Upaya Rebranding BPVP Sidoarjo
Senin, 13 Mei 2024 | 17:27 WIB
Dok, Istimewa
Aiza Akbar, Kepala BPVP Sidoarjo, mengatakan, BPVP Sidoarjo tengah mengupayakan rebranding BPVP, dimana wajah BPVP Sidoarjo akan berubah dengan kejuruan flagship bidang manufaktur dan perkantoran. "BPVP Sidoarjo harus berupaya untuk menjadi instansi pelatihan kerja yang kredibel dan mampu menyediakan SDM Kompeten di bidang manufaktur dan perkantoran, sesuai kebutuhan pasar kerja di wilayah kerjanya," ujar Aiza Akbar kepada TrustNews.
"Kami juga bersyukur dengan adanya dukungan kuat dari Ditjen Binalavotas untuk selalu berkembang dan menjadi institusi pelatihan yang lebih baik di wilayah Jawa Timur," tambahnya.
Dalam pelatihan ini, menurut dia, peserta mendapatkan modul, materi, bahan pelatihan, makan siang, uang harian, dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. Setelah mengikuti pelatihan ini selanjutnya mereka mendapatkan sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Untuk kejuruan forklift yang lulus mendapatkan Surat Izin Operasi (SIO) dan semua peserta akan mendapatkan kartu pencari kerja sehingga bisa dimonitor serta didukung pemerintah daerah untuk mendapatkan pekerjaan.
"Dengan sertifikasi kompetensi, AK-1 dan SIO bagi peserta pelatihan forklift, maka diharapkan lebih mudah menemukan pekerjaan di dunia industri mengingat saat pelatihan tersebut dibuka, kami sudah petakan kebutuhan industri dan alumni BPVP mendapatkan prioritas di beberapa perusahaan," katanya.
Menurutnya, melihat wilayah kerja BPVP Sidoarjo berada di wilayah ring 1 Jawa Timur dengan upah minimum di atas Rp4,6 juta, tentunya pelatihan-pelatihan yang sinkron dengan pasar kerja adalah pelatihan level menengah-tinggi.
"Untuk itu, setiap tahun BPVP Sidoarjo senantiasa merespon dengan mengurangi porsi pelatihan dasar dan memunculkan program-program pelatihan level menengah dan tepat guna," ujarnya.
Ditegaskannya pada saat merencanakan pelatihan, kami berkoordinasi dengan pelaku industri baik melalui FKLPI (Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dan Industri), mitra BPJS Ketenagakerjaan, Kadin, maupun stakeholders terkait lainnya. Sehingga didapat data yang tepat terkait kebutuhan industri (mempertimbangkan kondisi ekonomi, upah minimum, turn over industry dan lain-lain).
"Di wilayah kerja BPVP Sidoarjo, eksistensi industri sangat dipengaruhi oleh besarnya upah minimum. Kami senantiasa meningkatkan level program pelatihan di BPVP Sidoarjo sehingga secara bertahap akan dapat match dengan kebutuhan industri di wilayah kerja kami yang didominasi oleh industri manufaktur dan industri jasa perkantoran," jelasnya.
Aiza menyebutkan, peserta diberi kebebasan untuk mengikuti lebih dari satu kelas atau memilih untuk mengikuti pelatihan sekali saja. Dengan syarat, pilihan kelas harus sejalan dan linear dengan kelas sebelumnya. Ini memberikan kemudahan bagi peserta untuk mengembangkan keterampilan mereka di bidang yang berbeda.
“Lebih dari sekedar pelatihan, BPVP Sidoarjo memiliki tujuan jangka panjang yang mencakup peningkatan angka keterserapan di pasar kerja. Kami berharap dengan memberikan pelatihan yang berkualitas, penerima manfaatnya bisa lebih banyak, menciptakan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi lokal," pungkasnya.
BACA JUGA