Cara Pindad Ubah Tantangan Jadi Cuan

Hasan , trustnews.id
Kamis, 08 September 2022 | 16:19 WIB


Cara Pindad Ubah Tantangan Jadi Cuan
Ilustrasi Cuan/Trustnews
Trustnews.Id - Tantangan demi tantangan yang dihadapi membuat Pindad harus berubah. Inovasi dan diversifikasi produksi. Sebagai produsen peralatan bidang hankam dan industrial, PT Pindad (Persero) mampu membuktikan kinerjanya. Bahkan di tengah kuatnya tekanan pandemi mampu mencetak laba Rp73,6 miliar. Angka ini manjadi peningkatan dibandingkan tahun 2020 dengan raihan laba berkisar Rp 6 miliar. Realisasi penjualan bersih tahun 2021 sebesar 4,6 miliar atau 132 % dari penjualan bersih tahun 2020 sebesar 3,5 miliar.

Sigit Puji Santosa, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT PINDAD, mengatakan daya tahan PT Pindad untuk bertahan dari tsunami Covid-19 yang meluluhlantakkan segala sektor kehidupan, dikarenakan jajaran direksi mampu membawa perseroan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman.

"Pindad melihatnya pandemi itu sebagai tantangan. Dan setiap tantangan selalu melahirkan peluang. Tantangannya sungguh luar biasa mulai dari logistik transportasi kemudian supply chain itu banyak sekali yang terhambat," ujar Sigit Puji Santosa menjawab Trustnews.

"Lalu kita lihat ada peluang yakni sebagai industri pertahanan Pindad mendapatkan dispensasi khusus untuk tetap beroperasi 100 persen, meski tantangannya banyak mitra-mitra kita yang shutdown atau supply chain shutdown tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Tapi kami dari 2020-2021 belum pernah merumahkan karyawan. Alhamdulillah revenue terjaga dan salary juga kita penuhi," paparnya.

Tantangan demi tantangan yang dihadapi itu, lanjutnya, secara tidak langsung membuat Pindad harus berubah. "Inovasi dan diversifikasi produk," tegasnya.

Inovasi, menurutnya, dilakukan karena tidak semua komponen yang dibutuhkan Pindad berasal dari dalam negeri, tapi juga impor. Tak ingin menjadi kendala, Pindad pun membuat terobosan dengan membuat sendiri komponen-komponen yang dibutuhkan.

"Pindad harus berubah untuk memenuhi kebutuhan komponen yang tidak bisa dikerjakan (impor). Akhirnya kita mulai bergerak di sisi penguatan deliverable development Innovation. Kita kembangkan di Pindad, hasilnya sepanjang 2021 dan 2022 ini kita punya sekitar 64 produk inovasi dalam rangka mencapai oportunita," ujarnya.

"Kita harus mandiri. Kita ada program 2 miliar peluru untuk tank. Tapi TKDN kita rendah, karena propelannya masih impor. Nah ini kita buat inovasi program dengan PT Dahana, Balitbang Menhan dan akademisi dengan program "Propelan Merah Putih". Jadi semua bahan dan proses dibuat di Indonesia, tidak perlu impor. Kita bisa saving Rp1,8 triliun," tambahnya.

"Ini kesempatan bagi Pindad, karena banyak yang mitranya di luar negeri itu collapse tentu membuka peluang bagi kita untuk ambil market yang kosong tersebut sehingga kita bisa bergerak lebih kuat lagi pasca pandemi," paparnya.

Pindad dikembangkan, hasilnya sepanjang 2021 dan 2022 memiliki sekitar 64 produk inovasi dalam rangka mencapai oportunita.

Sebagai informasi, PT Pindad sebagai anggota dari holding BUMN industri pertahanan DEFEND ID aktif memproduksi berbagai alutsista untuk kebutuhan TNI, Polri dan juga telah menghasilkan sejumlah produk unggulannya seperti senjata, amunisi dan kendaraan khusus. PT Pindad selain menghasilkan alutsista juga memiliki Direktorat Industrial yang menghasilkan alat berat seperti eskavator, traktor, crane kapal laut serta pengait rel kereta api, motor traksi hingga generator.

Selain itu, Pindad juga agresif dalam melihat peluang bisnis dengan merambah dalam berbagai kebutuhan industri, mulai: pertambangan, perminyakan hingga alat peledak, dan berbagai unit bisnis di bawah bendera Pindad.

"Kita mulai beyond business usual. Misalnya tank, body dan sistemnya sudah kita kuasai tapi untuk alat komunikasi, instrumentasi, websen system itu ternyata harganya lebih mahal dari kendaraannya. Makanya kita mulai teknologi dengan potensi margin tinggi. Kita masuk ke teknologi inovasi dengan nilai tambah tinggi. Ini teknologi yang kita kejar, kita Kerjasama juga dengan partner. Sudah lakukan uji internal, kalau sudah selesai baru kita sertifikasi," pungkasnya.

(tn/san)


BACA JUGA