TKDN Dalam Jointing & Terminating Nurinda
Jumat, 16 Agustus 2024 | 22:48 WIB
Dok, Istimewa
Bagi Nurinda, upaya ini bukan hanya untuk memenuhi kebijakan pemerintah, tetapi juga untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kemandirian energi bagi bangsa. Suwardi Setiawan, Direktur Utama PT Nurinda mengatakan komitmen perusahaan terhadap kebijakan pemerintah yang mengharuskan peningkatan TKDN di sektor kelistrikan.
"Kami percaya bahwa memproduksi komponen kelistrikan di dalam negeri akan membawa dampak positif yang signifikan, baik dalam hal penciptaan lapangan kerja maupun penguatan ekonomi nasional," ujar Suwardi Setiawan menjawab TrustNews.
Ditegaskannya, Nurinda ingin memastikan bahwa produk yang diberi label "Made in Indonesia" benar-benar diproduksi di Indonesia, bukan hanya dirakit dari komponen impor. Hal ini penting untuk mendorong inovasi lokal dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
"Kelistrikan Indonesia harus diimbangi dengan komponen lokal (baca: TKDN) yang kuat. Hal ini bukan sekadar tentang produk dalam negeri, tetapi tentang produksi yang benar-benar dilakukan di Indonesia," ujarnya.
Hanya saja diakui Suwardi, penentuan definisi "produksi dalam negeri" di Indonesia menghadapi tantangan besar yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak terkait.
Meskipun konsep ini tampaknya sederhana, penerapannya sering kali menjadi masalah ketika produk yang dirakit di Indonesia menggunakan bahan baku dari luar negeri, sehingga memunculkan pertanyaan tentang keaslian kontribusi lokal.
"Saat APPI (Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia) mengundang Kemenperin muncul pertanyaan karena ada website yang memiliki TKDN 2%. Saya bilang kalau 2%, saya impor telur dari luar negeri. Sampai sini saya ganti kardusnya lalu saya klaim sebagai produk Indonesia. Apakah ini definisi yang tepat dari produksi dalam negeri," paparnya.
Dalam pertemuan dengan Kemenperin itu, lanjutnya, terjadi dialog dan mencari solusi pentingnya mendefinisikan produksi dalam negeri dengan benar.
"Harapan kami adalah agar semua pihak bisa sepakat mengenai definisi yang akan mempengaruhi kebijakan dan strategi ekonomi kita. Sehingga perekonomian domestik dapat berkembang lebih baik, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," paparnya.
Terkait kabel bawah tanah, Suwardi mengungkap, seiring dengan pesatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia, kebutuhan akan jaringan kabel bawah tanah yang efisien semakin mendesak.
Jointing and Terminating, sebagai komponen penting dalam jaringan kabel bawah tanah, memainkan peran krusial dalam memastikan keandalan dan keamanan sistem kelistrikan. Dalam konteks ini, produk lokal seperti yang diproduksi oleh NURINDA menawarkan solusi yang sangat bermanfaat," ujarnya.
Menurutnya, keunggulan Jointing and Terminating buatan Nurinda yakni harga yang lebih terjangkau. Ini dikarenakan Jointing and Terminating Nurinda diproduksi di dalam negeri. Sehingga harga yang ditawarkan lebih kompetitif dibandingkan dengan produk impor.
Kemudian, umur pakai yang optimal. Produk Jointing and Terminating NURINDA dirancang dengan proses ekspansi dan penyusutan yang cermat.
Selanjutnya, responsif terhadap permintaan lokal. Sebagai produsen lokal, NURINDA mampu merespons permintaan dengan lebih cepat. Produk dapat diproduksi dan dikirim sesuai dengan kebutuhan proyek, mengurangi waktu penyimpanan dan memastikan performa yang optimal.
Investasi dalam teknologi modern. NURINDA telah melakukan investasi besar dalam teknologi dan mesin untuk memproduksi Jointing and Terminating berkualitas tinggi. Meskipun biaya investasi ini tinggi, potensi pasar domestik yang besar memberikan dorongan untuk terus berinvestasi dalam inovasi.
"Terutama dukungan terhadap ekonomi lokal, Dengan memilih produk lokal, pelanggan juga mendukung industri dan tenaga kerja di Indonesia. Ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan pada produk impor," pungkasnya.
BACA JUGA