Misi Mengembalikan Simalungun Yang Gemilang
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:12 WIB
Dok, Istimewa
Padahal di tahun-tahun sebelumnya, perekonomian Simalungun begitu bersinar, yang salah satunya ditopang dari kekuatan daerah sebagai lumbung beras sekaligus pemasok. Inilah salah satu gambaran kenyataan yang ditangkap Radiapoh saat itu.
Sebagai sosok yang terlahir dari keluarga petani, Radiapoh merasa terpanggil untuk bisa mengembalikan situasi kepada keadaan sebelumnya. Lewat pengalaman yang dikantonginya Radiapoh yakin mampu menjawab tantangan besar tersebut. Itu semua dilakukannya semata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Simalungun, khususnya.
Berbagai upaya untuk mengembalikan kegemilangan Simalungun terus diupayakan Radiapoh dan jajarannya. Mulai berdiskusi langsung dengan stakeholders, termasuk pemerintah daerah, pemerintah pusat hingga membentuk organisasi petani.
Oleh Radiapoh, organisasi petani diorientasikan untuk bisa meningkatkan skala usahanya guna meraih keekonomisan (economical of scale) dengan paradigma/mindset korporasi dan bisnis. Sehingga para petani dapat membangun posisi tawar yang lebih besar di pasar produk-produk pertanian, serta tidak termajinalkan lagi dalam perekonomian.
Langkah itu diyakininya selaras dengan gagasan Presiden RI Joko Widodo untuk membangun korporasi petani dan nelayan sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 18 tahun 2020 tetang Rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024 yang memuat major projects penguatan jaminan usaha dan 350 korporasi petani dan nelayan.
Diakui Radiapoh waktu itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun telah mengajukan proposal kepada Presiden RI Joko Widodo dan mendapat respon yang sangat cepat, untuk kemudian terealisasi rapat rapat khusus dengan Kementerian PPN/Bappenas sekaligus menyerahkan buku Master Plan pembangunan korporasi Petani dan Nelayan di Kabupaten Simalungun.
Dari hasil pertemuan-pertemuan dengan pemerintah pusat, Pemkab Simalungun memulai membangun korporasi berbentuk Perseroan terbatas (PT) BUMR Pangan Simalungun sesuai dengan yang dikembangkan PT BUMR Pangan Terhubung di Sukabumi, sebagai wadah berkumpulnya organisasi petani.
“Untuk keperluan tersebut telah dibentuk Koperasi Pangan Haroan Bolon (KPHB) dan menghidupkan kembali PD Agromadear,” terang Radiapoh.
Berangkat dari upaya inilah akhirnya pemerintah kembali menaruh perhatian besar kepada Kabupaten Simalungun, terutama dari sisi sektor pertanian. Langkah konkret yang dilakukan Radiapoh dan jajarannya membuahkan hasil membanggakan.
Di tahun 2023, oleh pemerintah pusat menyematkan program khusus bagi Simalungun Program Kemitraan Closed Loop. Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya kemandirian, termasuk kesejahteraan petani, ketersediaan komoditas dan mampu menyokong ketahanan pangan.
Kabupaten Simalungun merupakan daerah implementasi kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah sebelumnya Kabupaten Deli Serdang yang juga telah mengembangkan Closed Loop hortikultura pada lahan seluas 1.500 hektar pada tahun 2022 lalu.
Selain sektor pertanian, Program Kemitraan Closed Loop di Kabupaten Simalungun juga mengembangkan beberapa sektor lainnya mulai dari sektor peternakan seperti Unit Pengolahan Pupuk Organik dan Urban Farming Unggas, sektor perikanan seperti Urban Farming Lele dan Kolam Air Tawar, serta sektor pariwisata seperti Agrowisata dan Desa Wisata.
“Pemerintah tentu memperhatikan dan berharap seluruh komoditas dapat memperoleh untung yang baik dan offtakernya ada. Kami akan mendorong tidak hanya ke swasta melainkan juga ke BUMN, dengan ini saya berharap bahwa tujuan (pengembangan) hortikultura dapat tercapai,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Launching Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura di Kawasan Pertanian Terpadu Simalungun (KPT-S) di Desa Nagori Panribuan, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun.
BACA JUGA