PAM JAYA KEJAR TARGET 82 PERSEN

TN, trustnews.id
Kamis, 26 Agustus 2021 | 06:07 WIB


PAM JAYA KEJAR TARGET 82 PERSEN
Direktur Utama PAM Jaya, Priyatno Bambang Hernowo
Dalam upaya mencapai target 82 Persen di 2023, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini membuat 4 inisiatif strategis untuk pemenuhan cakupan air minum perpipaan.

Perusahaan Daerah Air Minum Jakarta (PDAM) PAM JAYA, tengah kejar target. Saat ini, cakupan pelayanan air ber- sih warga Jakarta baru mencapai 65,01 persen, sementara mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) di target 82 persen di 2023 dan 100 persen pada 2030.

Dalam upaya mencapai target 82 Persen di 2023, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini membuat 4 inisiatif strategis untuk pemenuhan cakupan air minum perpipaan.

"Ada lompatan yang signifikan dari 64 persen ke 82 persen di 2023. PAM JAYA mengambil 4 langkah dalam upaya memenuhi cakupan layanan air minum perpipaan sampai 82 persen tadi," ujar Direktur Utama PAM JAYA, Priyatno Bambang Hernowo, kepada TrustNews.

Pertama, PAM JAYA tengah menambah pasokan air curah melalui Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM regional) dalam hal ini SPAM Jatiluhur 4.000 sebanyak lps dan SPAM Karian sebanyak 3.200 lps. menambah pasokan air baku dengan menambah Water Treatment Plant (WTP) PAM JAYA. WTP tersebut di antaranya adalah SPAM Ciliwung sebanyak 200 lps, SPAM Hutan Kota sebesar 500 lps, SPAM Pesanggrahan sebesar 750 lps, dan uprating di Buaran 3 sebanyak 3000 lps.

"Kita juga mau optimalkan setu, embung dan danau yang ada di Jakarta. Potensi 118 titik situ, embung dan danau di Jakarta ini, bersama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, bagaimana kita memanfaatkan itu sebagai sumber air baku," ujarnya.

"Karena kalau kita hitung sekarang sumber air baku yang berasal dari dalam Jakarta itu hanya 6 persen. Jadi bisa dibayangkan bagaimana DKI sebagai Ibu Kota Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap air curah maupun air baku berasal dari luar Jakarta," tegasnya.

Kedua, setelah mendapatkan air baku dan air curah tambahan, PAM JAYA membangun jaringan distribusi untuk melayani warga yang saat ini belum mendapatkan akses air minum perpipaan, terutama di daerah Jakarta bagian barat-utara.

Ketiga, PAM JAYA tengah menuntaskan Pekerjaan Rumah (PR) soal kebocoran air atau Non Revenue Water (NRW). Cara yang dilakukan adalah rehabilitasi jaringan distribusi perpipaan, pencegahan kegiatan ilegal, penggantian meter, dan pembangunan district metered area.

Keempat, PAM JAYA melakukan edukasi kepada warga untuk melakukan perpindahan konsumsi air dari air tanah ke
air minum perpipaan yang secara kualitas lebih terjamin. Aspek kelestarian lingkungan pun menjadi lebih terjamin dengan pengurangan ekstraksi air tanah.

"Empat hal ini yang kita coba untuk meningkatkan cakupan layanan sampai 2030. Dan kemudian kriteria layanan itu adalah yang kualitasnya baik, kuantitasnya cukup, kontinuitas terus-menerus dan keterjangkauan dari segi tarif itu sendiri," paparnya.

Soal tingginya angka kehilangan air, Bambang, tak menampik hal ini. Dia menyebut ada tiga tipe kebocoran yaitu, kebocoran teknis dan kebocoran komersial.

"Ada kebocoran fisik sama komersial. Fisiknya 80 persen dari itu, komersialnya 20 persen," ujar Bambang.

Angka NRW saat ini sebesar 44 persendari total produksi air baku sebesar 20.725 liter per detik (lps). Hanya sebanyak 55 persen air atau setara dengan 11.398 lps -yang mengalir melalui jaringan pipa PAM sepanjang 11.961 kilometer- yang sampai ke pelanggan.

Debit air itulah yang dipakai 905.674 pelanggan air perpipaan. Sayangnya, tidak semua dapat menikmati kucuran air dengan lancar. Ini terjadi karena sebagian hilang fisik/bocor dan sebagian hilang komersial/tindakan illegal dan dicuri dan sebagian yang lain bocor karena berbagai sebab.

"Tingkat kehilangan air kita masih tinggi. Saat ini 44 persen, kita rencanakan sampai ke level 26 persen di tahun 2030. Air diproduksi dan disalurkan ke warga melalui jaringan pipa. Nah dalam pipa-pipa itu ada yang bocor. Kalau kita lihat 44 persen itu 80 persennya karena kehilangan fisik. Dan ada komersial 20 persen," urainya.

"Kebocoran komersil disebabkan adanya pencurian air dan kerusakan meter air. Terkait pencurian air, kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian," tambahnya.

Berdasarkan catatan PAM JAYA bulan Juni 2021, cakupan layanan air bersih di DKI Jakarta menyentuh di angka 65,2 persen.

Sementara, kapasitas ketersediaaan air bersih mencapai 20.227,5 liter per detik. Adapun, panjang pipa yang dimiliki PAM JAYA terbentang hingga 11.916 kilo meter. Pada Juni 2021, PAM JAYA mencatatkan jumlah konsumen sebanyak 905.674.

"PAM JAYA ini berkembang sebagai organisasi yang ligat. Ligat itu artinya mampu melakukan adaptasi terhada sebuah perubahan. Sebesar apapun perubahan itu tetap menjadi perusahaan yang memprioritaskan terhadap layanan," pungkasnya. (TN)