Ingatkan Penerima Program 5000 Doktor, Menag: Jangan Khianati NKRI
Jumat, 18 Desember 2020 | 16:54 WIB
Menteri Agama, Fachrul Razi
“Ini merupakan program prestisius, terutama bagi Kemenag yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat destinasi peradaban Islam dunia. Saya menilai sudah saatnya kita semua mendorong negara Indonesia sebagai pusat destinasi pengkajian Islam di dunia, karena Islam di Indonesia punya karakter yang khas dan tidak dimiliki oleh negara lain,” katanya dalam agenda bincang online bersama Menteri Agama dan Peluncuran Buku Profil Alumni Penerima Bantuan Program 5000 Doktor Luar Negeri Kementerian Agama yang digelar secara daring, Jumat (18/12/2020).
Untuk mewujudkan cita-cita itu, Menag meminta para alumni penerima bantuan program beasiswa agar menjadi duta moderasi beragama, misalnya menjadikan isu-isu Islam Indonesia menjadi bagian dari kajian akademik. Menurut Menag, hal ini sangat penting dilakukan supaya kajian Islam Indonesia dapat dipromosikan secara luas kepada masyarakat internasional.
"Anda merupakan duta akademik untuk dapat memperkenalkan bagaimana sesungguhnya Islam Indonesia itu dengan baik. Oleh karenanya, karakter Islam Indonesia yang moderat dan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan pun patut untuk anda kuasai," imbuh Menag.
Selain itu, Menag juga mengingatkan ancaman radikalisme agama. Ia berharap para awardee dapat mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai suatu ideologi bangsa. Ia berharap para alumni penerima bantuan program beasiswa 5000 Doktor Kemenag ini tidak mengkhianati ideologi negara. Apabila ada alumni yang terpapar ideologi radikal, Menag tak segan untuk mencabut bantuan program beasiswa tersebut.
"Jika dari para penerima bantuan ini ternyata ada yang memiliki ideologi, paham, apalagi mengembangkan gerakan-gerakan yang menentang ideologi Pancasila, maka saya perintahkan kepada saudara Direktur Jenderal Pendidikan Islam agar mencabut semua fasilitas dan pembiayaan dari program ini kepada penerima program yang bersangkutan. Bahkan, mereka yang menentang Pancasila ini harus mengembalikan semua fasilitas yang diterimanya itu untuk dikembalikan ke kas negara," pesan Menag tegas.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani turut mendorong agar para awardee atau alumni penerima bantuan program Beasiswa 5000 Doktor ini dapat mengembang amanah sebagai agen perubahan, dimana mereka dituntut untuk berkarya dan mengabdi kepada lingkungan masing-masing usai menempuh studi doktoral.
Kehadiran para awardee ini, dikatakan Muhammad Ali, harus memberikan makna pada masyarakat dan lingkungan. Sebab mereka adalah alumni yang dipilih dengan profesi sebagai tenaga pendidik dan kependidikan. Bahkan mereka merupakan role model yang luar biasa dalam komunitasnya masing-masing.
“Kepada para awardee yang hari ini sedang mengalami proses studi, semoga menjadi duta yang baik, duta yang membawa nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin. Mereka yang berwajah penuh dengan senyum, mereka yang setiap perilaku dan diksi yang dilakukan selalu menyapa, mereka adalah komunitas yang merangkul bukan memukul. Mereka yang mengajar tidak menghajar,” kata Muhammad Ali Ramdhani.
Sebagai informasi, Silaturrahim daring yang mengusung tema ‘Memperteguh Komitmen Penerima Beasiswa 5000 Doktor Luar Negeri Sebagai Agen Moderasi Beragama ini dihadiri ratusan alumni penerima program beasiswa 5000 Doktor dari berbagai penjuru mancanegara. Kegiatan ini turut dihadiri Menteri Agama Fachrul Razi, Direktur Diktis Prof. Suyitno, Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Prof. Muhammad Ali Ramdhani, serta Manager program Beasiswa 5000 Doktor Kementerian Agama, Yeni Ratna Yuningsih, PhD.
BACA JUGA