Kementan Genjot Pengembangan Kawasan Korporasi Padi Ngawi
Kamis, 08 Oktober 2020 | 16:19 WIB

Dok. Istimewa
“Saya yakin Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi (Propaktani) di Kabupaten Ngawi ini akan berjalan lancar, karena komponen utama sudah ada tinggal di manage saja, kita bentuk korporasi, petani pun akan diuntungkan,” ucap Takdir Mulyadi Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementan saat mengunjungi unit-unit bisnis di Kabupaten Ngawi.
Takdir menjelaskan dengan Propaktani petani kedepannya tidak lagi menjual gabah basah tetapi dikeringkan dengan oven dan digiling menjadi beras medium dan premium sesuai pesanan pasar. Sisa sekam, dan dedak hasil pengilingan harus dimanfaatkan untuk menambah penghasilan.
“Dengan konsep Zero waste, petani bisa mengoptimal pendapatannya,”tutur nya.
Mengenai permodalan, Takdir menyarankan kelompok tani dapat memanfaatkan Kredit Usaha Tani (KUR). Dibeberapa daerah skema KUR sudah mulai dirasakan positif bagi para petani dan pengilingan padi, dikarenakan bunga yang rendah sekitar 6%. "Selain KUR petani juga bisa menggunakan Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) yang akan menganti kerugian jika gagal panen atau puso", pungkas Takdir.
Di tempat terpisah Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menanggapi Propaktani di Kabupaten Ngawi adalah jawaban permasalahan yang ditemui para petani disana. Jika petani bersatu dalam korporasi posisi tawar petani kuat dan harga tidak bisa dipermainkan.
Suwandi mengingatkan perbaikan tidak hanya kelembagaan petani tapi juga perbaikan seluruh aspek dengan pola kemitraan mulai hulu sampai hilir (penyiapan agroinput, infrastruktur, budidaya, modal, asuransi, hilirisasi dan pemasaran) semua akan berubah dan terpantau.
“Petani, pengilingan padi dan Pemda Ngawi harus berkomitmen kuat, Komponennya sudah ada tinggal kemauan kuat dari semua pihak, Kementan akan sepenuhnya mendukung, semua demi kesejahteraan para petani”, ucapnya.
Tahun 2020 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menargetkan 130 kawasan korporasi yang harus terimplikasi. Dengan terbentuknya korporasi-korporasi tersebut diharapkan permasalahan klasik bisa diselesaikan Menuju Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern .
BACA JUGA

Dari Desa untuk Indonesia, Ketua Kelompok PNM Mekaar Jadi Agen Perubahan
Kamis, 03 Juli 2025 | 09:42 WIB
Kepala BPJPH dan Menpar Bahas Strategi Penguatan Wisata Ramah Muslim melalui Sertifikasi Halal
Rabu, 02 Juli 2025 | 20:40 WIB
Penegasan BPJPH Di Sidang WTO: Dari Produk Nonhalal Dapat Diimpor hingga Skema Registrasi Halal Luar Negeri
Selasa, 01 Juli 2025 | 11:59 WIB
Kunjungi Kampung TPU, BPJPH Himbau Jasa Penyembelihan Disiplin Penuhi Standar Halal
Selasa, 01 Juli 2025 | 11:56 WIB