KTNA Sebut Bulog Semangat Kalau Impor Beras dan Jagung, Tapi Giliran Serap Gabah Tak Berdaya
Rabu, 03 April 2024 | 09:45 WIB
Dok, Istimewa
Karena itu, Yadi meminta agar Bulog melakukan penyerapan gabah dan jagung secara maksimal ketimbang harus mengejar importasi komoditas lain seperti daging kerbau. Menurut Yadi, gabah dan jagung lebih penting mengingat ketersediaannya sangat diharapkan.
"Bulog ini semangat kalau impor beras dan jagung, tapi ketika diminta serap gabah dan jagung mereka seolah tidak berdaya, ada apa?" ujar Yadi, Rabu, 3 April 2024.
Yadi mengatakan, saat ini para petani tengah menanti pembelian hasil panen rayanya dibeli pemerintah. Mereka khawatir jika tidak diserap maka harga yang ada saat ini semakin jatuh dan terperosok ke titik yang mengkhawatirkan.
"Jangan sampai hal seperti itu terjadi karena jerih payah petani tak dihargai. Kan selama ini Bulog punya tugas dan fungsi menyerap, ya lakukan saja penyerapan," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan ijin impor daging kerbau tahun 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen PKH Syamsul Ma’arif mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada tanggal 28 Maret 2024 telah diputuskan bahwa ijin impor hanya diberikan pada PT. Berdikari dan PT. PPI.
Syamsul mengatakan bahwa sebenarnya saat ini beban Bulog juga sangat berat. Untuk menyerap hasil panen jagung dan gabah petani saja tidak sanggup, sehingga sebaiknya tidak menambah beban perusahaan.
“Importasi jutaan ton beras saat ini sepertinya belum maksimal. Begitu pula serap jagung masih macet. Sebaiknya fokus bisnisnya membantu petani dalam negeri. Toh impor daging kerbau juga dilakukan oleh BUMN juga,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta Bulog memperkuat penyerapan dan distribusi hasil panen raya petani. Bulog diharapkan mampu membeli gabah panen dengan harga yang menguntungkan bagi para petani. Saat ini Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas yang ditargetkan adalah padi dan jagung sebagai komoditi strategis nasional.
"Jangan sampai kita terlalu bersemangat pada impor daging kerbau tapi serap gabah dan jagung hasil panen raya petani malah tidak berdaya," tutupnya.
BACA JUGA