Jalan Tol Pertama di Calon Ibukota Baru

TN, trustnews.id
Jumat, 20 September 2019 | 05:18 WIB


Jalan Tol Pertama di Calon Ibukota Baru
Ilustrasi by TrustNews
Memiliki panjang 99.350 km terdiri dari lima seksi, ini membutuhkan waktu 9 tahun masa pembangunannya.

Calon ibukota baru Republik Indonesia telah ditetapkan. Jalan bebas hambatan yang menghubungan dua provinsi, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda, pun siap dioperasikan pada Oktober 2019 ini.
Tol pertama di calon ibukota baru diberi nama Tol Balsam. Memiliki panjang 99.350 km terdiri dari lima seksi, ini membutuhkan waktu 9 tahun masa pembangunannya. 
Dimulai 12 Januari 2011, diresmikan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak. Peresmian ditandai pemancangan batu pertama di kawasan Manggar, Balikpapan, tol yang menghabiskan dana sekitar Rp9,97 triliun ini selesai Oktober 2019.
Dalam kunjungannya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit menyatakan bahwa jalan tol ini dapat segera digunakan masyarakat pada akhir Oktober 2019.
"Saat ini progres konstruksi seluruhnya telah mencapai 97%. Kami optimis untuk seksi II hingga seksi IV Palaran dapat dioperasikan secara fungsional akhir Oktober ini. Sementara seksi V dan I yang merupakan dukungan konstruksi pemerintah, masih ada beberapa yang harus dikejar dan ditargetkan beroperasi pada akhir 2019," jelas Danang.
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda memiliki total panjang 99.350 km terdiri dari lima seksi, yaitu seksi V ruas Balikpapan (km 13)–Sepinggan (11.500 km), seksi I ruas Balikpapan (km 13)–Samboja (22.025 km), seksi II ruas Samboja–Muara Jawa (30.975 km), seksi III Muara Jawa–Palaran (17.300 km), dan seksi IV Palaran–Samarinda (17.550 Km).
Jalan tol dengan investasi sebesar Rp9,97 triliun ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN), di mana dari lima seksi jalan tol, pemerintah memberikan dukungan konstruksi di seksi V dan seksi I dengan total panjang 33.115 km yang bertujuan meningkatkan kelayakan finansial ruas tol tersebut.
Sementara untuk seksi II hingga seksi IV sepanjang 66.235 km, pembangunannya menggunakan dana dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), yaitu PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS).
Turut mendampingi Danang, Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryani juga menyoroti percepatan penyelesaian Jalan Tol Balikpapan-Samarinda mengingat jalan tol pertama di Pulau Kalimantan ini pasti menjadi cikal bakal pembangunan infrastruktur lainnya untuk mengembangkan suatu kawasan ekonomi terpadu.
"Salah satunya, jalan tol ini akan terhubung langsung (dengan) Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, 11 km dari Balikpapan. Dapat diproyeksikan juga jalan tol ini akan membangkitan lalu lintas karena berperan sebagai penghubung ibu kota negara dengan dua daerah utama lainnya, yaitu Balikpapan dan Samarinda," ujar Desi.
Direktur Utama PT JBS STH Saragi optimis dapat memenuhi target jumlah kendaraan yang melintasi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda per harinya.
"Saat ini kami menargetkan sekitar 10.000 kendaraan dapat melewati jalan tol ini setiap harinya. Kami optimis angka tersebut dapat tercapai, bahkan lebih dari itu, karena Samboja sebagai daerah yang dilewati jalan tol ini telah resmi menjadi bagian dari ibu kota negara baru," jelas Saragi.
Diharapkan rampungnya pengerjaan Jalan tol Balikpapan-Samarinda menjadi sarana dasar pengembangan ibu kota negara baru, serta turut mendukung percepatan distribusi barang dan jasa antara dua kota tersebut yang dapat memangkas waktu perjalanan non jalan tol yang sebelumnya mencapai 3-4jam, menjadi hanya 1 jam.