InJourney Airports Tingkatkan Konektivitas
Senin, 01 April 2024 | 23:59 WIB
Dok, Istimewa
Sebagai informasi, InJourney Airports merupakan subholding BUMN pada sektor pengelolaan bandara yang terdiri atas PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II). Kedua operator bandara ini sama-sama menargetkan peningkatan penumpang pesawat pada 2024.
"Kami menargetkan pada tahun 2024, total pergerakan penumpang sekitar 169 juta penumpang. Sejalan dengan dibentuknya PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) sebagai subholding PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)," ujar Faik Fahmi, Direktur Utama InJourney Airports, menjawab TrustNews.
"Pembentukan InJourney Airports menjadi langkah nyata untuk meningkatkan konektivitas udara di Indonesia maupun secara internasional. Adanya integrasi diharapkan dapat meningkatkan konektivitas udara, pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata, dan memberikan dampak positif bagi pemerintah, masyarakat, ekosistem aviasi, perusahaan dan karyawan," paparnya.
Faik mengatakan, InJourney Airports memiliki tugas meningkatkan konektivitas udara baik untuk penerbangan domestik maupun internasional sebagai fasilitator pertumbuhan ekonomi, mendukung pertumbuhan pariwisata di Indonesia untuk lebih berkontribusi terhadap PDB dan menciptakan lapangan kerja.
Selain itu InJourney Airports juga meningkatkan kinerja finansial bandara untuk mendukung pertumbuhan dan mengatasi keterbatasan kapasitas bandara, meningkatkan cakupan dan kecepatan logistik udara serta layanan pelanggan (pusat kargo baru) untuk memfasilitasi pengembangan bisnis baru seperti e-commerce.
"Kekuatan InJourney Airports adalah seluruh bandara yang dikelola. Dengan penggabungan AP1 dan AP2, total perusahaan mengelola 36 bandara di seluruh Indonesia. Penggabungan tersebut juga membuat operator bandara Indonesia menempati posisi kelima dengan kapasitas terbesar di dunia. Pada 2045, Angkasa Pura Indonesia menargetkan menempati posisi kedua terbesar di dunia," tegasnya.
Dikatakan Faik, Angkasa Pura Indonesia mengedepankan prinsip 3S+1C (Safety, Security, Services, and Compliance) dalam rangka pemantauan dan pengendalian menjaga ketertiban, keamanan, kelancaran, dan kenyamanan pelayanan pengguna jasa bandara, khususnya ketika menghadapi peningkatan jumlah trafik penumpang, pesawat, dan kargo. Posko angkutan lebaran dimulai pada 3 April 2024 dan berakhir pada 18 April 2024.
Seluruh bandara memastikan optimalisasi peran ruang dan petugas AOCC; memastikan kesiapan fasilitas keselamatan, keamanan, dan pelayanan dalam kondisi laik operasi. Termasuk memastikan pemenuhan standar tingkat pelayanan (level of service), melakukan penyesuaian jam operasi bandara (operating hours) apabila diperlukan; memastikan seluruh konsesioner, khususnya F&B, beroperasi selama operasi bandara; pemanfaatan media elektronik/media sosial untuk komunikasi efektif dan masif.
Serta menyiapkan dan mengoptimalkan personel posko; menyiapkan contingency plan; dan menunda pekerjaan di sisi udara (overlay runway, dll) kecuali pekerjaan yang bersifat menanggulangi kondisi darurat dan berhubungan langsung dengan keselamatan operasi penerbangan.
Selain itu, Angkasa Pura Indonesia juga mengantisipasi jika terjadi keadaan darurat dalam hal gangguan keamanan, accident, delay, dan force majeure serta langkahlangkah menghadapi cuaca ekstrem. "Hadirnya InJourney Airports dapat memberikan manfaat substansial bagi Indonesia.
Bagi Pemerintah, integrasi bandara dapat memfasilitasi koordinasi dan kolaborasi antar stakeholder maskapai penerbangan dengan memiliki satu BUMN untuk operasi bandara di seluruh Indonesia; meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan negara melalui dividen dan pajak bersamaan dengan peningkatan profitabilitas dan peningkatan pariwisata; serta dukungan untuk mencapai visi 10 Bali Baru," pungkasnya
BACA JUGA