Pertamina Geothermal Produksi Gas 588 GWH Kuartal I 2024
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:02 WIB
Dok, Istimewa
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sampai dengan tahun 2023 sebesar 3.322 MW dengan kenaikan rata-rata sekitar 6% per tahun, menunjukkan adanya perkembangan signifikan pada agenda energi terbarukan. Julfi Hadi, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), tak memungkiri bahwa target yang dicanangkan pemerintah adalah target yang ambisius, tapi hal itu juga menunjukkan besarnya peluang pengembangan panas bumi.
Apalagi, potensi terbesar panas bumi berada di Sumatera dan Jawa, dua pulau yang memiliki permintaan listrik terbesar terutama dari sektor industri. "PGE berkomitmen penuh untuk mendukung agenda energi terbarukan pemerintah tersebut, kami terus menerus meningkatkan efisiensi operasi bisnis melalui berbagai terobosan dan konsistensi dalam kinerja yang unggul sehingga mencapai operational excellence," ujar Julfi Hadi kepada TrustNews.
"PGE juga berupaya mempercepat pertumbuhan perusahaan melalui kolaborasi bersama berbagai pihak, optimalisasi sumber daya sumur yang tersedia, dan penggunaan teknologi terbaru untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan," urainya.
Terlaporkan, PGE berhasil memproduksi 620 GWh Listrik dan 588 GWh uap pada kuartal 1 2024, dengan produksi tertinggi di Kamojang (186 GWh Listrik dan 239 GWh uap) dan Ulubelu (208 GWh listrik dan 203 GWh uap).
"PGE pada kuartal I 2024 telah menunjukkan kinerja yang positif tidak hanya dalam hal pendapatan dan laba, tetapi juga dalam upaya ekspansi pengembangan energi panas bumi di dalam dan luar negeri," ujarnya.
"Dengan melanjutkan strategi efisiensi dan optimalisasi operasional, PGE meyakini akan mampu meneruskan kinerja yang baik di 2024 dan seterusnya. PGE memiliki rencana ekspansi bisnis yang ambisius terkait dengan pencapaian target kapasitas terpasang 1 GW dari saat ini di kisaran 727 MW," paparnya.
Dia menekankan, PGE menyadari pentingnya transisi ke energi ramah lingkungan dan bertujuan untuk memimpin percepatan penggunaan energi yang ramah lingkungan. "Perusahaan meyakini masih banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan memanfaatkan potensi energi panas bumi di Indonesia," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang signifikan dan terbesar kedua di dunia dengan perkiraan kapasitas sebesar 23.965,5 megawatt (MW). PGE sebagai anak perusahaan Pertamina, lanjutnya, mempunyai peran strategis dalam pengelolaan panas bumi dengan beroperasi di 15 wilayah kerja di seluruh Indonesia.
"Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi dan berkontribusi pada transisi negara menuju energi terbarukan, dengan target mencapai 30% energi terbarukan pada tahun 2030," ungkapnya.
Ditegaskannya, keterlibatan PGE dalam energi terbarukan tidak hanya terbatas pada energi panas bumi. Sektor Gas, Energi Baru, dan Terbarukan (GEBT) yang berada di bawah kendali Pertamina bertanggung jawab memberikan arahan, kebijakan, dan strategi bagi seluruh rantai bisnis gas, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan bisnis gas, serta memantau proyek-proyek investasi yang dilaksanakan oleh anak-anak perusahaan.
"Hal ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam mengembangkan dan mempromosikan berbagai bentuk energi terbarukan di Indonesia," pungkasnya.
BACA JUGA