Indonesia Pemain Global Oleochemical
Rabu, 20 November 2019 | 15:23 WIB
Rapolo Hutabarat, Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin)
Membahana, begitulah kondisi industri oleochemical di tanah air. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah perusahaan dan nilai investasinya. Tentu berbanding lurus dengan perekonomian Indonesia khususnya dalam menciptakan lapangan kerja, investasi, penerimaan pajak, pembangunan infrastruktur dan stimulus ekonomi daerah terus meningkat.
Rapolo Hutabarat, Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin), membeberkan data, jumlah perusahaan oleochemical di Indonesia tahun 2016 sebanyak 17 perusahaan kapasitas produksi 10,970.700 ton/tahun dengan nilai investasi mencapai Rp 4,7 triliun.
Selanjutnya dari 2017-2018 terdapat 19 perusahaan dan tahun 2019 naik menjadi 20 perusahaan dengan total kapasitas produk oleochemical nasional sebanyak 11,326 juta ton/tahun. Penambahan investasi industri oleochemical di awal tahun 2019 mencapai Rp 4,84 triliun.
Pada 2019, dari total kapasitas produksi oleochemical 11,326 juta ton terdiri dari fatty acid 4,55 juta ton, fatty alcohol 2,12 juta ton, gliserin 883.700 ton, metil ester 1,93 juta ton dan soop nodle berjumlah 1,83 juta ton.
“Kondisi ini harus kita jaga sebagai momentum dalam menjaga pertumbuhan investasi, sehingga Indonesia menjadi pemain utama di sektor oleochemical,” ujarnya kepada TrustNews.
Rapolo pun mengatakan, investasi oleochemical tahun 2017 sebesar Rp4,7 triliun di Dumai, kemudian tahun 2019, ada investasi senilai Rp 1,1 triliun di Propinsi Riau.
Sedangkan, volume ekspor produk oleochemical dengan 15 HS kode tahun 2017 sebesar 1,9 juta ton dengan nilai 1,5 miliar dolar AS. Kemudian, tahun 2018 meningkat menjadi 2 juta ton senilai 2,3 miliar dolar AS.
Adapun, pada 2019, dari total kapasitas produksi oleochemical 11,326 juta ton terdiri atas fatty acid 4,55 juta ton, fatty alcohol 2,12 juta ton, gliserin 883.700 ton, metil ester 1,93 juta ton dan soop nodle berjumlah 1,83 juta ton.
“Kita sebagai perusahaan ataupun asosiasi dan salah satu pilar ekonomi industri di sektor hilir, industri kelapa sawit ini berkeinginan menjadi pemain global utama di produk-produk oleochemical. Dan saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama dunia di bidang oleochemical,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Oleokimia adalah bahan kimia yang diperoleh dari lemak dan minyak. Banyak digunakan pada rumah dan industri rumah tangga dan perawatan tubuh, oleokimia juga dapat digunakan sebagai bahan baku atau sebagai perantara farmasi, karet, plastik, cat dan pelumas industri.
“Produk oleochmical digunakan oleh industri yang sangat luas. Diantaranya industri farmasi atau obat-obatan, industri kosmetik, industri baja, industri ban, deterjen atau seperti sabun sampo dan lain sebagainya. Itu industri yang menggunakan produk-produk dari oleochemical,” pungkasnya.(TN)
BACA JUGA