Kiprah BPSDMI Mencetak Generasi 4.0

TN, trustnews.id
Kamis, 18 September 2025 | 23:14 WIB


Kiprah BPSDMI  Mencetak Generasi 4.0
Dok, Istimewa
TRUSTNEWS.ID - Pemerintah Indonesia berupaya meretas jurang antara kesia pan sumber daya manusia dan tuntutan revolusi industri 4.0. Salah satu ujung tombak strategi itu adalah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindus trian.

Dalam enam tahun terakhir, lembaga yang dibentuk melalui Peraturan Presi den Nomor 69 Tahun 2018 pada 16 Agustus 2018, ini berkembang menjadi motor penggerak pelatihan, pendidikan vokasi, dan sertifikasi tenaga kerja industri, dengan fokus membangun talenta siap bersaing di era digitalisasi manufaktur.

Masrokhan, Kepala BPSDMI, menga takan percepatan transformasi tak lagi menjadi pilihan, melainkan keharusan.

“Industri tidak bisa menunggu. SDM yang kompeten adalah bahan bakar utama agar Indonesia tidak tertinggal,” ujarnya kepada TrustNews.

Sebagai jawaban atas era digital, lanjutnya, BPSDMI mendirikan Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) untuk mengakselerasi transformasi industri nasional.

“PIDI 4.0 dibangun sebagai wujud konkret dari peta jalan Making Indonesia 4.0, yang pertama kali diluncurkan pada 2018 oleh Presiden Jokowi,” ungkapnya.

Dalam praktiknya, PIDI 4.0 telah menyelenggarakan pelatihan dengan total tenaga kerja industri yang mening kat kompetensinya sebanyak 1816 peserta dari awal tahun 2022 hingga semester 2 tahun 2025. Adapun, pelatihan yang ditawarkan meliputi topik-topik mutakhir seperti IoT, robotika, mekatronika, dan keamanan siber.

Selain itu, PIDI 4.0 berfungsi sebagai showcase yang telah menerima kunjun gan dari 338 industri hingga tahun 2024, termasuk masyarakat umum yang bisa mengakses teknologi mutakhir secara bebas melalui reservasi.

Di pameran itu, solusi teknologi dari perusahaan seperti Toyota TMMIN, Indolakto, dan Telkomsel dipertontonkan sebagai bagian dari transformasi nyata industri. Selain itu, para pengunjung show case juga turut berkeliling ke 30 booth mitra aktif PIDI 4.0.

“PIDI 4.0 bukan sekadar gedung pamer teknologi, melainkan akselerator inovasi dan laboratorium masa depan industri nasional,” tegasnya.

Baginya, Kolaborasi pun menjadi kunci. PIDI 4.0 saat ini bermitra dengan 63 perusahaan, termasuk 12 mitra inter nasional dari negara-negara seperti AS, Jerman, Korea Selatan, dan Singapura.

Di lain sisi, program seperti Ericsson Hackathon 2024 yang mempertemukan talenta digital muda, industri, dan pemer intah untuk merancang solusi berba sis Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, dan big data bagi sektor manufaktur.

Dalam kompetisi itu, Tim Molka keluar sebagai juara pertama berkat orisinalitas dan implementabilitas ide mereka: meran cang sistem pemantauan proses produksi berbasis IoT yang terintegrasi dengan anal itik data real-time.

“Dari sana lahir ide-ide orisinal dan siap pakai, seperti rancangan Tim Molka yang mampu memantau proses produksi berbasis IoT dengan analitik data real time,” ujar Masrokhan.

Pada tahun 2025, PIDI 4.0 kembali bekerja sama dengan Ericsson dan Qual comm untuk menyelenggarakan Hack athon 2025. Ajang ini menjadi lanjutan dari kesuksesan penyelenggaraan sebelumnya, dengan fokus pada pengembangan solusi berbasis IoT, Ai, dan 5G yang relevan bagi kebutuhan industri.

Masih di tahun yang sama, PIDI 4.0 memperluas perannya melalui kegiatan prototyping AI bersama PT NEC Indonesia dan Bogortech. Kolaborasi ini dirancang untuk mengembangkan solusi kecerdasan buatan yang aplikatif bagi sektor manufak tur nasional.

Selain itu, sepanjang pertengahan tahun 2025, PIDI 4.0 juga aktif berkolab orasi dengan berbagai perusahaan untuk menyelenggarakan workshop. Kegiatan ini menjadi wadah berbagi pengetahuan,pengalaman, dan praktik terbaik dalam penerapan teknologi industri 4.0, sehingga memperkuat ekosistem inovasi di Indonesia.

Dalam perjalanannya, BPSDMI menge lola jaringan pendidikan vokasi yang meli puti 11 politeknik, 9 SMK, dan 2 akademi komunitas. Kurikulum diperbarui agar relevan dengan kebutuhan industri, khususnya bidang otomasi, robotika, dan mekatronika.

Program pelatihan 3-in-1 yang mengin tegrasikan pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja menjadi salah satu upaya menjawab kebutuhan tenaga kerja terampil di sektor prioritas.

“Hasilnya mulai terlihat, dengan prestasi internasional Politeknik ATI Makassar di ajang kompetisi robotik dan kemenangan Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng di tingkat nasional,” ujarnya.

Masrokhan menekankan bahwa keber hasilan tersebut tidak hanya diukur dari angka, tetapi dari perubahan pola pikir tenaga kerja.

“Kami membangun mindset baru, di mana pekerja tidak hanya menjadi opera tor, tetapi juga inovator,” ujarnya.

Baginya perjalanan BPSDMI untuk meratakan dampak transformasi industri ke seluruh pelosok negeri masih panjang. Tantangan kesenjangan keterampilan tetap ada, terutama di luar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Namun optimisme tetap menjadi pijakan.

“Kami memulai dari pusat, tapi tujuan kami adalah transformasi di seluruh rantai industri, termasuk UMKM dan sektor padat karya,” pungkasnya. (TN)


BACA JUGA