Tradisi Unik Perang Obor di Jepara
Senin, 27 Mei 2024 | 13:55 WIB
Dok, Istimewa
Ki Babadan dan Ki Gemblong merupakan legenda masyarakat Jepara. Ki Babadan merupakan tokoh yang dikenal memilki banyak hewan ternak, sedangkan Ki Gemblong merupakan si penggembala. Kisah Perang Obor ini dimulai ketika
legenda Ki Gemblong. Konon, dulu di Desa Tegalsambi, tinggal seorang pria kaya bernama Mbah Babadan, dikenal memiliki banyak hewan ternak berupa kerbau dan sapi. Singkat cerita, suatu waktu Ki Babadan marah kepada Ki Gemblong karena sempat kedapatan tidak mengurus gembalanya dengan baik. Ki Babadan marah dan memukul Ki Gemblong menggunakan pelepah kelapa yang sudah dibakar. Tidak terima dengan pukulan itu, Ki Gemblong balas memukul menggunakan pelepah kelapa yang sudah dibakar. Alhasil, terjadilah Perang Obor, yang membuat kandang ternak habis terbakar dan besarnya api membuat semua hewan ternak milik Ki Babadan melarikan diri.
Upacara tradisional Obor-Oboran yang dilaksanakan hingga saat ini memiliki kekhasan dan keunikan yaitu prosesi rentang waktu yang panjang selama tiga hari berturut-turut, dengan puncaknya Perang Obor yang dilakukan oleh sejumlah para pemain.
Atas keunikan yang terkandung di dalamnya, Perang Obbor sendiri telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.
“Kalau boleh, nanti perang obor ini kita tampilkan juga di lokasi pariwisata seperti pantai, untuk menarik minat wisatawan yang lebih luas. Secara khusus, saya juga meminta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berkolaborasi dan Dinas Komunikasi dan Informatika, untuk membranding perang obor, sebagai ikon pariwisata Jepara. ” kata Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyana.
Selain merupakan budaya khas daerah, tradisi ini juga merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih masyarakat setempat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan anugerah panen yag dberikan kepada mereka. Tentunya ini sangat menarik untuk dinikmati oleh para wisatawan, dan berpotensi untuk dikembangkan dan dikemas menjadi wisata budaya yang sangat menarik.
Edy Supriyana kepada masyarakat Desa Tegalsambi mengapresiasi positif, atas upayanyya merawat tradisi turun temurun tersebut. Untuk itu, dirinya meminta kepada seluruh masyarakat agar selalu melestarikan, mengembangkan, serta mengenalkan tradisi dan nilai-nilai luhur sejarah, serta budaya lokal kepada masyarakat luas, baik lokal maupun mancanegara. Pihaknya pun siap mendukung upaya-upaya pelestarian budaya, dengan harapan mampu menjaring wisatawan lebih banyak lagi ke Kabupaten Jepara.
BACA JUGA