Ikan Melimpah, Kok Datanya Tetap
Jumat, 08 Februari 2019 | 16:56 WIB
Tangkapan Ikan Besar
Selalu ditanya data hasil ekspor yang tak pernah berubah, sama seperti para jomblo ditanya “Kapan nikah?” Pedih.
Ketimbang mendapat pertanyaan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meluncuran sistem perizinan perikanan e-service dan e-log book di akhir Januari lalu.
"Markdown (penurunan) ukuran kapal sudah kami ampuni, proses perizinan kami berikan lebih mudah. Sudah saatnya melakukan pembenahan hasil tangkapan," kata Menteri Susi.
Apalagi sejak awal memimpin KKP, lanjutnya, telah mengingatkan agar perbaiki data perikanan tangkap. Serta yang utama harus jujur melaporkan hasil tangkapannya.
"Saya tidak punya kapal ikan, tapi saya tahu tentang laut, mbok yo buaya jangan dikadalin, kadal itu jangan dikadalin," kata Susi bernada tinggi, di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Kamis (31/1).
Kecurigaan Menteri Susi memang beralasan. Pasalnya kapal dengan ukuran besar hanya menangkap ikan puluhan ton saja.
"Masak kapal ukuran 50 gross ton (GT) laporan tangkapan hanya 20 ton. Kemudian, kami verifikasi ternyata berubah jadi 200 ton," ungkap Susi.
Saat ini, kata Susi konsumsi ikan masyarakat Indonesia naik cukup signifikan. Untuk itu, Susi meminta agar tangkapan ikan terus ditingkatkan.
Kembali soal pengusaha nakal, akhirnya Menteri Susi menahan izin menangkal dan berlayar kapal-kapal penangkap ikan bermasalah.
"Saya jelaskan ke presiden kemarin itu, bukan saya lambat mengeluarkan izin. Tapi memang saya sandera itu izinnya. Sebelum mereka memperbaiki laporannya saya tahan izinnya," tutur Susi.
Klaim Menteri Susi, selama dia memegang kendali di KKP stok ikan lestari di laut Indonesia meningkat. Tahun 2016 hingga 2017, Komnas Pengkajian Stok Ikan (Kajiskan) mengeluarkan data stok ikan lestari sebanyak 12,5 juta ton di laut. Diperkirakan, hasil hitungan stok ikan meningkat di 2018.
"Ini data terbaru di tahun 2018 belum dikeluarkan Kajiskan stoknya juga bertambah lagi jadi 13,1 juta ton," ungkap Susi.
Dibandingkan sebelum Susi menjabat, stok ikan lestari tercatat hanya sekitar 7,1 ton saja. Dengan peningkatan sekarang ini, maka keuntungan pengusaha ikan pun juga terkerek naik.
"Misalnya peningkatan 6 juta ton (6 miliar kg) stok ikan lestari itu dihargai 1 saja dolar AS, sudah dapat 6 miliar dolar AS kan mereka, ini potensi besar," katanya.
Untuk itulah, Susi meminta agar kalangan pengusaha perikanan untuk membenahi administrasi hasil tangkapannya. "Pelaku usaha perikanan, mari mulailah kita menata," katanya dan menambahkan, bila tidak maka berpotensi untuk kembali ke zaman dahulu yang dinilai terkesan tanpa aturan yang baik serta tegas.
Susi juga menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin mempersulit, tetapi agar data pencatatan di sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi tatanan yang lebih baik. Ia juga mengingatkan kepada pengusaha perikanan pemilik kapal agar para pelaut atau anak buah kapal (ABK) yang bekerja untuk mereka juga dapat diasuransikan dengan benar.
BACA JUGA