JMM ajak Santri Perangi Penyebaran Faham Radikalisme Agama
Minggu, 05 Desember 2021 | 20:25 WIB
Seminar Deradikalisasi yang Pondok Pesantren Sirojul Huda, Kota Bogor, Minggu (5/12/2021).
"Sampai saat ini penyebaran paham radikalisme atas nama agama masih marak dalam berbagai bentuk termasuk di dunia maya, banyak yang terbuai dan terdoktrinasi dgn penyebaran paham tersebut karena apa? Salah satunya adalah karena minimnya pemahaman terhadap prinsip Islam sebagai agama rahmatan lil alamin," katanya saat menjadi narasumber Seminar Deradikalisasi yang Pondok Pesantren Sirojul Huda, Kota Bogor, Minggu (5/12/2021).
Syukron menerangkan bahwa paham radikalisme, ekstrimisme bahkan terorisme jelas sangat bertolak belakang dengan Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam raya. Sementara itu “radikalisme” dalam bahasa Arab disebut “ syiddah attanatu” yang memiliki keras, eksklusif, berpikiran sempit, rigid, serta memonopoli kebenaran.
“Orang yang memiliki paham radikal adalah orang berpikiran sempit, kaku dalam memahami Islam, serta bersifat eksklusif. Apa-apa dianggap sesat, kafir atau takfiri bahkan punya pikiran harus diperangi. Jika ada orang seperti itu, menjadi bukti pemahaman islam-nya yang tidak kaffah,” terangnya.
Syukron menjabarkan fakta sejarah dimana pada tahun 35 Hijriyah, khalifah Usman Ibnu Affan terbunuh secara mengenaskan oleh sekelompok umat Islam yang ekstrem. Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib juga terbunuh oleh kalangan ekstrem. Dari fakta tersebut, Syukron menegaskan bahwa faham-faham radikalisme, ekstremisme dan terorisme itu adalah racun atau virus dalam Islam yang merusak dari dalam termasuk pada tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Untuk itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat islam terlebih Santri, ayo Saya mengajak untuk berjihad menegakkan panji-panji Islam yang rahmatan lil alamin, islam yang ramah, moderat dan toleran serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan ditengah kemajemukan bangsa kita tercinta,” tegasnya.
BACA JUGA