Geliat KAI Rambah Bisnis Baru

TN, trustnews.id
Jumat, 08 November 2019 | 18:47 WIB


Geliat KAI Rambah Bisnis Baru
Edi Sukmoro Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
PT KAI terus menggeliat, setelah mulus mentransformasikan diri dalam industri perkeretaapian modern. Kini mulai merambah bisnis properti dan hotel.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus merambah jejaring bisnisnya. PT KAI melalui anak usahanya, PT KA Properti Manajemen (KAPM), masuk dalam bisnis hotel berjaringan.  
Tak tanggung-tanggung, dalam dua tahun ke depan, PT KAI akan membangun jaringan hotel di empat kota. Yaitu,  Bandung, Batu (Malang), Garut dan Purwokerto. 
“KAI menyiapkan investasi lebih dari Rp 320 miliar untuk proyek ini,” ujar Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro  kepada TrustNews.
Pembangunan tahap pertama, lanjutnya, dilakukan di Bandung. Karena, kota kembang ini, dinilai cukup strategis dengan pertumbuhan wisatawan yang terus meningkat di angka 16,4 persen. Bahkan, jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik diperkirakan akan terus bertambah, seiring akan segera selesainya sejumlah proyek infrastruktur. 
“Hotel ini dibangun karena melihat peluang banyaknya wisatawan dan pebisnis yang menjadikan Kota Bandung sebagai tujuan berkunjungnya,” ujarnya.
Sebelumnya, PT KAI telah pula menggulirkan Pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) atau hunian yang menyatu dengan moda transportasi di Jakarta. Pengembangan TOD mendapat respon positif dari pengembang swasta untuk ikut terlibat.
“KAI juga melihat adanya peluang dari pengembangan stasiun di wilayah kota-kota besar. Bekerjasama dengan BUMN Karya, KAI akan mengembangkan kawasan Transit Oriented Development (TOD),” ujarnya.
Pengembangan hunian di kawasan stasiun yang terintegrasi dengan berbagai moda transportasi umum, lanjutnya, diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar yaitu konsep hunian berkualitas yang terintegrasi dengan berbagai akses, tentunya dengan harga yang terjangkau.
“Kawasan Transit Oriented Development (TOD) nantinya dalam satu wilayah akan ada kawasan residensial, komersial dan transportasi publik,” paparnya sambil melanjutkan, ”Dalam pengembangan TOD ini, KAI bermitra besama BUMN Karya, yaitu Perumnas, Adhikarya, PP Properti, Wijaya Karya, dan Hutama Karya,” ungkapnya.
Apa yang dilakukan KAI dengan bisnis hotel jaringan dan pengembangan TOD, menurut Edi Sukmoro, sebagai bentuk optimalisasi KAI yang terus mengutamakan pelayanan kepada pelanggan dan menghadirkan inovasi-inovasi untuk peningkatan pelayanan kepada pelanggan.
“KAI kedepan akan mengoperasikan jalur KA yang baru diaktivasi yaitu Cibatu-Garut, lalu mengoperasikan LRT Jabodebek. KAI juga akan terus membeli sarana baru, mengembangkan rute baru ka barang dan penumpang, pengembangan stasiun, tujuannya agar masyarakat semakin banyak yang menggunakan transportasi massal,” paparnya. 
Bahkan untuk memanjakan konsumennya, lanjutnya, KAI membuka fasilitas coworking space untuk memudahkan penumpang yang ingin bekerja dengan ruang yang nyaman saat berada di stasiun. 
Fasilitas coworking space ini tersedia di sembilan stasiun, yaitu Stasiun Gambir Jakarta, Juanda Jakarta, BNI City Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Yogyakarta, Surabaya Gubeng, dan Jember. 
Selain itu, KAI juga terus mengembangkan sisi teknologi informasi (TI) di berbagai bidang usahanya. Pengembangan sistem ticketing, aplikasi penjualan tiket, sistem angkutan barang termasuk pemasangan Wi-Fi di kereta dan stasiun. Ini merupakan langkah KAI untuk menjawab tantangan terkait kebutuhan masayarakat yang saat ini serba online. 
“KAI terus berimprovisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan aplikasi KAI Access, calon penumpang bisa melakukan pemesanan tiket kapan saja dan dimana saja termasuk pembelian KA Lokal. Terdapat pula fitur unggulan seperti e-boarding pass, pembatalan, reschedule dan pembelian tarif reduksi,” paparnya.
Bagi Edi Sukmoro, keberadaan prasarana transportasi kereta api sangatlah vital dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu daerah. Prasarana tersebut menjadi pendorong bagi berputarnya roda perdagangan dan industri. “Keberadaan kereta api akan mendorong geliat ekonomi daerah. Mulai dari aksesibilitas dan mobilitas masyarakat semakin tinggi, mendorong percepatan pengembangan wilayah, penyerapan tenaga kerja, potensi pariwisata, dan potensi perkembangan sektor informal pendukung kegiatan konstruksi maupun operasional daerah rute kereta api serta dapat meningkatkan percepatan komunikasi penduduk antar daerah,” pungkasnya.(TN)