Optimisme Askrindo Syariah Menutup Kinerja Positif Di Semester II 2024
Kamis, 12 Desember 2024 | 09:47 WIB
Dok, Istimewa
Direktur Utama Askrindo Syariah Kokok Alun Akbar mengatakan, pihaknya optimis dapat menutup kinerja positif hingga akhir 2024 dengan me manfaatkan ceruk pasar pembiayaan syariah yang masih sangat besar di sisi KUR Syariah maupun Non Program. Ia bahkan meyakini dapat meraup laba diangka Rp200 miliaran, dengan capaian Imbal Jasa Kafalah (IJK) Bruto mencapai Rp900 miliaran di akhir tahun 2024.
Optimisme yang dibawa Askrindo Syariah bukan tanpa dasar, mengingat kinerja keuangan yang dibukukan perusahaan terus mengalami pertumbuhan positif di paruh pertama tahun ini.
“Sampai Juni 2024 perkembangan kita cukup bagus secara tahunan (YoY) di mana kita tumbuh hampir dua digit di semua aspek. Kalau kita lihat di posisi Juni 2024, Aset kita tumbuh 14% YoY, Liabilitas 11%, Ekuitas 20%, dan IJK Bruto kita tumbuh 23%,” ujar Alun kepada Infobank pada akhir Juli 2024 ini.
Menariknya, peningkatan kinerja perusahaan diimbangi dengan kualitas manajemen yang baik, di mana beban klaim dapat termaintain dengan baik. Disatu sisi, pendapatan perusahaan terkerek 23%, sehingga Hasil Underwriting (HUW) naik 18%, dan laba bersih melonjak hingga 17%.
Alun merinci, sepanjang Semester I/2024, total Nilai Penjaminan/Kafalah aktif yang dibukukan Askrindo Syariah mencapai Rp34,79 triliun. Angka itu berasal dari penjaminan program KUR, UMi, Mikro, Retail dan Korporasi, Konsumtif, serta Suretyhip. Sementara Kafalah Penjaminan yang ditanggung sendiri (Own Retention/OR) di luar reasuransi dan Co-Guarantee mencapai Rp23,84 triliun.
“Kafalah OR untuk pembiayaan masih didominasi dari Bisnis Program yang mencapai 60%, sisanya 40% Non Program” terangnya. Volume Penjaminan tersebut mayoritas 90% disumbang dari sektor UMKM baik KUR, UMi, dan Mikro. Sisanya 10% berasal dari segmen Retail dan Korporasi, Konsumtif serta Suretyship. Alun menyampaikan bahwa di tahun ini pihaknya akan menjalankan beberapa rangkaian strategi untuk mengejar pertumbuhan.
Pertama, dengan terus meningkatkan kapasitas penjaminan, baik melalui tambahan modal organik dari optimalisasi laba, juga tambahan modal dari Pemegang Saham. Kemudian, Alhamdulillah kita sudah mendapatkan panel reasuransi yang optimal, serta menggalakkan Co-Guarantee.
Dalam perusahaan penjaminan itu ada batasan maksimal penjaminan yang ditanggung sendiri, yakni sebesar 10% dari Modal. Let’s say, saya punya modal sekarang Rp957 miliar, berarti saya hanya bisa menjamin maksimal Rp95,7 miliar, sisanya harus di reassuransikan atau di Co-Guarantee sehingga kita atasi dengan memanfaatkan panel reasuransi atau Co-Guarantee. Kalau kita nggak punya panel reasuransi dan Co-Guarantee maka tidak bisa kita lempar dan bisnis tidak bisa kita ambil,” bebernya.
Kedua, dengan melakukan transformasi di segala bidang untuk memperkuat pondasi bisnis, menggenjot ekspansi dan penetrasi pasar yang sehat dengan risiko yang rendah, serta gencar mendorong digitalisasi dengan memanfaatkan sistem host-to-host dan aplikasi digital.
Terakhir ialah menjaga Sustainability Business Growth melalui penguatan Manajemen Risiko, Tata Kelola Perusahaan, meningkatkan kompetensi dari karyawan. Dengan strategi yang dilakukan, maka Askrindo Syariah akan menjadi perusahaan penjaminan syariah terbesar. “Saya rasa Manajemen Risiko saat ini harus menjadi garda terdepan dalam menjalankan bisnis yang sehat dan menjaga sustainability perusahaan,” ujarnya.
Perlu diketahui bahwa pada posisi Askrindo Syariah saat ini merupa kan perusahaan penjaminan syariah dengan pangsa pasar terbesar, dari sisi aset mencapai 45% dibanding industri penjaminan syariah, di mana nilai asetnya mencapai Rp2,6 triliun. Di sisi laba, anak usaha milik Askrindo ini juga menyumbang laba tertinggi dari total laba industri penjaminan syariah.
Dengan melihat pertumbuhan kinerja positif di semester 1 lalu, maka Askrindo Syariah sangat optimis menutup tahun 2024 ini dengan hasil kinerja yang positif.
BACA JUGA