PT Krakatau Pipe Industries Mendukung Kemandirian Energi Nasional
Selasa, 12 November 2024 | 23:04 WIB
Dok, Istimewa
Di tengah perubahan cepat dalam lanskap energi global, Indonesia sedang mengambil langkah berani untuk mengamankan masa depannya. Salah satu perusahaan yang berada di pusat transformasi ini, KPI dengan visinya ikut berkontribusi utama dalam pembangunan “Jalan Tol Gas” yang menjanjikan untuk merevolusi cara distribusi dan pemanfaatan gas di seluruh negeri.
Utomo Nugroho, Direktur Utama KPI, mengatakan, lebih dari 50 tahun mengkhususkan diri dalam pembuatan pipa baja, Perseroan memiliki visi yang jelas: membangun jaringan infrastruktur gas yang komprehensif, membentang dari ujung timur Pulau Jawa di Banyuwangi hingga ujung barat di Banten.
Namun, ambisinya tidak berhenti di situ, jaringan ini akan diperluas hingga menghubungkan Lampung di Sumatera sampai Aceh di bagian utara. Proyek besar ini bertujuan untuk memastikan bahwa gas, salah satu sumber daya alam Indonesia yang melimpah, dapat didistribusikan dengan lancar ke seluruh penjuru negeri.
“Konsep yang disiapkan oleh Kementerian ESDM adalah infrastruktur jalan tol gas, mulai dari Jawa Timur hingga Banten, dengan dilanjut akan menghubungkan dari Lampung hingga Aceh. Kita memiliki cadangan gas yang besar, sehingga dengan infrastruktur ini akan memungkinkan distribusi yang efisien ke seluruh wilayah,” ujarnya kepada TrustNews, dengan mengutip pernyataan Prof. Tutuka Ariadji, saat masih menjabat Dirjen Migas Kementerian ESDM beberapa waktu silam.
Lebih lanjut diuraikannya, ketika pemerintah memancang target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun, sektor energi dipandang sebagai faktor kunci. Distribusi gas yang andal dan terjangkau tidak hanya akan mendorong industri dalam negeri, tetapi juga membuka peluang baru untuk ekspor.
“Perseroan menyelaraskan rencana untuk mendukung program pemerintah yang lebih luas, terutama di sektor-sektor seperti manufaktur, pupuk, petrokimia, maupun industri minyak dan gas,” ujar pria yang pernah menjabat Dirut PT Krakatau Engineering ini.
“Kunci utamanya adalah industrialisasi apalagi fokus pemerintah pada hilirisasi (khususnya yang sudah jalan pada komoditas strategis seperti nikel) perlu dikembangkan hilirisasi dan industrialisasi dalam aspek dan stream yang lain, mineral dan logam lain dan bahkan di sektor petrokimia misalnya. Dan untuk gas selain merupakan backbone penyedia energi transisi yang relative bersih, juga berpeluang untuk dilakukan aspek hilirisasinya,” terang alumni Program Pendidikan Reguler (PPR) Angkatan 62 Lemhanas ini.
Sehingga rencana pengembangan Infrastruktur jalan tol gas yang direncanakan Kementerian ESDM, tentunya juga mendukung program Indonesia untuk dekarbonisasi industri, menyediakan alternatif energi yang lebih bersih dibandingkan batubara dan minyak bumi, selain mendukung Program Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah yang 8% tersebut.
“Di tengah tekanan global yang meningkat untuk solusi energi yang lebih hijau, cadangan gas alam Indonesia menawarkan jembatan praktis menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan,” ungkap alumni S2 Administrasi Bisnis ITB ini.
Diakuinya, perjalanan dari konsep keimplementasi tentu tidak akan mudah. Membangun jaringan gas nasional adalah tugas besar yang melibatkan koordinasi lintas wilayah, investasi besar, dan teknologi. Perseroan dan juga Krakatau Steel Group akan selalu menjadi mitra pendukung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk memastikan semua elemen proyek berjalan sesuai rencana.
“Koordinasi ini sangat penting. Kita tidak hanya berbicara tentang pipa, tetapi menciptakan jalur kehidupan bagi ekonomi, memastikan industri memiliki bahan bakar yang mereka butuhkan untuk berkembang, dan melakukannya dengan cara yang hemat dan efisien,” papar Utomo.
Dengan memastikan bahwa gas dapat didistribusikan ke lokasi-lokasi yang paling membutuhkan, lanjutnya, Perseroan berharap dapat membantu menurunkan harga dan mendukung perkembangan industri nasional.
“Ketika infrastruktur dan jaringan gas sudah tersedia, harga akan stabil dan menjadi lebih terjangkau, sehingga ekonomi secara keseluruhan akan lebih bertumbuh,” tegasnya.
Baginya, ‘jalan tol gas’ dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan jangka panjang Indonesia. Bagi industri yang bergantung pada sumber energi dan proses yang stabil, seperti pupuk, petrokimia, dan manufaktur, tersedianya gas murah dapat memicu era ekspansi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ketika negara ini berupaya mendiversifikasi ekonominya dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan mentah, infrastruktur seperti jalan tol gas KPI akan menjadi esensial dalam mendukung gelombang pertumbuhan industri berikutnya,” pungkasnya.
BACA JUGA