Listrik Intermitten Momot Meco dan Industrialisasi
TN, trustnews.id
Sabtu, 30 November 2019 | 21:13 WIB
Dr. Kurtubi - Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Energi dan Mineral, dan Dewan Pakar HIMNI ( Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia)
Baterai atau Aki atau Storage kalau sedikit dan kecil-kecil untuk beberapa pembangkit listrik dari energi terbarukan, baik dari tenaga surya (PLTS) atau listrik dari tenaga angin PLTB ... tidak ada masalah. Perlu dipikirkan jika listrik yang harus disimpan dalam batere dalam jumlah yang sangat besar karena akan berasal dari banyak pembangkit ET, seperti PLTS, PLTB dan lain-lain, dimana listrik dari jenis pembangkit ini bersifat intermitten, yakni listrik yang secara alamiah tidak bisa menghasilkan stroom 24 jam. Karena PLTBayu misalnya, kincir anginnya akan MOMOT MECO (bahasa Sasak yang artinya, "berhenti bergerak seperti patung" disaat anginnya hilang atau angin-anginan.). Juga PLTSurya akan "MOMOT MECO" tidak bisa menghasilkan stroom di malam hari atau pada saat mendung dan hujan. Sehingga waktu pembangkit dari ET (energi terbarukan) yang menghasikkan stroom, listriknya harus disimpan di batere. Disinilah timbul masalah yang kontraproduktif dengan keinginan untuk lingkungan hidup yang lebih bersih. BATERE secanggih apapun tidak bisa menghilangkan dampak negatif, resiko kerusakan lingkungan akan tetap ada, meski dengan teknologi resiko hanya bisa dikurangi. Ditambah lagi selain batere untuk menyimpan stroom dari listrik ET, juga nantinya kendaraan listrik dalam jumlah besar akan membutuhkan batere yang lebih besar atau banyak. Untuk dimaklumi Pembangkit listrik yang bersih dan sama sekali tidak butuh batere karena dapat menghasilkan stroom stabil 24 jam, namanya NPP (Nuclear Power Plant) alias PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Oleh karenanya, demi masa depan bangsa yang besar ini, kita sarankan kepada Presiden Jokowi sebagai Ketua Dewan Energi Nasional, untuk segera mengumumkan bahwa Indonesia akan mulai memasuki era PLTN untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui Industrialisasi, Menuju Negara Industri Maju di tahun 2045. Kebijakan untuk memasuki era listrik PLTN ini sekaligus sebagai implementasi dari Cita-cita Visioner dari Bapak Pendiri Bangsa, Bung Karno yang sejak tahun 1950an sudah mencita-citakan agar bangsa Indonesia harus mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi nuklir untuk kesejahteraan rakyat. Listrik dari PLTN pasti dapat mendukung industrialisasi dengan penyediaan listrik stabil 24 jam dan bersih dengan emisi CO2, NOx, SOx dan debu paling kecil diantara semua jenis pembangkit,. Terlebih Teknologi PLTN generasi 3+ dan generasi 4 saat ini sudah sangat aman dengan biaya yang semakin kompetitif.
Penulis: Dr. Kurtubi - Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Energi dan Mineral, dan Dewan Pakar HIMNI ( Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia)