Inovasi Digital BPR BKK Jateng Padukan Lokal dan Teknologi
Kamis, 13 Oktober 2022 | 15:06 WIB
Dok, Trustnews/Istimewa
Koesnanto, Direktur Utama PT BPR BKK Jateng, mengatakan transformasi digital merupakan upaya untuk menjembatani debitur milenial yang usianya di bawah 48 tahun sebanyak 39.000 atau 75 persen dari total jumlah debitur.
“Digitalisasi BPR ini untuk melayani segmentasi pasar yang 75% tadi karena, artinya teknologi yang kami ciptakan semangatnya menangani debitur usia generasi milenial, dengan tetap patron melayani budaya lokal. Perpaduan budaya lokal dan teknologi itu harus bisa berjalan dengan baik,” ujar Kosnanto menjawab Trustnews.
Dia pun membeberkan langkah perusahaan setelah peluncuran K-eris di 2022, maka di 2023 akan diluncurkan BKK Mobile Gamelan atau Gerakan Melayani Layani non tunai. Ini sesuai tagline BKK Jateng 'Membangun Daerah, Membangun Lokal'
"Kami sudah punya K-eris, nanti di 2023 kita siapkan BKK Mobile namanya Gamelan. Karena nasabah kami ada dua segmen yakni konvensional dan milenial," ujarnya.
"Karena debitur kami banyak milenial akhirnya kami akan berfokus pada implementasi digital. Seperti K-eris ini baru di launching Juli sudah ada 4.000 orang yang download. Transformasi digital ini satu kekuatan juga, jadi masyarakat sudah bisa bayar PDAM via digital," paparnya.
Koesnanto mengungkap, transformasi digitalisasi merupakan bagian dari Lima Strategi BKK Jateng untuk tetap mempertahankan kinerja di tengah pandemi, yang pertama penguatan likuiditas, dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan masyarakat, BKK Jateng memiliki cash ratio yang bagus yakni 37,14%.
Kedua adalah efisiensi, BKK Jateng mencoba untuk melakukan penghematan di biaya operasional, ada biaya-biaya yang tidak terlalu dibutuhkan dalam supporting bisnis.
Ketiga sesuai dengan arahan OJK BKK Jateng harus mendukung program pemerintah dalam restrukturisasi kredit, relaksasi.
“Nah kami ada Rp166 miliar dari 6.319 debitur yang dilakukan relaksasi terhadap debitur yang terdampak pandemi. Kebijakan itu merupakan implementasi POJK 11,” jelasnya.
Keempat meningkatkan pendapatan yang berbasis komisi, basis pemulihan cadangan yang akan berpengaruh dalam capaian laba usaha perseroan di tahun 2021.
Kelima, fokus pada bisnis UMKM. Selain itu, dalam menjalankan bisnisnya BKK Jateng mengedepankan 3K yakni Keseimbangan, Keselarasan dan Keserasian. Keseimbangan artinya menyeimbangkan antara orientasi profit dan orientasi sosial, menjadi satu kekuatan.
Keselarasan, yakni setiap produk yang diciptakan BKK Jateng harus memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, faktor penting dalam menciptakan produk.
Keserasian, antara pengurus, stake holder, shell holders intinya ingin membahagiakan masyarakat dengan produk yang bagus, stakeholder dengan laba yang bagus dan kesejahteraan karyawan yang bagus.
"Kami menyiapkan target market KPKBM (Kampus, Pemerintah, Komunitas, bisnis, dan media) jadi semua lini kita masuki. Kampus, misalnya ada mahasisw-mahasiswi yang kesulitan biaya dan ini untuk menjawab di UU Pendidikan No 12 tahun 2012 yakni humaniora memanusiakan manusia," ujarnya.
"Persoalan di lapangan banyak masyarakat yang anaknya punya potensi kuliah tapi terkendala biaya," paparnya
"Kami ada gerakan pemberdayaan sosial, bahkan sampai menyentuh ke keluarga. Nah ini adalah salah satu hal yang kami lakukan, bukan hanya mengejar profit oriented tapi juga ada tindakan sosial karena kami bank pemerintah daerah," sambungnya.
Selaras dengan visi dan misi perusahaan, PT BPR BKK Jateng pertumbuhan kredit tetap terjaga meski sempat mengalami pengurangan jumlah debitur. Pada posisi Desember 2020 yang mencapai 507.000 debitur, turun 5.800 debitur pada kuartal I/2021 menjadi 501.000 debitur.
"Dari sisi pertumbuhan kredit, pada Desember 2020 sebesar Rp1,3 triliun, kemudian di kuartal I/2021 ada di posisi Rp1,360 triliun, dan di kuartal II/2021 mencapai Rp1.370 triliun," ungkapnya.
"Ini luar biasa karena berpengaruh pada pencapaian laba usaha. Pada Desember 2020 perolehan laba Rp38,5 miliar, sementara target 2021 Sebesar Rp53 miliar. Pada Juni laba BKK Jateng sudah di angka Rp22 miliar artinya di situasi pandemi, BKK Jateng ini bisa menumbuhkan laba luar biasa di kisaran 30% lebih. Ini tentunya membanggakan,” pungkasnya.
(tn/san)*
BACA JUGA