Pemkot Tangsel Raih Penghargaan Inovatif Dalam Aksi Percepatan Penurunan Stunting di Banten
Senin, 21 Oktober 2024 | 15:32 WIB
Dok, istimewa
Kali ini, Tangsel mendapatkan penghargaan sebagai Kategori Inovatif dalam Penilaian Kinerja Pelaksanaan Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Banten Tahun 2024, berdasarkan kinerja tahun 2023.
Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Tabrani menjelaskan bahwa delapan aksi tersebut mencakup berbagai tahapan strategis dalam penanganan stunting, mulai dari analisis situasi hingga penilaian kinerja.
"Penghargaan ini bukan hanya sekadar simbol, tetapi menjadi cerminan dari komitmen kuat kami dalam memberikan yang terbaik bagi masyarakat, khususnya dalam penurunan stunting," ujar Tabrani usai menerima penghargaan, pada Jumat (04/10/2024).
Aksi pertama adalah analisis situasi yang bertujuan untuk menentukan kelurahan yang menjadi fokus penanganan serta memberikan rekomendasi peren- canaan tahun berikutnya.
Kinerja selanjutnya yakni penyusunan rencana kegiatan intervensi tahun depan, diikuti dengan rembuk stunting sebagai aksi ketiga yang menggalang komitmen lintas sektor dalam penanganan stunting.
Sementara, aksi keempat mencakup penyusunan regulasi daerah terkait percepatan penurunan stunting, yang di Tangsel diwujudkan melalui Peraturan Wali Kota No. 10 Tahun 2021.
"Optimalisasi pemberdayaan kader pembangunan manusia, manajemen data, publikasi hasil pengukuran dan penimbangan, serta review kinerja penanganan stunting juga termasuk dalam aksi yang dinilai," tambahnya.
Implementasi dari delapan aksi tersebut telah berjalan efektif di Tangsel. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan rembuk stunting, yang diadakan secara simultan dengan tahapan perencanaan.
Selain ketepatan waktu pelaksanaan, inovasi juga menjadi faktor penting dalam penilaian. Tangsel dikenal memiliki berbagai program inovatif dalam percepatan penurunan stunting, salah satunya adalah program "Ngider
Sehat" yang mendekatkan akses layanan kesehatan bagi sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Program ini mendapat apresiasi karena dinilai sangat efektif dalam memberikan layanan kesehatan langsung ke masyarakat yang membutuhkan.
Tabrani menambahkan bahwa penghargaan ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh pihak, termasuk kader posyandu, kader PKK, Tim Pendamping Keluarga, serta lintas sektor lainnya.
"Semoga penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan upaya dalam menangani stunting di Tangsel, serta memberikan contoh bagi daerah lain di Provinsi Banten," tutupnya.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan inovasi dalam pelayanan, Kota Tangerang Selatan semakin mengukuhkan posisinya sebagai daerah yang serius dalam menanggulangi stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Stunting Tinggal 9,2 Persen
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) terus melakukan berbagai upaya dalam menekan angka stunting di wilayahnya. Baik melalui intervensi spesifik dan sensitif berbagai langkah preventif baik upaya preventif hingga pemeriksaan kesehatan untuk ibu hamil semakin masif dilakukan.
Berbagai upaya tersebut berhasil membawa angka stunting di Tangerang Selatan mengalami penurunan drastis. Angka stunting di Tangsel sempat menyentuh 19,9 persen dan saat ini mampu diturunkan hingga 9,2 persen.
Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan posisinya sebagai (Kadinkes) Tangsel, dr. Allin Hendalin Mahdaniar pada Senin (30/09/2024) terkait penurunan stunting harus terus dilakukan, bahkan sampai tidak ada lagi kasus stunting.
Oleh karenanya untuk menuju wilayah yang bebas stunting, kolaborasi berbagai lintas sektor harus terus diupayakan dan diperkuat.
"Ada beberapa hal yang harus terus dilakukan dan dilanjutkan. Misalnya kunjungan rumah oleh tim Ngider Sehat, pelaksanaan pos gizi di seluruh kelurahan, hingga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal bagi balita dan ibu hamil," ucapnya.
Bahkan soal PMT lokal sampai bulan Agustus, telah diberikan ke 1.024 balita (72,01%) naik berat badan, 585 balita perbaikan status gizi atau sebesar (41,14%).
Tak hanya itu, secara detail dijelaskan olehnya langkah-langkah lainnya dalam menekan angka stunting. Seperti, rujukan balita stunting, wasting dan weight filtering ke rumah sakit rujukan, edukasi kepada masyarakat terkait 1.000 hari pertama
Lalu, pelatihan skrining deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan pemberian makan balita dan anak pra sekolah bagi tenaga kesehatan, kader dan guru sekolah. Skrining anemia juga dilakukan untuk remaja putri.
"Kita berikan juga tablet tambah darah bagi remaja putri dan calon pengantin. Lalu, rujukan remaja putri anemia ke rumah sakit," terangnya.
Upaya lainnya dengan membentuk kader remaja DoReMiFaSolLaSiDo (Duta Rema Anti Anemia, Fahami Sobat Langkah Awal Sehat Dari Diri Sendiri) sebagai agen penggerak dalam kegiatan aksi bergizi di sekolah dengan mengkampanyekan minum tablet tambah darah.
"Pembentukan tim asuhan gizi di Puskesmas dan Rumah Sakit. Dipenuhi pula alat antropomentri di Posyandu," ucapnya.
Bahkan, Dinkes Tangsel melakukan skrining dan deteksi dini ibu hamil berisiko tinggi dan bayi balita risiko tinggi. Dimana, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sesuai standar serta pemeriksaan USG dasar oleh dokter umum.
Bersamaan dengan itu semua, Pemkot Tangsel juga memperhatikan soal sanitasi. Bahkan membangun 1.800 tangki septik di tahun 2023 dan 800 tangki septik di tahun 2024.
Upaya yang dilakukan tersebut tentunya juga tak mudah dilakukan. Terutama menghadapi tantangan terkait kesadaran masyarakat dalam hidup sehat dan pemantauan tumbuh kembang balita belum optimal.
Oleh karenanya, ke depan Dinkes Tangsel tak akan berhenti untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menekan angka stunting, termasuk memberikan edukasi dan literasi ke masyarakat tentang stunting.
"Target kedepannya, tentu kita evaluasi kegiatan yang sudah berjalan dan masukan kegiatan ke depan. Serta, memberikan edukasi, literasi ke masyarakat tentang stunting ya," tutup Kadinkes Tangsel. (Adv)
BACA JUGA