AUKUS Picu Perlombaan Senjata Nuklir

TN, trustnews.id
Minggu, 17 Oktober 2021 | 10:00 WIB


AUKUS Picu Perlombaan Senjata Nuklir
Istimewa
Prancis merespon keras menarik pulang duta besarnya dari Australia dan Amerika Serikat paska terbentuknya AUKUS. Delapan armada selam bertenaga nuklir siap di bangun Australia.

AUKUS tak hanya membuat kawasan Indo Pasifik memanas. Aliansi tiga negara (Amerika Serikat, Inggris dan Australia) ini juga membuat tensi hubungan diplomatik Uni Eropa menunggi terhadap Amerika. Ini setelah Prancis menarik duta besarnya dari Amwriy dan Australia.

Langkah keras Prancis tersebut sebagai respon atas sikap Australia yang bersiap membatalkan kesepakatan senilai US$ 40 miliar dengan Grup Angkatan Laut Prancis untuk membangun armada kapal selam konvensional.

Di lain sisi, rencana pembatalan itu diambil, setelah AUKUS terbentuk, maka Australia ketiban 'durian runtuh' soal kapal selam. Tak tanggung-tanggung delapan kapal selam bertenaga nuklir bersiap dibangun.

Dan, Australia menjadi negara kedua setelah Inggris yang diberi akses ke teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir pada tahun 1958.

Keberadaan AUKUS diumumkan secara virtual oleh Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Rabu (15/9). Dalam Kerja sama tersebut, AS dan Inggris akan memberikan teknologi dan kemampuan kapal selam bertenaga nuklir kepada Australia.

Ketiga pemimpin negara itu menekankan, Australia tidak akan memasang senjata nuklir, tetapi menggunakan sistem propulsi nuklir pada kapal selam untuk menghadapi ancaman pada masa datang.

Ketua Dewan Eropa, Charles Michel mempertanyakan loyalitas di antara sekutu. Dia menyebut ada ketidaktransparanan yang terjadi.

"Kami mengamati kurangnya transparansi dan loyalitas yang jelas," tegasnya dikutip AFP, Selasa (21/9).

Hal sama juga dikatakan Diplomat Tinggi Eropa Josep Borrell. Ia menegaskan kawasan menyatakan sikap solidaritas dengan Prancis.

"Pengumuman (kerja sama kapal selam nuklir AUKUS) bertentangan dengan seruan untuk kerja sama yang lebih besar dengan UE di Indo Pasifik," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyebut AS berkhianat. Ia pun menilai Australia telah 'menikam Prancis dari belakang'.

Munculnya AUKUS dan deal kapal selam nuklir AS-Australia juga menyebabkan kericuhan di kawasan Asia Pasifik. Sejumlah negeri mengkhawatirkan meningkatnya 'perlombaan senjata nuklir' di wilayah ini.

Australia diyakini membuat nuklir untuk membendung hegemoni China, agar mampu melawan militer Negeri Panda, termasuk di Laut China Selatan (LCS). China sendiri disebut riset Institut Perdamaian Stockholm memiliki 350 rudal nuklir.

Indonesia yang secara geografis dekat dengan Australia langsung merespon melalui Kementerian Luar Negeri yang meminta Australia mengedepankan jalan damai dan dialog dalam setiap masalah.

Begitu tahu negara tetangganya merespon AUKUS, Perdana Menteri Australia Scott Morrison langsung menelpon Presiden Joko Widodo.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah. Faizasyah mengatakan telepon keduanya berlangsung pada Senin (20/9) sore.

"Betul, ada komunikasi per telepon kemarin sore," kata Faizasyah saat dihubungi, Selasa (21/9).

Mengutip media The Australia, perbincangan tersebut berfokus pada rencana pengembangan kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia.

PM Morrison meyakinkan Presiden Jokowi, Australia tidak akan melakukan pengadaan senjata nuklir sebagai bagian dari kemitraan keamanan AUKUS dengan Amerika Serikat dan Inggris. Menurut Morrison, Australia akan terus mempertahankan seluruh kewajiban mereka di bawah traktat nonproliferasi (Non-pro-liferation Treaty, NPT).

Traktat ini adalah perjanjian internasional yang bertujuan untuk mencegah perluasan senjata nuklir di dunia dan mempromosikan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Morrison menegaskan bahwa kemitraan keamanan AUKUS ini akan berkontribusi dalam perdamaian, stabilitas, dan keseimbangan strategis di kawasan.

Di Asia, selain China sebenarnya ada tiga negara lain yang memiliki nuklir. Yakni Korea Utara (Korut), India dan Pakistan. (TN)