PT Angkasa Pura I Optimistis Bangkit Dari Pandemi

Hasan , trustnews.id
Sabtu, 10 September 2022 | 09:25 WIB


PT Angkasa Pura I Optimistis Bangkit Dari Pandemi
Dok, Angkasa Pura
Trustnews.Id - PT Angkasa Pura (AP I) I optimis dapat kembali meraih kinerja yang optimal dari tahun sebelumnya. Penurunan penumpang sempat mencapai 149 persen. Pandemi global Covid-19 yang berlangsung dari awal tahun 2020 hingga saat ini merupakan tantangan paling berat yang dihadapi oleh PT Angkasa Pura I sepanjang sejarah berdirinya perusahaan. 

Faik Fahmi, Direktur Utama PT Angkasa Pura I, mengungkap data sebelum pandemi melanda, di tahun 2019 tercatat sebanyak 81 juta penumpang dilayani di 14 bandara yang dikelola AP I. Memasuki tahun 2020, jumlah penumpang yang dilayani adalah sebanyak 32 juta. Pada tahun 2020, Bandara Sentani menjadi bandara ke-15 yang dikelola oleh PT Angkasa Pura 1. 

"Penurunan penumpang sangat drastis mencapai 149 persen," ujar Faik Fahmi menjawab Trustnews

"Hingga saat ini, kondisi pandemi Covid-19 belum dapat dipastikan kapan akan selesai atau kembali seperti sebelum adanya pandemi," tambahnya. 

Dikatakannya, AP I mengelola 15 bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia dengan tiga kategori, yakni pertama tiga bandara yang merupakan pintu gerbang kawasan program Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Yaitu Bandara Internasional Yogyakarta yang merupakan pintu gerbang DPSP Candi Borobudur, Bandara Internasional Lombok yang merupakan pintu gerbang DPSP Mandalika dan Bandara Sam Ratulangi yang merupakan pintu gerbang udara DPSP Likupang. 

Kedua, pintu gerbang udara kawasan industri dan bisnis di antaranya adalah Bandara Juanda Surabaya, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin dan Bandara Sentani.

Ketiga, pintu gerbang pariwisata unggulan yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Adi Soemarmo Surakarta, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara El Tari Kupang, dan Bandara Pattimura Ambon. 

Dalam kondisi penuh ketidakpastian akibat pandemi, Faik Fahmi mengatakan, AP I mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui program pengembangan infrastruktur bandara yang dikelola. Dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan fasilitas dalam mendukung pelayanan pergerakan penumpang, pergerakan pesawat, dan pergerakan barang/kargo. 

"Dengan pengembangan ini pada akhirnya akan menghadirkan multiplier effect pada pertumbuhan ekonomi di daerah dan secara nasional," ujarnya. 

Adapun pengembangan bandarabandara kelolaan PT Angkasa Pura I sebagai berikut: 

Bandara Internasional Lombok: pengembangan terminal yang sebelumnya memiliki luasan terminal sebesar 24.123 m2 menjadi seluas 43.501 m2, dengan daya tampung sebelumnya sebanyak 3,2 juta penumpang/tahun menjadi 7 juta penumpang/tahun. 

Pengembangan infrastruktur runway yang sebelumnya memiliki panjang 2.750 m telah diperpanjang menjadi 3.300 m serta ditingkatkan daya dukungnya sehingga mampu melayani operasional pesawat sekelas Boeing 777 untuk mendukung gelaran ajang balap motor kejuaraan dunia World Superbike dan MotoGP di Sirkuit Mandalika. 

Bandara Internasional Yogyakarta, penyelesaian pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo di tahun 2020 yang mampu melayani 20 juta penumpang/tahun. Bandara Sam Ratulangi Manado, pengembangan terminal bandara yang sebelumnya memiliki luas sebesar 25.956 m2 menjadi seluas 59.049 m2, dengan daya tampung sebelumnya sebanyak 2,6 juta penumpang/tahun menjadi 5,7 juta penumpang/tahun. 

Bandara Juanda Surabaya, pengembangan Terminal 1 (T1) yang sebelumnya memiliki luasan terminal sebesar 62.700 m2 menjadi seluas 91.700 m2, dengan daya tampung sebelumnya sebanyak 8,5 juta penumpang/tahun menjadi 13,6 juta penumpang/tahun. 

Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, pengembangan terminal bandara yang sebelumnya memiliki luasan terminal sebesar 6.708 m2 menjadi seluas 58.652 m2 dengan daya tampung sebelumnya 800.000 penumpang/tahun menjadi sebanyak 6,9 juta penumpang/tahun.

Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, peningkatan fasilitas perkuatan runway dari sebelumnya memiliki Pavement Classification Number (PCN) 74 FCXT menjadi PCN 90 FCXT (Proses verifikasi DBU), peningkatan Paved Shoulder Taxiway A dari sebelumnya memiliki spesifikasi 2 x 3-4 m menjadi 2 x 7.5 m, dan pengembangan Paved Shoulder Taxiway B dari sebelumnya 2 x 3-4 m menjadi 2 x 10.5 m.

Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, pengembangan terminal dari yang sebelumnya seluas 51.004 m2 menjadi seluas 144.440 m2, dengan kapasitas sebelumnya 7 juta penumpang/tahun menjadi 15,5 juta penumpang/tahun, perluasan area gedung parkir 

Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan luasan 29.253 m2 dengan daya tampung sebanyak 624 lot kendaraan roda 4. 
Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, pengembangan terminal bandara yang sebelumnya memiliki luasan terminal sebesar 11.947 m2 menjadi seluas 77.569 m2, dengan daya tampung sebelumnya 1,5 juta penumpang/tahun menjadi sebanyak 7 juta penumpang/tahun. 

Bandara Sentani Jayapura, beautifikasi area terminal penumpang dan peningkatan fasilitas terminal. 
Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali,revitalisasi Gedung VVIP, General Aviation Terminal (GAT), dan beautifikasi terminal penumpang untuk mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di akhir tahun 2022 mendatang. 

Bandara Adi Soemarmo Surakarta, pengembangan terminal dari yang sebelumnya memiliki luasan terminal sebesar 15.382 m2 menjadi seluas 33.351 m2, dengan daya tampung sebelumnya sebesar 1,5 juta penumpang/tahun menjadi sebanyak 4,1 juta penumpang/tahun. 

Bandara Adisutjipto Yogyakarta, beautifikasi terminal serta penambahan dan revitalisasi fasilitas terminal; 
Bandara El Tari Kupang, pengembangan terminal bandara dari yang sebelumnya seluas 7.642 m2 menjadi seluas 16.064 m2, dengan daya tampung sebelumnya sebanyak 1,7 juta penumpang/tahun menjadi 2,8 juta penumpang/tahun. 

Bandara Pattimura Ambon, pengembangan terminal bandara dari yang sebelumnya seluas 10.270 m2 menjadi seluas 16.090 m2, dengan daya tampung sebelumnya sebanyak 821 ribu penumpang/ tahun menjadi 1,6 juta penumpang/tahun. 

"Menjaga stabilitas bisnis dengan menekankan pengelolaan perusahaan yang mencerminkan kinerja unggul dan pemanfaatan sinergi BUMN," pungkasnya.

(tn/san)