BULS Peternakan Sapi Terintegrasi
Sabtu, 15 Juli 2023 | 00:03 WIB
Dok, Istimewa
Saat ini, BULS mengembangkan usaha sampai ke hilir. Diantaranya Rumah Potong Hewan, Pembuatan produk Olahan Daging (Sosis, Kornet, bakso dan lain-lain) sampai dengan bisnis retail daging (Meat Shop).
Irman Yasin Limpo, Direktur PT Berdikari United Livestock, mengatakan, industri pangan yang semakin tumbuh (termasuk pangan asal daging sapi) membuat permintaan sapi semakin meningkat. Peningkatan konsumsi daging sapi belum dapat dipenuhi oleh industri peternakan sapi dalam negeri sehingga gap kebutuhan masih dipenuhi melalui impor.
"Ini menjadi peluang besar bagi BULS untuk terus mengembangkan peternakan sapi," ujar Irman Yasin Limpo menjawab TrustNews.
Dalam pandangannya, dalam upaya BULS menghadirkan pembibitan sapi dengan kualitas terbaik ada beberapa langkah yang diempuh. Pertama, pemilihan indukan dan pejantan perlu dilakukan.
Kedua, menghindari kawin silang sehingga tetap dapat melahirkan bibit sapi terbaik.dan, ketiga, untuk menghasilkan bibit sapi unggul juga dapat dilakukan bantuan teknologi, yakni inseminasi buatan ataupun transfer embrio
"Bibit sapi dengan kualitas baik sangat dibutuhkan, supaya perkembangan sapi dapat dicapai maksimal dan menghasilkan daging dengan kualitas terbaik," paparnya.
Atau dengan kata lain, dalam pembibitan sapi, BULS melakukan dua metode pengembangbiakan sapi, yakni pengembangbiakan alami di padang penggembalaan dengan perbandingan populasi 1 ekor pejantan yang dipasangkan dengan 25 betina. Masa kawin berlangsung selama 3 bulan.
Kedua, inseminasi buatan dan transfer embrio untuk menghasilkan bibit unggul juga diadopsi. Perusahaan itu menerapkan kedua teknik pembibitan itu sejak 1985. “Kami pertama kali melakukan inseminasi buatan dan transfer embrio di Indonesia,” kata Abdi. Kegiatan itu bekerjasama dengan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Kementerian Pertanian dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Irman pun menunjuk keberadaan ranch milik BULS. Di atas lahan seluas 6.700 hektare di Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, ini menjadi pusat pembibitan dan pengembangbiakan sapi di Indonesia.
"Ranch milik BULS tercatat sebagai Ranch terbesar di Indonesia. Di dalam lahan tersebut terdapat kandang penggemukan dengan kapasitas 2.500 ekor," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, BULS yang berdiri pada 1971, memiliki luas area peternakan 6.700 hektare. Dari total luas lahan itu 5.463,06 hektare diantaranya untuk area penggembalaan, 5unit gudang (pakan dan feedmill) berkapasitas 9 ton per hari, kandang penggemukan berkapasitas 3.500 ekor, kandang karantina, dan lahan pakan rumput potong seluas 200 hektare.
Selain itu, BULS juga menempati lahan seluas 218,54 hektare di Desa Lainungan, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidenreng Rappang. Lokasi itu dekat dengan laut sehingga hanya digunakan untuk aktivitas bongkar muat perdagangan ternak. PT BULS juga memiliki rumah potong hewan modern di dua tempat, yaitu di Parepare dan Gowa, Sulawesi Selatan.
Ini menjadikan BULS sebagai ranch yang terintegrasi. Sebab bukan hanya urusan pemeliharaan dan penggemukan,tapi juga karantina, pembesaran, penyediaan pakan dan pengolahan pakan.
"Kita ingin BULS Sidrap menjadi pusat pembibitan dan pengembangbiakan sapi di Indonesia. Bahkan menjadi pusat studi peternakan," tambahnya.
Ranch Sidrap juga memiliki program integrated dengan tanaman pangan (pakan), seperti meliputi jagung, sorgum dan singkong.
Soal pakan, kata Irman, saat ini pihaknya sudah bekerjasama dengan 27 kelompok tani di Parepare dan juga mahasiswa Polbangtan untuk menentukan standar pakan yang baik bagi pertumbuhan hewan ternak.
"Kami sudah bekerjasama dalam bentuk penanaman jagung. Kami sudah bekerja sama dengan 27 kelompok tani, juga berbicara dengan polbangran untuk standar," pungkasnya.
BACA JUGA