Keamanan

JMM apresiasi Densus 88 Tangkap Jaringan Teroris jelang Nataru 2022

Buchory, trustnews.id
Kamis, 23 Desember 2021 | 09:07 WIB


JMM apresiasi Densus 88 Tangkap Jaringan Teroris jelang Nataru 2022
Ilustrasi
Jakarta - Satu pekan menjelang libur nasional natal dan tahun baru (Nataru) 2022, Densus 88 telah menangkap delapan orang diduga terkait terorisme jaringan Jamaah Ansharu Daulah (JAD), terbaru ada 2 orang diamankan di Provinsi Kalimantan Selatan, 3 orang di Kalimantan Tengah dan tiga orag di Jawa Tengah. Mereka yang ditangkap diduga akan melakukan aksi teror pada hari natal dan tahun baru. 

Jaringan Muslim Madani (JMM) mencatat, satu bulan menjelang nataru 2022 ada puluhan terduga teroris yang diamankan densus 88 di sejumlah wilayah. Dimana ada sembilan orang diamankan di Sumatera Utara, satu orang di Sumatera Selatan, empat orang di Kepulauan Riau dan lima orang di Lampung.  

Peneliti JMM, Lukman Hakim mengatakan kinerja keras densus 88 patut didukung dan diapresiasi penuh atas penangkapan terduga teroris yang diduga akan melakukan aksi teror tersebut pada hari libur nasional natal dan tahun baru 2022.

"Aksi-aksi terorisme masih menjadi ancaman nyata dan serius bagi stabilitas dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gerak cepat dan antisipasi Densus 88 patut kita apresiasi," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/12/2021).

JMM lanjut Lukman mengingatkan bahwa ideologi terorisme bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945 dan ajaran agama manapun. "Kewajiban negara hadir dalam melindungi  warganya dari ancaman radikalisme dan terorisme," tegasnya.  

Sebagai informasi, Jamaah Islam (JI) dan Jamaah ansharu Daulah merupakan organisasi militan teroris internasional. Jamaah Islam (JI) merupakan dalang dari peristiwa Bom Bali 1 dan 2, serta  sejumlah aksi teror bom lain dalam dua dekade terakhir di Indonesia. 

Kemudian Jamaah Ansharu Daulah adalah pendukung khilafah ISIS (Islamic State of Irak & Syiria) yang terkait dalam peristiwa bom Surabaya pada 2018 dan bom Makassar pada 2021. Kedua organisasi militan teroris tersebut sama-sama ingin mendirikan negara Islam di Indonesia dengan berbagai tindakan radikalisme dan terorisme untuk menakuti warga dan negara dalam satu dekade ini di Indonesia.