Kimia Farma Apotek Masalah Kesehatan Terselesaikan
Senin, 16 Desember 2019 | 07:06 WIB
Drs. Nurtjahjo Walujo Wibowo, Apt, Direktur Utama PT Kimia Farma (Persero) Apotek Tbk,
PT Kimia Farma (Persero) Tbk merancang pelayanan kesehatan satu atap. Cukup datang ke Kimia Farma Apotek karena terintegrasi mulai dari apotek, klinik kesehatan, laboratorium klinik, klinik kecantikan hingga homecare.
Saat ini kemanapun kaki melangkah, tak sulit menemukan Kimia Farma Apotek (KFA). Tak hanya di kota-kota besar, bahkan menjangkau hingga ke kecamatan di seluruh Indonesia. Ini berkat keberadaan 1.276 outlet yang ditujukan untuk mendekatkan diri dalam pelayanan kesehattan kepada masyarakat.
Langkah untuk meningkatkan pertumbuhan jumlah outlet, dalam Bahasa Drs. Nurtjahjo Walujo Wibowo, Apt, Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek (Persero) Tbk, pola hidup masyarakat sudah jauh berubah lebih baik mencegah daripada mengobati. “Masyarakat sudah cerdas, saat ini orang datang ke apotek itu tidak harus sakit. Tapi orang sehat yang kepingin lebih sehat lagi supaya terhindar dari penyakit,” paparnya kepada TrustNews.
Hal itu menurut pria yang akrab dipanggil Nurtjahyo, ini membuka ceruk baru dengan konsep health and beauty. Sebuah gaya hidup sehat yang sedang diminati kaum milenial dan profesional yang bergaya hidup aktif, dinamis, dan serba praktis.
"Kehadiran ritel kecantikan dan kesehatan Kimia Farma Health & Beauty sebagai wujud komitmen Kimia Farma untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar senantiasa berpenampilan cantik dan tetap sehat. Tidak hanya brand (merek) dari Kimia Farma saja, outlet ini pun menyuguhkan beraneka macam produk lifestyle dari brand-brand lain,” jelas Nurtjahjo.
Karena menyasar kaum milenial dan professional, lanjut Nurtjahjo, gerainya pun dibuat kekinian. Hal yang membedakan yakni interaktif screen dari Mediv Kimia Farma yang memudahkan pengunjung untuk memesan alat kesehatan secara online.
Selain itu, keberadaan digital price tag (label harga secara digital) di setiap etalase untuk memberikan informasi harga yang update, para pelanggan juga dapat melakukan cashless payment dengan menggunakan aplikasi pembayaran digital.
“Apotek tentu tetap ada dan terus meluas, namun kita juga menjawab permintaan konsumen yang ingin berpenampilan cantik dan tetap sehat. Konsep itu Health & Beauty Care. Kenapa kita bisa sampai seperti itu, ya kita upayakan apa yang dibutuhkan oleh konsumen sekarang terkait dengan layanan Health & Beauty,” ujar Nurtjahjo sepanjang karirnya pernah menjabat di beberapa apotek Kimia Farma, antara lain Dilli, Timor Timur (sekarang Timor Leste), Denpasar, Jakarta dan Balikpapan.
Hal lain yang tengah dipersiapkan, menurut Nurtjahjo, menggabungkan semua lini bisnis, mulai dari apotek, klinik, laboratorium hingga praktek dokter dalam satu aplikasi.
“Kita punya ribuan apotek, ratusan klinik dan laboratorium termasuk berdiskusi dengan apoteker. Mengapa apoteker perlu, karena orang beli obat umumnya bertanya keluhan yang dirasakannya. Nah ini yang sedang dirancang bagaimana memadukan online dan offline dalam satu aplikasi,” paparnya. Berbagai terobosan yang dilakukan itu, lanjutnya, ditujukan untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh kesehatan. Termasuk keberadaan homecare, dimana dokter yang datang ke rumah untuk pasien yang memiliki jadwal tetap dalam penyembuhan.
“Pasien cukup datang ke Kimia Farma, semua masalah kesehatan bisa terselesaikan. Tidak perlu kemana-mana lagi, cukup di Kimia Farma,” pungkasnya. (TN)
BACA JUGA