Produk Berteknologi Tinggi Pindad di Pasar Global
Selasa, 16 Juli 2019 | 10:29 WIB
Abraham Mose, Direktur Utama PT Pindad
Produk kualitas dunia dengan harga yang sangat menarik, menjadi resep PT Pindad (Persero) dalam memikat pembeli potensial di banyak negara. Berbagai produk senjata dan munisi buatan Pindad juga telah terbukti kualitasnya dengan mengantar Kontingen petembak TNI memenangkan berbagai lomba tembak internasional seperti AARM dan AASAM. Medium Tank, senjata dan munisi berbagai kaliber terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
Beragam kontrak pembelian yang datang dari berbagai negara, tak pelak membuat performa Pindad kian kinclong. Tercatat raihan laba terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, laba bersih yang diraih dari seluruh produksi, termasuk kendaraan dan senjata mencapai Rp45,7 Miliar. Di Tahun 2017 laba bersih kembali naik mencapai Rp92 Miliar dan naik lagi mencapai 2 digit di tahun 2018 sebesar Rp105 miliar.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, mengatakan trend positif yang dihasilkan berkat beragam inovasi yang mengacu kepada tiga hal. Yakni kemandirian industri pertahanan, peningkatan penguasaan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia.
“Dalam kemandirian industri pertahanan, Pindad ke depan akan mengurangi pemakaian bahan baku impor dengan menggunakan bahan baku dari Indonesia sehingga harga produk bisa lebih kompetitif lagi,” ujar Abraham kepada TrustNews.
Begitu juga dengan penguasaan teknologi, lanjutnya, modernisasi peralatan menjadi jawaban. Pindad mengganti mesin dan peralatan tua dengan mesin-mesin terbaru berteknologi tinggi, termasuk pembelian mesin 3D printing. Ini dilakukan agar Pindad mampu melakukan inovasi dan implementasi teknologi tinggi tersebut terhadap produk-produk yang akan diciptakan.
“Modernisasi mesin dan peralatan menjadi keharusan untuk mendukung produk Pindad yang inovatif dan menandakan Pindad siap di industrialisasi 4.0,” tegasnya.
Sedangkan di bagian SDM, Abraham mengungkapkan, Pindad secara rutin mengirimkan tenaga-tenaga engineer ke vendor-vendor teknologi di luar negeri dalam rangkaTransfer of Technologi (ToT) dan belajar menciptakan produk-produk alutista berteknologi tinggi.
“Pindad tidak bisa menolak masuk dalam Revousi Industri 4.0 dimana digitalisasi produk berteknologi tinggi merupakan suatu keharusan. Pindad merespon perubahan yang cepat ini dengan meningkatkan kemampuan SDM-nya dengan melakukan training di vendor-vendor IT di luar negeri untuk kemudian diterapkan di Pindad dalam wujud produk-produk yang tak kalah dengan keluaran pabrikan luar negeri,” paparnya.
ToT yang dimaksud dalam bentuk jalinan kerjasama, sebagaimana yang dilakukan Pindad dengan Waterburry Farel, salah satu divisi dari Magnum Integrated Technologies Inc, yang berpusat di Kanada. Merupakan vendor teknologi dan penguasaan teknologi processing untuk raw material. Kedua belah pihak bersepakat untuk memproduksi amunisi kaliber kecil utamanya 556, kemudian 72 dan 9mm. Kerja sama ini menjadi pintu masuk bagi Pindad untuk masuk ke industri hulu hilir.
Respon cepat terhadap Revolusi Industri 4.0, lanjut Abraham, karena seluruh negara produsen alutista tengah berlomba menciptakan teknologi terbaru untuk menghasilkan produk-produk unggulan berteknologi tinggi sehingga diminati pasar global dan tentunya memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
“Pindad mau tidak mau, suka tidak suka, wajib mengembangkan dan menghasilkan produk-produk yang mutakhir dengan balutan inovasi berteknologi tinggi. Tidak saja dalam rangka murni bisnis, tapi juga memenuhi kebutuhan dalam negeri yakni TNI dan Polri dalam rangka ketahanan Negara Republik Indonesia,” tandasnya.
Satu di antara produk teranyar Pindad yang memikat hati pasar global yakni Medium Tank. Sebuah tank modern dengan kelas medium yang mempunyai kemampuan lebih dari tank-tank yang ada sebelumnya. Disebut-sebut hanya ada 3 negara yang mampu
menciptakan tank dengan kelas tersebut, salah satunya yaitu Indonesia.
“Medium Tank memiliki kemampuan manuver yang sangat baik serta didukung dengan peralatan yang melebihi tank tempur utama (main battle tank), memiliki transmisi mesin otomatis dan memiliki teknologi mengunci target untuk ditembak. Ini menjadi prestasi sekaligus merupakan inovasi teknologi yang dihadirkan Pindad,” jelasnya.
Pindad, menurut Abraham, tak melulu bicara Alutista. Pengembangan alat-alat pertanian juga menjadi perhatian, seperti produk Excavator Amphibious, rota tanam, alat panen, harvester machine, serta produk yang belum lama ini diluncurkan yaitu alat pengering padi (padi dryer) dimana jika dengan cara lama pengeringan dilakukan dalam waktu 4 hari, namun dengan alat ini pengeringan padi hanya membutuhkan waktu 10 jam saja.
“Pindad ingin masuk ke semua lini, meski fokus utamanya produk military,” pungkasnya.(TN)
BACA JUGA