Perum Jamkrindo Bidik Infrastruktur Hingga Industri Tekstil
Jumat, 08 Februari 2019 | 20:08 WIB
Direktur utama Perum Jamkrindo, Randi Antox
Tak main-main, tuntutan diminta langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar Jamkrindo terus berupaya meningkatkan kinerja melalui berbagai inisiatif strategis serta berkomitmen memperluas pasar penjaminan dengan membuka kerja sama baru kepada perbankan maupun nonperbankan.
Di era industri 4.0, BUMN tidak bisa lagi bermain sendiri-sendiri jika ingin bertahan. Saat ini untuk bisa bertahan, setiap perusahaan harus bisa berkolaborasi dalam menggarap potensi industri,” ujar Direktur utama Perum Jamkrindo, Randi Anto kepada Trust dalam sebuah kesempatan pertengahan Januari lalu.
Cakupan penjaminan Jamkrindo semakin luas setelah pemerintah menerbitkan PP No. 35 tahun 2018, lanjut Randi, Jamkrindo bisa melakukan kerja sama di bidang lain dalam bisnis penjaminan seperti kerja sama di bidang infrastruktur dan bidang industri.
Perum Jamkrindo bisa melakukan kerja sama di bidang infrastruktur yang tengah gencar dilakukan pemerintah atau kerja sama di bidang industri perfilman dan tekstil tanpa melupakan UMKM-K sebagai core bisnisnya,” papar Randi.
Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Perum Jamkrindo dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk terkait penjaminan suretyship online pada 17 Mei 2018, bisa menjadi contoh upaya Jamkrindo melakukan terobosan dalam hal sinergi BUMN.
Adapun kerja sama penjaminan suretyship online tersebut terdiri dari Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka, dan Jaminan pemeliharaan. Dengan adanya suretyship online, maka para penerima pekerjaan atau vendor PT Semen Baturaja (Persero) Tbk tidak perlu lagi datang ke kantor Perum Jamkrindo terdekat untuk mengajukan permohonan penjaminan. Sebanyak 300 vendor tersebut cukup datang ke PT Semen Baturaja (Persero) Tbk untuk mengisi form digital secara mandiri.
Dengan adanya terobosan tersebut, maka proses pengajuan penjaminan menjadi lebih mudah dan efisien, sehingga dalam kepengurusan dokumen tender para kontraktor akan terbantu dengan hadirnya Perum Jamkrindo dalam memberikan pelayanan untuk menjamin proyek di waktu dan tempat yang sama yaitu di kantor PT Semen Baturaja (Persero) Tbk,” tuturnya
Di Perum Jamkrindo, dijelaskan Randi, lini bisnis penjaminan suretyship dan penjaminan nonbank masih sangat potensial. Tercatat volume penjaminan Suretyship dan Penjaminan NonBank di tahun 2017 mencapai Rp27,44 triliun atau 20,27% dari keseluruhan penjaminan pada Perum Jamkrindo yang sebesar Rp135,36 triliun.
Dengan adanya kerja sama tersebut dirinya berharap sinergi dan kolaborasi yang dibangun dengan PT Semen Baturaja bisa diaplikasikan di perusahaan-perusahaan BUMN maupun perusahaan swasta lainnya.
Kerja sama ini merupakan sebuah milestone penting untuk mendukung sinergi yang memiliki dampak lebih besar,” ujarnya.
Dengan kian luasnya cakupan kerja, Jamkrindo pun memancang target volume penjaminan pada tahun 2019 sebesar Rp180 triliun. Angka ini tumbuh sekitar 15% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan target tahun ini. Sebagai gambaran, sampai akhir 2018 Jamkrindo menargetkan volume penjaminan sebesar Rp157 triliun.
Jumlah kredit yg dijamin Jamkrindo secara konsolidasi pada tahun 2018 sendiri mencapai sebesar Rp174,74 triliun,” kata Randi.
Penjaminan tersebut terdiri dari penjaminan KUR Rp50,4 triliun kemudian non KUR Rp124,21 triliun. Penjaminan terbesar ada pada sektor jasa perdagangan, industri, pertambangan dan agribisnis. Di sisi lain, jumlah debitur yang dijamin oleh Jamkrindo sendiri adalah sebanyak 7,6 juta unit usaha.
Sampai September 2018, Jamkrindo mencatatkan perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp351 miliar. Jumlah tersebut melampaui target laba yang dipasang sepanjang tahun ini, yaitu Rp343 miliar.
Faktor pendorong perolehan laba mencapai target antara lain karena volume penjamin yang meningkat hingga dua digit di tahun 2018. Jamkrindo mencatat, sampai September 2018, volume penjaminan mencapai Rp126 triliun, tumbuh 14,55% secara tahunan. Volume penjaminan tersebut sekitar 80% atau Rp85,15 triliun disumbang dari penjamian non KUR dan sisanya Rp41,30 triliun merupakan penjaminan KUR.
Perolehan laba juga berkat kontribusi dari pendapatan penjaminan, hasil investasi dan penerimaan subrogasi, serta efisiensi biaya sehingga mampu mendongkrak kinerja perusahaan,” papar Randi.
Selain itu, pencapaian kinerja juga didukung oleh inovasi Perum Jamkrindo dari sisi produk maupun operasional. Dari sisi produk, perusahan telah memiliki produk penjaminan fintech. Pada tahun ini Perum Jamkrindo mengembangkan suretyship online yang membuat proses pengajuan penjaminan menjadi lebih mudah dan efisien.
Perusahaan yang fokus pada bisnis penjaminan kredit pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kini mengembangkan modul aplikasi penjaminan online untuk setiap produk penjaminan surety bond.
Untuk sekadar diketahui, selama tahun 2017, Perum Jamkrindo berhasil mencatatkan laba sebesar Rp1,02 triliun meningkat dari tahun sebelumnya Rp941,4 miliar. Demikian juga aset perusahaan tumbuh dari Rp13,4 triliun pada 2016 menjadi Rp14,6 triliun pada 2017. Perum Jamkrindo juga meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk laporan keuangan tahun 2017, berdasarkan hasil audit oleh Kantor Akuntan Publik Hertanto, Grace, Karunawan (HGK) member of TIAG yang dilansir pada Rabu 28/2/2018. Dalam hal penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), Perum Jamkrindo di bawah Direktur Utama Randi Anto meraih predikat dengan kualifikasi sangat baik dan berdasarkan sertifikasi PEFINDO (Credit Rating Agency) berperingkat AA Plus (Double A Plus, Stable Outlook).
Dengan segala pencapaian tersebut, tahun 2019, Perum Jamkrindo siap mengarungi bisnis dengan mengusung tema to synergize, to strengthen people, to strengthen process.
BACA JUGA