DAS Merupakan Konsep Besar Tata Ruang Di Indonesia

Hasan, trustnews.id
Senin, 15 Januari 2024 | 23:14 WIB


DAS Merupakan Konsep Besar Tata Ruang Di Indonesia
Dok, Istimewa
TRUSTNEWS.ID,. - Pertumbuhan penduduk ini berpotensi untuk mengakibatkan munculnya pemanfaatan lahan baru, baik untuk permukiman, pertanian dan kepentingan lainnya yang berimplikasi semakin meningkatkan tekanan penduduk terhadap lahan. Jika tidak dipahami dengan pemahaman lingkungan, pembukaan lahan yang semakin meningkat dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan dan Kesehatan DAS. Dan dampaknya seperti yang sudah sering kita lihat Bersama, banjir dimusim penghujan, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan serta indek kerentanan air yang terus naik. Kondisi ini semakin diperparah lantaran pemahaman masyarakat, stakeholders, bahkan aparatur pemerintah mengenai hubungan hulu-hilir dalam konteks Daerah Aliran Sungai (DAS) masih sangat minim.

Kondisi ini tentu berbanding terbalik pada integrasi dan sinkronisasi program Pembangunan ditinjau dari sudut pandang konsepsi maupun peningkatan tekanan terhadap sumberdaya yang mengalami peningkatan secara signifikan yang tentu saja menjadi tantangan sangat besar dalam penyesuaian-penyesuaian format tata kelola.

Berdasarkan catatan data yang direlease Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Luas daratan di Indonesia kurang lebih 190 juta Ha, dibagi habis menjadi 42.210 DAS dengan skala 1 : 50.000. Dari jumlah tersebut 4.489 DAS dengan total luas 95.098,704 (atau kurang lebih 50,04% dari total luas daratan) merupakan DAS dengan klasifikasi dipulihkan, artinya kondisi DAS tersebut “sedang tidak baik-baik” saja.

“Dari 4.489 DAS tersebut, dalam RPJMN 2020 – 2024 terdapat 108 DAS prioritas yang menjadi fokus penanganan pemerintah untuk dilakukan intervensi – intersensi perbaikan pengelolaan mulai kegiatan RHL (baik vegetatif maupun sipil teknis), KBR, Penghijauan Lingkungan melalui Bitprod, kegiatan UPSA, peningkatan kapasitas kelembagaan melalui Forum DAS dan lain sebagainya, yang diharapkan dapat meningkatan fungsi DAS menjadi lebih optimal,” tegas Dyah Murtiningsih, M.Hum., Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), KLHK.

Langkah ini menurut Dyah pentig dilakukan karena DAS merupakan kesatuan lanskap yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan dengan melibatkan multi pihak dan multi sektor yang seringkali terdapat irisan-irisan aktivitas dan kepentingan di dalamnya.

Untuk mendorong sinergi dan sinkronisasi kegiatan di dalam DAS, mau tidak mau Direktorat Jenderal (Ditjen) PDASRH harus mengidentifikasi karakteristik , menyusun rencana pengelolaan terpadu serta monitoring dan evaluasi kinerja DAS.

Berbagai bentuk kegiatan tersebut merupakan artikulasi kongkrit bahwa DAS merupakan konsep besar tata ruang. Dalam rangka peningkatan fungsi dan Kesehatan DAS, dilakukan program rehabilitasi hutan dan lahan, baik yang bersifat vegetatif maupun sipil teknis yang diharapkan dapat memperbaiki tata air dari aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas, serta menekan laju degradasi lahan yang berdampak pada penurunan produktivitas lahan. Peran hutan sebagai regulator air dapat terkalkulasi secara kuantitatif melalui pendekatan DAS, yang secara faktual dapat menyajikan hubungan era tantara ketahanan air, pangan dan energi.

“Upaya ini kami lakukan sesuai dengan Permen LHK nomor 15 Tahun 2021. Dimana, tugas yang diemban Ditjen PDASRH adalah melakukan perumusan kebijakan dan melaksanakan kegiatan di bidang penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai, perbenihan tanaman hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi tanah dan air dan pengendalian kerusakan ekosistem perairan darat,” tegas Dyah.

Berbagai upaya dan program Ditjen PDASRH diinisiasi agar fungsi penyangga kehidupan di dalam DAS dapat berlangsung secara optimal sehingga mendorong penghidupan (livelihood) yang lebih baik dan menempatkan DAS sebagai entitas ekonomi sekaligus menjadi basis kebijakan pengurangan resiko bencana. Hal tersebut perlu diperhatikan karena indeks bahaya akibat bencana iklim (climate hazard index) Indonesia cukup tinggi dan tersebar hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.

Data BNPB menyebutkan jumlah total bencana hidrometereologis saat ini: pada 2019: terdapat total 3.814 bencana. Di tahun 2020 total 4.650 bencana, 5.402 bencana di tahun 2021. Kemudian satu tahun kemudian terdapat total 3.544 bencana.”Peningkatan daya dukung DAS akan berimplikasi terhadap peningkatan kestabilan landscape, yang merupakan modalitas penting pembangunan wilayah dan pertumbuhan ekonomi serta peningkatan social capital masyrakat,” tambahnya.


BACA JUGA