Fadia – Riswadi Ora Njanjeni, Ora Ngapusi
Sabtu, 21 November 2020 | 12:36 WIB
Fadia – Riswadi Ora Njanjeni, Ora Ngapusi
Pilkada serentak, tinggal satu bulan lagi, 9 Desember 2020, masyarakat Indonesia, khususnya rakyat Kabupaten Pekalongan, akan memilih pemimpinnya untuk lima tahun ke depan.
Namanya juga Pilkada, para calon akan blusukan ke daerah-daerah pemilihan untuk melakukan sosialisasi visi-misi dan program kerja kepada masyarakat. Selain itu, juga memasang spanduk dan baliho yang memuat visi-misi, slogan maupun jargon yang mudah dimengerti masyarakat.
Pasangan Laila Fadia Elfouz Rafiq (Fadia) – Riswadi, calon bupati dan calon wakil bupati Kabupaten Pekalongan, jargon berbeda dari biasanya alias antimainstream. Seakan tengah menyindir dengan halus, ‘Ora Njanjeni, Ora Ngapusi’.
“Ora Njanjeni, Ora Ngapusi itu jargon DADI (singkatan dari Fadia-Riswadi) yang artinya tidak memberi janji dan tidak berbohong kepada masyarakat Kabupaten Pekalongan,” ujar Fadia.
Bagi Fadia, sebagai pemimpin haruslah sesuai realita dan tidak obral janji hanya untuk menarik hati masyarakat untuk memilih. Apa yang ingin dilakukan calon pemimpin tertuang dalam visi dan misi, tentu harus disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi yang ada.
“Ora asal njenjeni (tidak asal janji-red) yang akhirnya tidak terbukti, itu sama saja membohongi masyarakat,” papar Fadia menjelaskan makna slogan terbilang unik ini.
Pasangan calon nomor 2 tersebut, mengaku, keikutsertaannya dalam Pilbup Pekalongan dikarenakan dorongan masyarakat yang mengeluh kurangnya perhatian Pemkab dalam membangun wilayah mereka, khususnya di wilayah pegunungan dan wilayah pesisir.
“Masyarakat mikir ke siapa lagi mau curhat, kalau bukan ke Fadia yang pernah ikut memimpin Kabupaten Pekalongan. Gini lho bu, kondisi jalanan wilayah kami kurang diperhatikan yang dibangun wilayah bawah saja,” papar Fadia yang tercatat menjabat Wakil Bupati Pekalongan periode 2011-2016 ini.
Curhat dan pesan tersebut, baginya, menandakan masyarakat Kabupaten Pekalongan tidak saja masih mengingat dirinya, tapi juga percaya bahwa dirinya bisa memberikan solusi. Meski sudah lima tahun lebih kembali menjadi masyarakat biasa.
“Orang kalau mau curhat itu intinya percaya dengan lawan bicara. Kalau rakyat sudah curhat, berarti ada sumbatan komunikasi dengan pmimpinnya. Saya sih senang-senang saja menjadi tempat curhatan, minimal membuka sumbatan itu,” tegasnya.
Fadia mengaku, malah ‘dipesani’ oleh masyarakat yang mengeluhkan kepadanya, kalau nanti memimpin jangan lagi ada pilih kasih atau membeda-bedakan.
“Bu, nanti kalau mimpin jangan beda-bedakan. Kami ini semua rakyat Pekalongan, baik yang di gunung, di tengah maupun pesisir, itu warga ibu semua,” ujar Fadia mengulangi pesan masyarakat kepadanya.
Dorongan dan dukungan masyarakat itulah yang membulatkan tekadnya untuk maju pada kontestasi, apalagi mendapat dukungan dari PDIP, Golkar, dan PAN. Kedua paslon ini mengantongi dukungan 19 kursi dengan rincian PDIP 11 kursi, Golkar 4 dan PAN 4.
“Kita harus memandang Kabupaten Pekalongan secara utuh. Tidak hanya Pekalongan atas (wilayah pegunungan) saja, tidak melulu Pekalongan tengah (perkotaan) atau hanya fokus Pekalongan pesisir. Tidak lagi bicara pengkotak-kotakan wilayah,” paparnya.
Pembangunan yang seperti itu, baginya, menimbulkan dilema sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
“Ada yang bilang pembangunan infrastruktur jalan hanya tersisa 5 persen di Pekalongan atas, apa iya begitu? Bagi saya bukan jalan, karena hanya sirtu (pasir batu) yang dipadatkan dan 5 persen adanya di Pekalongan Atas, kan itu yang dikeluhakan masyarakat,” ungkapnya.
Begitu juga di Pekalongan pesisir yang langganan banjir rob, menurutnya, harus dicarikan solusinya agar tidak merugikan masyarakat.
“Malah saya dengar sarana prasarana kebencanaan sangat minim, padahal melihat peta kerawanan bencana Kabupaten Pekalongan itu merata baik di Pekalongan atas dan pesisir,” tegasnya.
Fadia pun bertekad memberikan banyak perubahan kepada daerah Kabupaten Pekalongan agar tidak tertinggal dari Kabupaten tetangga.
“Melihat daerah tetangga yang bisa melakukan perubahan secara signifikan, maka kedepan kami juga akan melakukan perubahan menjadi lebih baik agar tidak tertinggal dari daerah tetangga. Tetapi itu perlu dibuktikan dengan kerja nyata dan bukan janji semata,” paparnya.
Sementara itu, Ormas Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Kabupaten Pekalongan, menyatakan tekadnya untuk berjuang memenangkan pasangan Fadia-Riswadi merupakan mutlak direalisasikan.
“Kita dari Bapera ingin DADI memperoleh suara sebanyak 80% dari jumlah pemilih yang ada di Kabupaten Pekalongan,” ujar Ashraf Khan yang memimpin Bapera Kabupaten Pekalongan.
Sedangkan, Ketua DPD Bapera Jateng, Fahd El Fouz A Rafiq dalam sambutannya mengatakan, Bapera merupakan ormas yang taat hukum.
Karena saat ini masih ada pandemi Covid-19, semua anggotanya supaya tetap menjalankan protokol kesehatan, utamanya memakai masker dan jaga jarak.
"Walaupun yang hadir dalam kegiatan tersebut jumlahnya di luar perkiraan, namun harus mematuhi aturan pemerintah soal kesehatan dalam masa pandemi," tandasnya. (TN)
BACA JUGA