Peran Stategis BPVP Banyuwangi Dalam Mengentaskan Pengangguran Dan Kemiskinan
Senin, 15 Juli 2024 | 12:25 WIB
Arsad bertekad, para lulusan BPVP Banyuwangi harus menjadi sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keterampilan dan skill yang benar-benar siap pakai dalam dunia kerja dewasa ini.
Apalagi, salah satu fungsi BPVP atau BLK yang banyak diketahui masyarakat adalah bisa menjadi pionir yang mampu menciptakan SDM unggul dan siap kerja, terutama dalam menghadapi tantangan di era digitalisasi dan sosialisasi. Hal inilah yang menjadikan Arsad kuat berkomitmen agar lembaga pendidikan yang dipimpinnya mampu menjawab harapan banyak pihak, khusus masyrakat dewasa ini.
“Saya terobsesi untuk berinovasi dalam program yang saya anggap sangat strategis, yaitu peran BPVP Banyuwangi dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan.Kenapa itu penting? Karena saya menganggap, Banyuwangi yang merupakan daerah Tapal Kuda itu masuk kategori sebagai wilayah yang tingkat kemiskinannya masih tinggi. Untuk itu BPVP Banyuwangi harus punya kebijakan dan strategi untuk melakukan upaya untuk mengentaskan kemiskinan,” terang Arsad kepada Trustnews dalam kesempatan wawancara khusus belum lama ini.
Salah satu salah satu instrumen yang bisa dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan dengan mengurangi jumlah pengangguran. Karena salah satu penyebab utama terjadinya kemiskinan adalah pengangguran. Pengangguran juga terjadi di masyarakat, karena tidak memiliki skill dan keterampilan yang memadai.
Sehingga, dengan intervensi, pelatihan yang berbasis kompetensi yang dilakukan oleh BPP Banyuwangi, beserta dengan seluruh UPTD-UPTD dan BLK-BLKK yang ada di wilayah pembinaannya, termasuk dengan LVKS-LVKS berjalan maksimal, ternyata mampu mengintervensi jumlah pengangguran plus kemiskinan di Banyuwangi.
“Saya yakin dan percaya itu bisa. Sehingga, peran dan obsesi yang besar itu adalah mewujudkan, peran strategis BPVP Banyuwangi dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan,” tambahnya.
Peran lain yang tidak kalah penting untuk dilakukan,dengan meningkatkan kerjasama dengan beberapa stakeholder dalam hal ini, forum komunikasi lembaga pelatihan kerja dan industri, untuk ikut dalam terlibat aktif untuk menyangkut masalah penempatan, para peserta, serta alumni.
Arsad tidak menghendaki betul,kalau BPVP Banyuwangi mencetak banyak alumni,tapi penempatannya tidak jelas. Situasi ini tentunya akan berpotensi untuk melahirkan pengangguran baru yang bersertifikat.
Sehingga, upaya strategis yang dilakukan untuk mencegah hal itu terjadi, BPVP Banyuwangi juga berkoordinasi dengan forum komunikasi lembaga pelatihan industri. Tujuannya untuk memaksimalkan peran dunia usaha dan dunia industri untuk menempatkan para alumni tersebut.
Kemudian, kata Arsad BPVP Banyuwangi juga melakukan MoU dengan pihak perbankan, agar ketika para alumni yang telah dilahirkan, termasuk yang dicetak UPTD dan LPKS-LPKS memungkinkan untuk mendapatkan modal usaha di pihak perbankan.
“Setelah saya amati ternyata di Banyuwangi ini banyak potensi yang bisa kami kembangkan seperti pariwisata, pertanian dan perikanan. Jadi kami minta ke pusat untuk mengadakan workshop pertanian dan perikanan untuk memaksimalkan potensi yang ada di Banyuwangi,” tambahnya.
Arsad juga melihat di Banyuwangi banyak pondok pesantren. Targetnya untuk menjadikan santri dan pemuda, untuk dilatih menjadi figur yang multi talent, dengan memberikan pengetahuan skill dan keterampilan kepada santri agar mereka dapat bersaing, bergerak dalam segala aspek kehidupan khususnya di era industrialisasi, digitalisasi, dan globalisasi. “Dalam proses rekrutmen, saya melibatkan santri yang memiliki keinginan dan semangat kuat untuk mengembangkan potensi-potensi yang mereka butuhkan. Selain potensi mengaji, yasinan, shalawatan, kita ingin memberikan keterampilan mengenai kebutuhan dunia industri saat ini, termasuk meningkatkan skill pemuda putus sekolah,” tambah Arsad lagi meyakinkan.
Harapannya, BLK Banyuwangi juga bisa berkontribusi aktif dalam memberikan skill baru bagi pemuda-pemuda yang saat ini menganggur. Seperti diketahui, Kabupaten Banyuwangi ini mengalami tingkat kemiskinan extreme. Penyebabnya menurut Arsad, karena banyak penduduknya yang menganggur akibat tidak memiliki keahlian, tidak berketerampilan dan minim berpendidikan. “Mungkin setelah mereka kita latih dan diarahkan ke dunia industri, mungkin ini bisa menjadi solusi dalam mengatasi tingkat kemiskinan dan pengangguran di Banyuwangi,” harap Arsyad.
BACA JUGA