ATI Desak Tarif Barrier Teh Naik Jadi 40%

Hasan, trustnews.id
Sabtu, 09 Desember 2023 | 21:45 WIB


ATI Desak Tarif Barrier Teh Naik Jadi 40%
Dok, Istimewa
TRUSTNEWS.ID,. - Permintaan tinggi atas teh sebagai salah satu minuman yang banyak disukai di dunia, ditambah dengan pengetahuan tentang manfaat mengkonsumsi teh, membuatnya menjadi komoditas ekspor yang penting bagi Indonesia. Namun, saat ini nilai ekspor teh masih kalah jauh dibanding nilai impor dari luar negeri.

Berdasarkan data Atase Perdagangan KBRI Beijing, selama Januari-September 2022 nilai ekspor teh Indonesia ke China telah mencapai 3,5 juta dolar AS (sekitar Rp54,73 miliar) atau tumbuh sebesar 25,20 persen dibandingkan periode Januari-September 2021. Namun selama periode itu pula, nilai impor teh Indonesia dari China mencapai 6,2 juta dolar AS (sekitar Rp96,97 miliar) atau tumbuh 680,70 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kondisi inilah yang menjadi ‘keprihatinan’ Asosiasi Teh Indonesia (ATI), termasuk para petani, pengusaha nasional dan swasta. Kondisi ini sudah disampaikan ATI, baik kepada pemerintah maupun Lembaga DPR RI

“Usulan kita yang sampai saat ini belum terealisasi adalah penerapan tarif barrier untuk menahan laju impor dari beberapa negara seperti Vietnam, Thailand, China dan lain sebagainya. Kami mengusulkan tarif barier (kebijakan proteksionis terhadap barang–barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar negeri) ini dinaikkan menjadi minimal 40% tarif barier yang saat ini berlaku 20%,” tegas Dedek kusdiman, Ketua Asosiasi Teh Indonesia (ATI) kepada Trustnews dalam kesempatan wawancara.

Sebagai perbandingan saja lanjutnya, untuk tarif barrier di beberapa negara angkanya sangat fantastis. Di india tarifnya mencapai 114%, Turkey 145% dan Vietnam 50%. “Kami juga mengusulkan untuk diberlakukannya penerapan notaris barrier man, yang bertujuan agar produk-produk yang di ekspor itu sudah mempunyai standar tertentu (tersertifikasi). Persyaratan-persyaratan yang kami usulkan itu ada beberapa seperti ISO 9000 dan sebagainya,” lanjut Dedek.

Hal-hal inilah yang beberapa tahun ini terus diperjuangkan ATI kepada lembaga pemerintah dan legislatif, sehingga dua harapan hal ini bisa diberlakukan. Tujuannya agar produk teh tidak tergerus oleh produk-produk luar dan bisa menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.


BACA JUGA