Target Tinggi Pasca Transformasi
Kamis, 09 Juli 2020 | 15:31 WIB
PTPN III Holding (Persero) - Muhammad Abdul Gani
Tanpa adanya pandemi Covid-19 pun, tugas yang diemban Muhammad Abdul Ghani dalam memimpin PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero) sudah terbilang menantang. Muhammad Abdul Ghani harus bergegas melakukan transformasi salah satu perkebunan terbesar di dunia - berdasarkan total lahan konsesi perkebunan seluas 1,17 juta hektare dengan komoditas yang beragam – antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing, dengan jumlah karyawan sekitar 140 ribu orang.
Berdasarkan data per 31 Maret 2020, areal tanaman PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan didominasi oleh kelapa sawit seluas 593.600 hektar, karet seluas 145.998 hektar, tebu seluas 55.596 hektar serta areal teh 30.489 hektar.
"Holding PTPN telah terbentuk tahun 2014 namun keberadaannya belum optimal untuk meningkatkan kinerjanya. Setelah saya identifikasi, ternyata ada beberapa hal yang perlu diredefinisi dan ditata ulang dengan melakukan transformasi perusahaan yang lebih komprehensif”, ujar Abdul Ghani, dalam sebuah diskusi dengan TrustNews.
Sebagaimana diketahui, holding perkebunan terbentuk dari 14 PTPN dengan berbagai ragam usaha. Menurutnya, dalam praktek yang terjadi selama ini belum terbentuk orkestrasi di bawah satu komando. Masing-masing PTPN menjalankan fungsi yang saling tumpang tindih dengan induk perusahaan yaitu PTPN III. Selain itu ada ketidakjelasan garis komunikasi antara holding dengan 14 PTPN, kondisi ini tentu tidak efektif dalam menerapkan kebijakan, startegi dan program perusahaan.
Mengetahui hal itu, Pemerintah bertindak cepat. Sebagai Pemegang Saham, melalui Kementerian BUMN, melakukan perombakan organisasi mulai dari PTPN I hingga XIV dengan memangkas seluruh direksi anak usaha dari sebelumnya empat direksi menjadi hanya satu orang. Dalam menjalankan pengelolaan perusahaan, direktur dibantu 2 sampai 3 Senior Executive Vice President (SEVP).
“Untuk melaksanakan peran besar yang diamanatkan pada PTPN Group, telah dilakukan penguatan organisasi induk dan anak perusahaan. Pada tahun 2020 ini, peran Holding Perkebunan Nusantara yang sebelumnya sebagai Strategic Holding berubah menjadi Operational Holding, dimana fungsi utama dan perencanaan strategis termasuk seluruh keputusan terkait investasi (on farm dan off farm), kebijakan komoditi, portofolio bisnis,
pengembangan bisnis baru, pemasaran, inisiatif optimalisasi dan divestasi aset, pendanaan dan manajemen kas, serta sumber daya manusia dikendalikan sepenuhnya oleh Holding”, Ghani memaparkan lebih lanjut kepada TrustNews.
“Sementara itu, Anak Perusahaan fokus kepada kegiatan operasional terutama dalam meningkatkan produksi dan produktiivitas serta efisiensi pengelolaan. Dengan demikian, PTPN Group secara konsolidasi diharapkan lebih siap dalam menghadapi tantangan bisnis ke depannya.” jelasnya.
Dalam rangka menata ulang hubungan antara holding dengan Anak Perusahan telah disusun charter interaksi yang mengatur hubungan serta hak dan kewajiban antara holding dan anak perusahaan dalam berbagai aspek pengelolaan korporasi” paparnya.
Dengan postur yang lebih ramping, hirarki dan pembagian tugas yang jelas, membuat PTPN III Holding berani memancang target yang tinggi. Untuk produksi CPO, misalnya dari 2,99 juta ton tahun 2020 menjadi 3,37 juta ton pada 2023 nanti. Begitu juga dengan tebu, PTPN III Holding secara konsolidasi menargetkan produksi 1,84 juta ton produksi gula di 2023.
“Sesuai penugasan Kementerian BUMN, PTPN menjadi bagian dari food, energy and healthcare security. Bergabung dalam kluster pangan nasional yang memiliki peran dalam menjaga ketahanan dan supply chain pangan di Indonesia sehingga menjadi lebih terintegrasi,” pungkas Ghani. (TN)
BACA JUGA