Nanas Lampung Kenikmatan Keberlanjutan

Admin, trustnews.id
Selasa, 12 November 2024 | 23:56 WIB


Nanas Lampung Kenikmatan Keberlanjutan
Dok, Istimewa
TRUSTNEWS.ID,. - "Ngumpul bareng makan serabi, canda tawa sambil makan. Ke Lampung, nanasnya sedapnya pasti, bikin kangen, gak ado tanding." Sebait pantun sederhana ini bukan hanya menggambarkan kelezatan buah nanas asal Lampung, tetapi juga merangkum kekayaan budaya dan keramahan masyarakatnya.

Dikenal karena rasa manisnya yang khas, nanas Lampung telah menjadi primadona di berbagai belahan dunia. Kualitasnya yang unggul, didukung oleh iklim tropis yang ideal dan teknik pertanian yang tepat, membuat buah ini diminati oleh eksportir dan konsumen di mancanegara. Namun, di balik popularitasnya, ada kisah menarik dari Great Giant Pineapple (GGP), perusahaan yang menjadi pelopor dalam pertanian berkelanjutan di kawasan ini.

Sejak didirikan pada tahun 1986, GGP telah menciptakan identitas yang kuat dalam dunia agribisnis. Dengan komitmen terhadap keberlanjutan, GGP tidak hanya fokus pada produksi nanas berkualitas tinggi, tetapi juga berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Konsep “ekonomi sirkular” dan “nilai bersama” yang kini menjadi buzzword dalam bisnis, telah lama diterapkan oleh GGP. Manajemen perusahaan percaya bahwa pertanian yang baik harus berorientasi pada keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan tanggung jawab sosial.

Welly Soegiono selaku Director Corporate Affairs GGP, mengatakan, GGP memadukan praktik pertanian modern dengan tanggung jawab sosial dalam program pemberdayaan masyarakat, memberikan pelatihan kepada petani lokal dan meningkatkan akses mereka ke teknologi yang lebih baik.

"Dengan cara ini, GGP tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperbaiki taraf hidup petani. Kami ingin keberhasilan perusahaan kami sejalan dengan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ujar Welly Soegiono kepada TrustNews.

"Keberhasilan GGP dalam menjalin kemitraan dengan petani kecil menciptakan ekosistem agribisnis yang saling menguntungkan. Ini bukan hanya tentang memproduksi nanas, tetapi juga membangun komunitas yang kuat di sekitar lahan pertanian," paparnya.

Lebih lanjut diurainya, GGP terus berinovasi untuk menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya. GPP mengadopsi teknologi terkini dalam proses pertanian dan pengolahan, termasuk penggunaan sistem informasi untuk memantau kualitas buah dari kebun hingga ke pasar. Dengan cara ini, GGP memastikan bahwa setiap nanas yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang tinggi.

“Keberlanjutan dan inovasi adalah dua pilar utama kami. Tanpa keduanya, kami tidak akan bisa bersaing di pasar global,” tambahnya.

Untuk diketahui, PT Great Giant Pineapple (PT GGP) merupakan anak perusahaan Gunung Sewu Group yang bergerak di bidang makanan dan produk pertanian.

Perusahaan ini fokus memproduksi buah segar, buah olahan, makanan dan minuman kemasan seperti jus, protein dan susu sapi, serta tepung tapioka asli yang dijual dengan merek Cap Kodok, Sunpride, Re.juve, Sunpride Lyfe, Duta, dan Hometown. Perusahaan juga memproduksi produk ekspor dengan brand dari pihak luar.

PT GPP juga menempati lahan seluas 34 ribu hektare atau hampir setengah luas negara Singapura. Dominan pada tanaman nanas. Juga ada sebagian lahan untuk pisang, jambu biji dan pepaya. Dari luas lahan tersebut, kemampuan produksi (panen) rata-rata mencapai 2.500 hingga 3.000 ton per hari. Olehnya juga, perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 27 ribu tenaga kerja ini juga dikenal memproduksi buah kaleng dan juga jus dengan produk dari nanas, jambu, pisang serta beberapa buah lainnya. Kini hasil produksinya sudah ekspor ke 65 negara diseluruh dunia.

Tak salah jika GGP memiliki visi menjadi Global Sustainable Fruit and Plant Based Company. Dengan volume ekspor mencapai 17 ribu kontainer per tahun. Hebatnya, satu dari empat produk nanas kaleng yang beredar di seluruh dunia adalah produk GGP.

GGP bukan hanya sebuah perusahaan; mereka adalah contoh nyata bagaimana keberlanjutan dan tanggung jawab sosial dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

Tengok saja bagaimana nanas dan pisang reject menjadi olahan seperti dodol, wajik, selai, bolu dan lainnya. Atau, menjadi pakan Black Soldier Fly (BSF) untuk budidaya Maggot. Keduanya dijalankan dalam Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (UMKM Partnership).

Seperti pantun yang menggambarkan kelezatan nanas Lampung, keberhasilan GGP adalah sesuatu yang membuat kangen dan tidak ada tandingannya.