PT BPR Serang (Perseroda) Tak Gentar Bersaing Dengan Bank Umum Dan Fintech
Minggu, 14 Januari 2024 | 13:07 WIB
Dok, Istimewa
Bank-bank umum memberikan juga pembiayaan kredit mikro dan yang UKM (Usaha Kecil dan Menengah) menjadi lahan bisnis BPR. Dengan skala usaha dan jaringan kantor yang luas, maka BPR harus menghadapi kompetisi pemain-pemain besar yang juga diantaranya merupakan bank-bank BUMN;BPR pun mengalami kondisi keterdesakan akibat perkembangan teknologi digital berkembang sangat cepat. Terutama dalam penggunaan layanan digital perbankan yang terus mengalami pertumbuhan.
Teknologi mampu meningkatkan produktivitas, mempercepat proses/layanan dan meningkatkan efisiensi. Salah satu kemajuan di dunia teknologi digital adalah kemunculan perusahaan-perusahaan fintech peer to peer lending yaitu perusahaan pembiayaan berbasis aplikasi yang lazim di sebut pinjaman online.
Perkembangan fintech ke depan bisa menjadi ancaman bisnis perbankan dengan kemudahan, kecepatan serta persyaratan persyaratan lainnya yang lebih sesuai dengan keinginan konsumen. Pertumbuhan bisnis pinjaman dengan porsi kualitas kredit yang tinggi seharusnya menjadi salah satu pertimbangan BPR untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi dengan mengadopsi model bisnis yang sama agar pasar kredit bisa dimanfaatkan secara maksimal. BPR juga perlu melihat area-area yang bisa di jangkau untuk bisnis BPR saat ini dan ke depan.
"Perubahan teknologi adalah suatu kekuatan penting yang mempengaruhi kinerja dan posisi daya saing perusahaan," papar Dadi Suryadi, Direktur Utama PT BPR Serang (Perseroda), dalam melihat posisi BPR/BPRS dalam arus perubahan zaman kepada TrustNews.
Sebagai BPR beraset Rp500 miliar hingga kurang dari Rp1 triliun, menurutnya, BPR Serang bersikap konservatif (berhatihati) dalam mengikuti arus perubahan zaman yang sedemikian cepat, khususnya teknologi digital.
"Penerapan digitalisasi dalam bertransaksi di BPR tetap mengedepankan kompetensi sumber daya manusia (SDM)," ungkapnya.
Dia tak memungkiri bahwa teknologi digital akan memudahkan manajemen dalam meningkatkan operasional layanan. Hanya saja, perusahaan melihat perlu adanya peningkatan kompetensi sumber daya manusia untuk mendapatkan ilmu TIK dengan mengirim ke pelatihan-pelatihan yang digelar Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo).
"Persiapan kami dalam menghadapi digitalisasi yang pertama mungkin mempersiapkan SDM yang mumpuni, karena kenapa? Semua di BPR itu dari manual ke digitalisasi, kita harus siapkan itu,” jelasnya.
Sedangkan dalam menghadapi tekanan dari lembaga keuangan lain, menurutnya, BPR Serang menerapkan beberapa strategi. Yakni melakukan kerjasama dengan dinasdinas yang mempunyai Pegawai Non ASN/ Honorer.
Kemudian melakukan kerja sama dengan Inspektorat Kabupaten Serang, Kejaksaan Negeri Serang dan Advokat untuk penanganan Kredit Bermasalah, melakukan Kerjasama dengan Bank-Bank Payroll untuk melakukan Bantuan Pemotongan Kredit, melakukan ekspansi kredit ke wilayah yang belum terjangkau BPR Serang seperti Kabupaten Tangerang, Balaraja, Lebak dan lain-lainya.
Termasuk memfasilitasi Penyaluran Kredit/Pembiayaan bagi Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), mempublikasikan dan mengkampanyekan program literasi dan Inklusi keuangan serta Perlindungan Konsumen, melakukan Kerjasama dengan Diskoperindag terkait data UMKM dan Usaha baru yang mempunyai potensi untuk mendapatkan pembiayaan atau pemanfaatan fasilitas jasa keuangan.
Sebagai BPR terbesar di Serang, menurutnya, BPR Serang juga memiliki tanggung jawab yang besar kepada nasabahnya dan pemegang saham, karena itulah BPR Serang harus mampu memenuhi preferensi nasabah terhadap layanan perbankan ke depan.
"Layanan yang lebih mengutamakan kecepatan, kemudahan, keamanan dan dapat bertransaksi tanpa dibatasi ruang serta waktu, tentu menjadi harapan bagi BPR Serang untuk mewujudkannya," ujarnya.
"Termasuk juga memenuhi tata kelola yang optimal, kualitas dan kuantitas SDM yang memadai, serta ketersediaan infrastruktur teknologi," pungkasnya.
BACA JUGA