Bantu Kemajuan Pertanian Karet Desa Pagardewa, PGN Gandeng Masyarakat Kembangkan Pupuk Organik Dewa Pupuk
Senin, 02 Oktober 2023 | 18:15 WIB
Dok, Istimewa
PGN menjalin kemitraan dengan Koperasi Padetra Artomulyo, sebuah organisasi lokal di Desa Pagar Dewa, untuk memberikan pelatihan kepada para petani karet tentang cara membuat pupuk organik dari hewan ternak yang diberi nama Dewa Pupuk.
Berdasarkan penelitian terdahulu, urin yang dihasilkan oleh hewan ternak sebagai produk metabolisme tubuh memiliki nilai yang sangat menguntungkan bagi tanaman, terutama karena mengandung kadar N dan K yang tinggi. Selain itu, urin hewan ternak mudah diserap oleh tanaman dan mengandung hormon-hormon yang mendukung pertumbuhan tanaman. Kelinci memiliki kandungan unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan kambing dan sapi. Sayangnya, peternak kelinci di Desa Pagar Dewa tidak ada. Oleh karena itu, PGN memilih kambing yang memiliki unsur hara yang lebih baik daripada sapi.
PGN bekerjasama dengan Koperasi Padetra Artomulyo (Pokja Pupuk) untuk memproduksi Dewa Pupuk dan peternak kambing yang berperan dalam pengumpulkan urin kambing. Beberapa anggota koperasi merupakan peternak kambing dan siap berkomitmen mendukung program pembuatan pupuk organik. Selain pengambilan urin kambing dari anggota koperasi, perusahaan bekerjasama dengan koperasi untuk menampung urin kambing dari masyarakat Desa Pagar Dewa. Urin yang sudah dikumpulkan kemudian melalui proses fermentasi hingga menjadi pupuk organik cair, Dewa Pupuk.
Produk Dewa Pupuk sudah ada hasil uji laboratorium. Adanya uji laboratium produk Dewa Pupuk merupakan komitmen perusahaan mengembangkan produk pupuk organik (POC). Uji laboratorium produk Dewa Pupuk merupakan kerjasama PGN dengan Politeknik Negeri Sriwijaya.
“Dalam implementasi program pemberdayaan petani karet, perusahaan berkolaborasi dengan masyarakat untuk mengubah masalah menjadi solusi masalah lain (problem to problem solving),” ujar Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama di Jakarta, (02/10/2023).
Urin kambing yang biasanya menjadi limbah dan belum dimanfaatkan (masalah), digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik (solusi dari permasalahan pupuk).
Manfaat langsung yang dirasakan oleh para petani karet di pagar Dewa adalah kembalinya proses pemupukkan kebun karet mereka yang telah berhenti sejak tiga tahun belakang. “Pupuk yang diproduksi oleh koperasi ini menjadi angin segar bagi kami untuk kembali memupuk kebun kami yang telah lama kering oleh pupuk,” ungkap Tugiwan, salah satu petani karet yang merasakan manfaat dari produksi Dewa Pupuk.
Permasalahan lainnya adalah beberapa petani mengalami kesulitan dalam memperoleh pupuk yang terjangkau, yang berdampak pada menurunnya produktivitas pertanian mereka. Bahkan beberapa penduduk desa telah menghentikan penggunaan pupuk selama tiga tahun terakhir karena alasan biaya.
Dewa Pupuk yang dijual dengan harga Rp 500.000,- per 20 Liter atau ukuran 1 jeriken sangat menekan biaya pemupukkan kebun karet. Jika sebelumnya untuk luas kebun karet 1 hektar, petani harus mengeluarkan uang sebesar Rp3.500.000,-. Sementara itu, dengan menggunakan Dewa Pupuk, biaya yang dikeluarkan petani hanya sebesar Rp 500.000,-.
Besar harapan PGN dan koperasi sebagai produsen Dewa Pupuk agar Dewa Pupuk dapat digunakan oleh seluruh petani karet di Pagar Dewa. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengembalikan kualitas dan kuantitas hasil panen karet yang sangat berdampak pada kesejahteraan petani karet di Pagar Dewa.
"Kami sadar akan pentingnya karet, bagi komoditas ekspor Indonesia untuk berbagai produk seperti ban kendaraan, suku cadang otomotif, dan sebagainya. Melihat potensi besar dari kemajuan pertanian karet di Desa Pagar Dewa, program Dewa Pupuk ini sejalan dengan tanggung jawab kami terhadap lingkungan dan masyarakat setempat di wilayah operasi kami. Ini juga sebagai komitmen kami untuk meningkatkan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dengan perusahaan sesuai dengan visi dan misi Perusahaan termasuk dengan petani karet lokal,” ujar Rachmat.
BACA JUGA