Transformasi Taspen Properti Indonesia

TN, trustnews.id
Sabtu, 20 April 2019 | 10:12 WIB


Transformasi Taspen Properti Indonesia
Direktur Utama PT Taspen Properti Indonesia, Bayu Utomo
Dari bergerak di bidang unit penyewaan gedung, PT Taspen Properti Indonesia menjelma sebagai pengembang apartemen. Mengelola lahan PT Taspen dikembangkan secara komersial.

Berawal dari mengelola gedung, kini jadi pengembang. Begitulah liku PT Taspen Properti Indonesia (TPI) dalam perjalanan bisnisnya. Sebagai anak perusahaan PT Taspen (Persero), TPI mendapat penugasaan mengelola lahan-lahan tidur perusahaan induk untuk dikembangkan secara komersial.
“Strategi Taspen adalah mulai mengurangi ketergantungan pada indeks dan masuk pada sektor produk, karena memiliki lahan yang cukup prima diharapkan bisa dibangun. Dibangun oleh siapa? Taspen memiliki anak perusahaan namanya Taspen Properti, jadi kita yang melakukan kerjasama dalam pembangunan tersebut,” ujar Direktur Utama PT Taspen Properti, Bayu Utomo kepada TrustNews. 
Bukti keseriusan tersebut terwujud dalam pembangunan apartemen Aspena Residance di daerah Batu Ceper, Tangerang, Banten, pada pertengahan Maret lalu. PT TPI menggelontorkan dana sebesar Rp 220 miliar untuk proyek apartemen di atas lahan seluas 6.300 meter persegi (m2) yang memiliki ketinggian 42 meter, dengan total 12 lantai dan total unit sebanyak 748 unit.
“Kita bangun apartemen di daerah Batu Ceper ke arah Tangerang, karena lokasinya startegis dekat ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan stasiun kereta, sehingga tidak menyulitkan akses jalan bagi para penghuni yang dijadikan target yakni keluarga muda.  Karena TPI mengola dana pensiunnya Aparatur Sipil Negara (ASN), diharapkan juga untuk ASN secara segmen pasar,” papar Bayu Utomo.  
Meski membidik masyarakat umum, Bayu Utomo mengatakan, pihaknya memberikan  diskon 10 persen bagi ASN yang membeli unit Aspena.  “Aspena yang artinya apartemen sipil negara,” ujarnya mengungkap arti dari Aspena. 
Soal lokasi apartemen yang terbilang jauh dari pusat keramaian, Bayu Utomo mengacu pada pengalaman pasca krisis moneter tahun 1998, dimana orientasi masyarakat terhadap suatu hunian tidak lagi cukup pada lokasi tapi juga faktor-faktor lain, misalnya akses dari dan ke lokasi hunian.
“Keluarga muda atau kita sebut millennial kedekatan akses dari rumah ke tempat kerja itu bagus, apalagi Jakarta sudah ada MRT dan LRT. Kebanyakan menggunakan kendaraan umum selain kendaraan online, ini yang menjadi pertimbangan kita dalam membangun hunian di Batu Ceper karena ini dekat dari stasiun kereta, bandar udara, pasar dan lain-lain. Jadi kita aksesibilitas menjadi salah satu utama bagi millennial selain harga terjangkau,”ujarnya.
Sebagai anak perusahaan Taspen, menurut Bayu Utomo, pihaknya telah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bertransformasi dari pengelolaan gedung menjadi pengembang.  Hal ini menjadi penting, karena selain membangun apartemen, TPI juga mendapat proyek pembangunan Taspen Corporate University di Bogor, Jawa Barat. 
“Kita mulai melihat ada beberapa proyek yang harus ditangani Taspen Properti oleh karena itu kita melengkapi proyek propertinya dengan para ahli yang sudah berpengalaman di bidang pembangunan. Termasuk SDM harus dikuatkan dengan tantangan kedepan yang semakin komplek,” tegasnya.
Taspen Properti Indonesia tercatat sebagai pengelola perkantoran Menara Taspen di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, dahulu bernama Artha Loka. Pihak TPI menargetkan pertumbuhan tingkat hunian sekitar 3 hingga 4 persen menjadi 93 atau 94 persen dari total luas 18.700 meter persegi. (TN)