Bukan Perempuan Biasa

TN, trustnews.id
Selasa, 30 Juli 2019 | 07:59 WIB


Bukan Perempuan Biasa
Valentina Tereshkova
Ada begitu banyak perempuan hebat dengan berbagai hasil kerja yang mengubah wajah dunia. Sayangnya tenggelam dalam dunia maskulinitas. 

Sejumlah nama perempuan menyeruak dan memberikan pengaruh besar pada dunia. Hanya saja, dalam dunia maskulin, nama-nama mereka tenggelam, bahkan terlupakan. Meski yang dihasilkannya tak sedikit yang mengubah wajah dunia.
Menyebut nama Valentina Tereshkova akan terdengar asing, dibandingkan Yuri Gargarin atau Neil Amstrong. Padahal bila melihat catatan yang ditorehkan sangat luar biasa. Tereshkova merupakan perempuan pertama yang meluncur ke luar angkasa  dengan kapalnya, Vostok 6, pada 16 Juni 1963.
Dia pun sukses mengelilingi bumi 48 kali dalam waktu 70,8 jam, hampir 3 hari. Sekembalinya ke bumi, Tereshkova mendarat dengan terjun payung dari ketinggian 20.000 kaki.
Sementara, Yuri Gagarin, hanya sempat mengelilingi bumi satu kali dan sebelum Tereshkova juga ada empat astronot Amerika yang bila dijumlahkan pencapaian mereka mengelilingi bumi, para pria itu hanya mengitarinya sebanyak 36 kali. 
Nama lain yang mengguncang dunia adalah Maria Salomea Skłodowska atau dikenal dengan Marie Curie setelah menikah dengan ilmuwan Prancis Pierre Curie.
Terlahir di Warsawa, Poladia pada 6 November 1867, Marie merupakan perempuan pertama yang mendapat Nobel. Tak hanya itu, dia pun  tercatat orang pertama yang mendapatkan dua Nobel dalam dua bidang berbeda, yaitu fisika dan kimia.
Nobel di bidang fisika diraihnya tahun 1903, bersama Antoine Henri Becquerel yang menemukan radioktivitas spontan. Pada 1911 Marie Curie kembali mendapatkan penghargaan Nobel kali ini di bidang kimia atas penemuan senyawa radium dan polonium.
Dari benua Asia, terdapat nama Chien-Shiung Wu. Wanita kelahiran Tiongkok pada tahun 1912 ini, direkrut untuk bergabung dengan Manhattan Project, Columbia University, yang merupakan proyek rahasia militer dalam mengembangkan bom atom. Ia bekerja mengembangkan bijih besi uranium yang akan digunakan sebagai bahan bakar peledak.
Hasilnya, Wu tercatat sebagai ilmuwan perempuan yang menemukan bom atom, sekaligus perempuan pertama yang menerima Piala Cyrus B. Comstock dari US National Academy od Science.
Bukan hanya itu saja, Wu menjadi wanita pertama yang berhasil masuk ke American Physical Society, wanita pertama yang mendapat penghargaan honorary doctorate dari Universtiras Princeton dan wanita pertaman penerima Medal of Science, yang merupakan penghargaan sains tertinggi di negara.
Jauh sebelum itu, ada  Caroline Lucretia Herschel, astronom Inggris kelahiran Jerman pada 16 Maret 1750 ini,  Pada 1783, bersama William, kakak yang juga penemu planet Uranus pada tahun 1781,  memulai survei 20 tahun langit malam dan mempelajari setiap bagiannya. Menggunakan teleskopnya, William mengamati langit yang kemudian dicatat oleh Caroline.
Akhirnya, mereka mengumpulkan 2.500 nebula dan cluster bintang baru ke dalam daftar, yang akhirnya diperbesar dan diganti namanya menjadi "New General Catalogue” (NGC). Banyak objek non-bintang yang teridentifikasi dari daftar NGC mereka.
Pada 26 Februari, Caroline menemukan sebuah cluster terbuka yang dikenal saat ini sebagai NGC 2360. Ia juga menemukan 14 nebula baru, termasuk NGC 205, pendamping Galaksi Andromeda.
Pada 1 Agustus 1786, Caroline mengidentifikasi sebuah benda yang melayang perlahan melalui langit malam. Ia kembali melakukan pengamatan di malam berikutnya dan segera memberitahu para astronom lain melalui surat untuk mengumumkan penemuannya dan menginformasikan mereka tentang metode sehingga mereka dapat mempelajarinya. Berkat temuan ini, Caroline telah menjadi perempuan pertama yang menemukan sebuah komet.
Perempuan hebat lainnya, Barbara McClintock. Lahir pada tanggal 16 Juni 1902 di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat, diakui sebagai salah satu peneliti genetika paling berpengaruh pada abad ke-20. 
Pada 1927, Barbara mendapat gelar doktor bidang botani di Universitas Cornel. Setelah mendapat gelarnya itu, Barbara mulai mengembangkan pemahaman tentang kromosom sebagai basis dari keturunan. Ia pun menemukan nucleolar organizer dari kromos, yaitu suatu struktur yang membentuk susunan material genetic ketika pembelahan sel.
Penemuan yang melampaui pemahaman para peneliti di zamannya, sehingga tidak ada yang dapat menjelaskan hasil penelitiannya itu selama hampir 30 tahun berikutnya.
Pada 1983, ia menjadi wanita pertama yang menerima Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran. Barbara McClintock pernah disebut sebagai ahli genetika terpenting yang disandingkan dengan Gregor Mendel dan Thomas Hunt, oleh penemu DNA, James Watson.
Ada juga  Mary Anning, pemburu fosil yang terkenal di abad ke-19. Perempuan yang lahir pada tanggal 21 Mei 1799, ini berhasil menemukan beberapa spesimen dinosaurus yang merupakan awal dari paleontologi, disiplin ilmu yang mempelajari mengenai sejarah kehidupan di bumi dan tanaman serta hewan purba berdasarkan fosil yang ditemukan.
Salah satu penemuan Anning yang fenomenal adalah tulang belulang Ichthyosaur pertama yang sukses diidentifikasi - ditemukan bersama saudaranya, Joseph ketika ia berusia 12 tahun.
Selain itu ada  Lise Meitner, lahir pada tahun 1878 di Vienna, Austria, Meitner memiliki nama elemen kimia bernama meitnerium atas sumbangannya kepada ilmu nuklir.
Meitner menghabiskan sebagian besar karir ilmiahnya di Berlin, Jerman, di mana dia adalah seorang profesor fisika dan kepala departemen di Institut Kaiser Wilhelm ; Dia adalah wanita pertama yang menjadi profesor fisika di Jerman. Dia kehilangan posisi ini pada tahun 1930an karena Undang - undang Nuremberg Nazi Jerman yang anti-Yahudi, dan pada tahun 1938 dia melarikan diri ke Swedia, di mana dia tinggal selama bertahun-tahun, akhirnya menjadi warga negara Swedia.
Meitner menerima banyak penghargaan dan penghargaan di akhir hayatnya, namun dia tidak ikut serta dalam Hadiah Nobel Kimia tahun 1944 untuk pembelahan nuklir yang diberikan secara eksklusif kepada kolaborator lamanya Otto Hahn. Pada tahun 1990an, catatan komite yang memutuskan bahwa hadiah dibuka. Berdasarkan informasi ini, beberapa ilmuwan dan jurnalis menyebut dia sebagai pengecualian "tidak adil", dan Meitner telah menerima serentetan penghargaan anumerta, termasuk penamaan unsur kimia 109 sebagai meitnerium pada tahun 1997.