Geliat PTPN XI Memaniskan Industri Gula Indonesia

Hasan, trustnews.id
Selasa, 10 Januari 2023 | 09:39 WIB


Geliat PTPN XI Memaniskan Industri Gula Indonesia
Foto: Proses produksi gula dalam pabrik (ilustrasi), fxcuisine.com
TRSUTNEWS.ID - Di tengah keterbatasannya, PTPN XI masih bisa menunjukkan komitmen terbaiknya bagi bangsa dan para stakeholder terutama support bagi ketersediaan gula konsumsi untuk masyarakat. PTPN XI hampir mencapai intensitasnya dalam menggiling gula. Sampai dengan Oktober 2022 sebanyak 4,5 juta ton gula giling telah dicapai dari target 4,8 juta ton yang dicanangkan untuk tahun 2022.

Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja optimis target yang ditetapkannya bakal terealisasi. Pihaknya terus mengoptimalkan pencapaian target hingga musim giling berakhir. Pihaknya optimis untuk pencapaian target tahun ini. Kendala utama yang paling berpengaruh yakni climate change. Efek kemarau basah mengakibatkan pada penurunan produktivitas. Selain adanya penurunan jumlah luasan kebun tebu dengan berbagai penyebab, seperti alih fungsi hingga alih komoditas.

Sebanyak 7 (tujuh) dari 13 (tiga belas) pabrik gula telah menyelesaikan giling diantaranya Pabrik Gula (PG) Soedhono, PG Poerwodadie, PG Kedawoeng, PG Gending, PG Assembagoes, Pradjekan dan PG Redjosarie. Sedangkan PG yang masih melanjutkan proses giling adalah PG Pagotan, PG Wonolangan, PG Djatiroto, PG Semboro, PG Wringinanom dan PG Pandjie.

Tahun 2022 PTPN XI memasang target tebu tergiling 4,8 juta ton dengan jumlah gula produksi sebesar 423 ribu ton GKP. Selama tahun 2021 lalu realisasi PTPN XI sebesar 4,1 juta ton tebu dan 297ribu ton GKP.

Pencapaian ini tentu saja akan meneguhkan posisi Jawa Timur sebagai barometer Gula Nasional, dimana capaian lahan tebu di Jatim lebih dari 50% lahan tebu nasional. Di sisi lain pencapaian gemilang ini bisa dilakukan ditengah anomali iklim. Cuaca anomali berperan dalam penurunan produktivitas, hingga menurunnya lahan tebu sebagai pemasok bahan baku pabrik gula.

“Tahun 2022 PTPN XI telah melakukan spin-off Pabrik Gula, sehingga tahun depan PTPN XI berfokus pada on-farm untuk mensuplai bahan baku tebu ke PT Sinergi Gula Nusantara dan Optimalisasi Aset yang masih dimiliki PTPN XI: diantaranya pabrik karung, penyewaan lahan dan properti, serta rencana Kerjasama bioneensis,” ungkap Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja dalam keterangan tertulisnya kepada Trustnews.

Di sisi lain, pihaknya juga akan memperbaiki kualitas bahan baku tebu mulai dari kepras, pemupukan, bumbun serta klentek yang tepat sehingga akan menghasilkan protas tebu serta rendemen yang tinggi.

Sejumlah langkah telah disiapkan untuk bisa mencapai upaya tersebut di antaranya dengan terus meningkatkan komunikasi dengan APTR (Asosiasi Petani Tebu Rakyat) agar aktif berkolaborasi dan giat dalam penanaman dan pemeliharaan tebu untuk mendorong ketahanan pangan nasional terutama gula, karena sebagian besar lahan tebu di Indonesia adalah lahan milik petani/ masyarakat.

“Untuk menunjang itu, PTPN XI juga fokus pada pengolahan lahan HGU. Kami juga akan terus meningkatkan kualitas pengolahan tanam dengan menggunakan mekanisasi mulai pembukaan lahan hingga masa panen, seperti traktor, cane grabber ataupun cane harvester,” tambah Tulus.

Dari sisi internal PTPN XI terus mengembangkan kompetensi SDMnya melalui program pelatihan yang diadakan perusahaan maupun pelatihan-pelatihan lain yang dicari oleh masing-masing SDM. Harapannya langkah ini membawa hasil terbaik di tahun 2023. Tidak hanya itu, kinerja operasional dan keuangan sesuai sasaran RKAP 2023 dan membukukan laba sehingga dapat memberikan deviden bagi negara serta pemegang saham.

Diakuinya, saat ini merupakan masa transisi bagi PTPN Gula Nasional, PTPN XI adalah salah satu entitas yang terdampak langsung atas proses spin-off ini. Selain masalah restrukturisasi perusahaan, masalah lain yang berat adalah terkait Sumber Daya Manusia, karena akan ada pergeseran baik yang akan ditugaskan di PT SGN ataupun di SupportingCo nantinya.

Secara korporasi, keberhasilan PTPN XI dapat dilihat dari tercapainya target atau yang biasa disebut dengan RKAP (Rencana Kinerja Anggaran Perusahaan). Namun sebagai sustaining corporation, PTPN XI dinyatakan berhasil ketika sudah diakui sebagai perusahaan Agribisnis nomor 1 di Indonesia dengan kualitas yang diakui setara dengan leading corporation di dunia.” Semoga kedepannya PTPN XI akan terus exist dalam memaniskan pergulaan Indonesia,” harap Tulus.

(tn/san)