Pindang Kambing Wonogiri Mbah Sinem
Selasa, 14 Mei 2024 | 18:57 WIB
Dok, Istimewa
Mendengar kata pindang yang terbayang adalah olahan masakan berbahan dasar ikan laut, tapi tidak untuk pindang yang satu ini. Di kabupaten Wonogiri Jawa Tengah, ada kuliner khas lokal yang disebut dengan pindang kambing.
Pindang kambing ini terdiri dari dua sajian menu. Pertama, sajian pindang berupa bubur yang terbuat dari gaplek dan kaldu tulang kambing. Kedua, bacem kambing yang terdiri dari kikil dan daging tetelan yang dimasak dengan rempah. Kemudian disajikan menjadi sat, dan dibungkus dengan daun jati. Unik khan?
Salah seorang yang bertahan membuat pindang kambing adalah Mbah Sinem, 75, warga Dusun Sambirejo RT 001/RW 009, Desa Ngadirojo Kidul, Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah. Dia salah satu pembuat kuliner khas Wonogiri yang masih bertahan hingga saat ini. Mbah Sinem setia membuat pindang kambing sejak 1988 hingga sekarang. Pindang Mbah Sinem terasa sangat istimewa, karena ia menambahkan pada pindang kambing buatannya dengan olahan jeroan kambing.
Bahan utama pindang ini berupa kikil kambing, tepung gaplek, dan tulang kambing yang dipotong kecil-kecil. Sedangkan bahan yang lain berupa ketumbar, laos, bawang putih, kemiri, daun salam, dan garam.
Saat sepi, Mbah Sinem menghabiskan sekitar dua sampai empat ekor kambing. Namun saat Lebaran, minimal dia menyembelih minimal enam ekor kambing untuk kebutuhan pelanggan. “Semua kambing saya beli dan saya sembelih sendiri. Dagingnya dibeli pedagang sate kambing, sedangkan jerohan dan tulangnya saya buat pindang kambing,” sambung Mbah Sinem.
Biasanya, pindang kambing buatannya tandas pukul 18.00 WIB. Bungkus pindangnya pun harus menggunakan daun jati. Mbah Sinem enggan menggunakan kertas minyak maupun daun pisang sebagai pembungkus.“Sebelum matang sudah banyak yang pesan. Baik datang langsung maupun memesan melalui pesan singkat. Pelanggan saya banyak yang berasal dari luar Kecamatan Ngadirojo seperti Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Jatisrono, Kecamatan Wonogiri, dan Kecamatan Jatipuro di Karanganyar,” kata dia.
Salah satu pelanggan dari Dusun Rejosari, Desa Ngadirojo Kidul, Ngadirojo, Wonogiri, Tini, mengaku sering membeli pindang kambing buatan Mbah Sinem. “Rasanya khas. Aroma rempahnya kuat dan jerohannya empuk. Apalagi dimakan saat masih panas. Rasanya mantab,” tutur dia.
Joani, pembeli asal Solo mengaku mengetahui pindang kambing Mbah Sinem ini dari saudaranya yang berada di Wonogiri. "Katanya ada pindang kambing yang enak, akhirnya saya datang ke sini. rasanya gurih, jeroan kambingnya kayak manis dibacem. Baru pertama kali ini dan enak," jelasnya.
Untuk menjaga cita rasa lokal, Mbah Sinem memasak pindang kambing, menggunakan kayu bakar. Biasanya sebelum matang pelanggan setianya sudah banyak yang memesan. Baik lewat pesan singkat atau WA, ada juga yang datang menungguinya.
Karena itulah hanya dalam waktu kurang dari 2 jam pindang kambing mbah Sinem sudah ludes terjual. Pelanggannya banyak dari luar Kecamatan Ngadirojo, seperti Sidoharjo, Nguntoronadi, Jatisrono, Wonogiri, juga Jatipuro di Kabupaten Karanganyar.
Penasaran untuk mencicipinya? datang langsung ke rumah Mbah Sinem di Desa Sambirejo Kelurahan Sanggrahan, Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri. Mbah Sinem tidak membuka rumah makan khusus, dia hanya menjajakan di rumahnya yang sederhana. Lokasinya dekat Terminal Ngadirojo. Tidak sulit untuk menemukannya karena selalu ramai dikunjungi pembeli. Selamat mencicipi.
BACA JUGA