga itu, harga telur bisa ditekan jadi Rp15.000–16.000. Ayam pun bisa lebih murah. Ini bukan soal efisiensi, tapi soal hak rakyat mendapatkan protein terjangkau,” tegasnya.
Lebih jauh, lanjutnya, Agrinas Pangan Nusantara juga mengincar pasar pakan sapi, kambing, hingga babi di wilayah timur Indonesia.
“Hari ini banyak peternak rugi karena biaya pakan terlalu tinggi. Kami ingin ubah itu. Kami ingin peternak bisa untung Rp2 juta per siklus, itu tambahan besar untuk rumah tangga di desa,” urainya.
Dalam pandangannya, apa yang sedang dilakukan Agrinas Pangan Nusantara adalah membalik peta pembangunan nasional: dari urbanisasi ke revitalisasi desa. Dengan mengandalkan kekuatan lama (infrastruktur) dan menyuntiknya dengan visi baru (ketahanan pangan), Agrinas Pangan Nusantara menciptakan model integratif BUMN yang tidak hanya berorientasi laba, tetapi juga berdampak sistemik pada ekonomi akar rumput.
“Bagi saya, ketahanan pangan itu bukan hanya ketersediaan stok. Itu hak dasar warga negara. Tugas kami adalah memastikan hak itu terjamin, hari ini dan 50 tahun ke depan,” pungkasnya.
(TN)
BACA JUGA

Pusdiktan Siapakan Petani Milenial Untuk Masa Depan
Rabu, 23 April 2025 | 18:08 WIB
Program Manis TAMPAN
Rabu, 23 April 2025 | 07:48 WIB
Pacu Ekonomi Pangkalpinang, Pj Wako Budi Utama Siapkan Strategi Tingkatkan Lapangan Pekerjaan
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:06 WIB